18. PERAHU KERTAS 2

15 2 0
                                    

Penaku kian menari nari di atas gurun putih kertas, seakan menggoreskan kata kata yang membelenggu dalam jiwa. Ku tuliskan semua coretan coretan yang pernah singgah di hatiku.
Coretan coretan itu terlalu melelahkan bahkan menyakitkan bagiku, hingga ku lepaskan di lautan kertas dan membiarkan dia berlayar di lautan cintanya.
Harapanku dia juga melayarkan perahu cintanya dilautan hatiku.. Tapi semua itu belum tentu terjadi, karna hembusan angin pun tak selalu sama dengan kehendak nelayan.
Perahu cintaku kian menikmati pelayaran di lautan hati nya tanpa dia sadari. Sedang ku menikmati keindahan cintanya dengan goyangan ombak dan dibawah birunya langit.
Perahu cintaku terombang ambing begitu kencang seakan ku terkalahkan, ternyata ada perahu yang lebih besar yang berlayar di hatinya juga.
Perahu cintaku kini hancur dan tenggelam dalam kesedihan. Hanya kepingan kepingan senyum palsu yang masih mengambang Di permukaan. Aku tersingkirkan, aku terhapuskan, kini aku tinggal kenangan. Tapi akl masih menyimpan Berjuta jangkar cinta untuk ku tancapkan di pelabuhan hatimu.
Tanpa dia tau, bahwa aku yang selalu menginginkannya, bahwa aku yang selalu merindukannya. Tak mungkin aku merusak bilik perahu yang kini berlayar di hatinya. Karna aku hanya penumpang bagi cintanya, bukan nahkoda bagi cintanya. Biarlah saat ini perahu cintaku rusak, suatu saat akan ku bangun kembali dan akan ku layarkan di lautan cinta yang luas dengan bertuliskan kata patah hati dan perahu kertasku berlumuran kata sakit hati.

Aksara Dalam NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang