※※※
Minggu pagi, sesuai janji gue sama Kak Yohan, jadi pagi ini gue lagi siap siap buat ketemuan.
Setelah ngerasa cantik dan siap, gue turun ke bawah buat minta anterin Jaemin, mager bos jalan kaki walau deket sih, hehe.
"Weh tumben cantik amat nih, bukan kakak gue pasti," ujar Minhee yang lagi main PS sama Jaemin, tapi masih sempet sempetnya ngelirik ke gue.
Minhee siapa? Oh, dia adik gue sama Jaemin. Dia sekolahnya asrama gitu, jadi di rumahnya pas sabtu minggu aja.
"Yeu gue emang cantik ya dari dulu." ucap gue sambil jitak kepala Minhee, ga terima.
"Jangan bilang lo mau minta anterin." kata Jaemin yang matanya ga lepas dari layar televisi.
Gue ketawa pelan, "Hehe, Jaemin ganteng, anterin gue dong."
"Ogah." jawab Jaemin singkat.
Gue langsung cemberut.
"Mau kemana sih, Kak?" tanya Minhee yang tangannya sibuk mencetin stik PS.
"Ke alun - alun, mau ketemuan sama temen." jawab gue.
"Aelah deket gitu doang ngesot juga nyampe." sahut Jaemin yang langsung mendapatkan free jitakan dari gue.
"Ayo dah gue anter." ucap Minhee.
Senyum gue langsung ngembang.
Tapi luntur lagi pas Jaemin narik tangan Minhee, "Ett, main kabur kabur aja lo."
Minhee hanya bisa pasrah dan duduk lagi.
"Jaemin ih, adeknya mau berbuat baik kok, ga kaya lo yang ga pernah baik sama gue." ujar gue.
"Sembarangan kalo ngomong." sahut Jaemin sambil mukul gue pake remot tv. Bisaan aja nih anak.
"Ahh, bodo amat gue pundung. Awas aja kalo ada yang minta jajan ke gue." ujar gue yang setelah itu jalan keluar rumah.
"Kakak lo tuh." ucap Jaemin.
"Yeu, kembaran lo tuh." sahut Minhee.
"GUE DENGER YA. BACOT." teriak gue sambil ngelempar sepatu ke dalam rumah, tau dah kena apaan, bodo amat.
※※※
Setelah menempuh perjalanan menuju alun-alun dengan jalan kaki, akhirnya nyampe juga. Gue lagi duduk di bawah pohon beringin sekalian ngadem sambil minum es teh, panas bor.
Udah hampir setengah jam gue nunggu, ga ada tanda tanda akan datangnya Kak Yohan, terus gue juga udah ngecek instagram, belom ada notifikasi DM dari Kak Yohan.
Apa jangan-jangan gue ditipu sama penipu berkedok Kak Yohan? Wah wah, sialan sih kalo emang gue ditipu.
Baru mau berdiri buat pergi dari situ, tapi ga jadi karena hp gue tau tau geter.
Ada notifikasi DM. Dari Kak Yohan.
Langsung aja gue buka tuh.
__________________________________________________
yohan.k
Ri?
Lu yang ada di bawah
pohon beringin kan?Eh iya Kak
Udah sampe?Oke
Iya, gue otw ke tempat lu__________________________________________________
Setelah gue read pesan terakhir, gue celingak-celinguk cari keberadaan Kak Yohan.
Ga ada tuh.
Wah, gue beneran diㅡ
"Nunggu lama ya, Ri?" ujar Kak Yohan yang tiba tiba muncul dari belakang gue, dan ofcourse bikin gue kaget.
"Eh, astaga Kak, bikin kaget aja. Padahal gue udah mau pulang lagi nih."
Kak Yohan nyengir, "Hehe, sori tadi gue nganter Mama ke pasar dulu."
Gue ngangguk pelan, "Iya iya selow aja Kak."
"Lo ga berubah ya, masih aja kagetan."
Gue nyengir, "Bakat dari lahir."
"Bakat pala lu botak." kata Kak Yohan ketawa pelan. "Eh btw, apa kabar?"
"Baik kok Kak, lo sendiri?"
"Ga baik, Ri."
"Ha?" tanya gue kebingungan.
"Ga baik sebelum ketemu lo." jawab Kak Yohan yang setelah itu ketawa lagi.
Gue pasang wajah datar, "Bisa ae lu Kak."
"Mau makan ga?" tawar Kak Yohan.
"Yaelah Kak, belom siang ini. Gue juga baru sarapan tadi." jawab gue.
"Yaudah yuk jalan aja."
"Jalan kemana?"
"Kemana aja asal sama kamu mah."
Sumpah deh ini kalau bukan Kakak kelas udah gue jambak.
Gue cuma bisa pasang wajah datar.
"Nonton aja yuk?" ajak Kak Yohan kemudian.
Gue ngangguk, "Yuk. Gue pengen nonton Dilan."
"Ngapain nonton? Kan udah ada Dilannya di depan mata lo."
Izinkan aku untuk menendang ginjal Kak Yohan. Boleh kah?
Tanpa basa basi lagi, gue ikutin Kak Yohan jalan menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Boyfriend || Ha Yoonbin [✔]
Fanfic❝Lu cowo gue apa es batu sih? Dingin amat❞ ©seonoora_2019