Rahasia Hujan: 02

5.4K 565 63
                                    

Rahasia Hujan

Chapter 02: Namanya adalah Na Jaemin

.
.
.

Waktu istirahat tiba, Aera pergi ke kantin bersama dua teman barunya. Salah satu dari temannya bernama Hina, Hina itu teman sebangku Aera, sedangkan yang satu lagi adalah Shuhua.

Shuhua itu orang Cina yang menetap di Korea karena Ayahnya mempunyai bisnis di negara ini.

Aera tidak heran sih dengan adanya orang Cina di sekolah ini, toh di sekolah lama saja Aera berteman dengan banyak orang Cina.

Saat ini, Aera dan dua teman barunya sudah ada di kantin. Mereka selesai mengambil makanan yang disediakan sekolah untuk makan siang. Hanya tinggal mencari tempat duduk dan makan, maka semuanya beres.

Namun sebelum itu sesuatu terjadi, Hina ditabrak oleh seorang siswa sampai seluruh makanan yang dibawanya jatuh ke lantai, bahkan baju Hina juga kena.

"Yak!" Hina melotot tajam setelah melihat siapa yang menabraknya. "Punya mata nggak sih? Bisa liat kan? Bego lo ya, udah jelas-jelas gue jalan bawa makan, main tabrak aja. Setan!"

Hina menepuk seragamnya yang terkena makanan, membuat seragam itu kotor. "Liat nih baju gue jadi kotor gara-gara lo." Hina menunjuk kotoran di seragamnya lalu mendorong tubuh orang yang menabraknya cukup keras.

Untung saja siswa itu memiliki keseimbangan yang bagus, jadi ia tidak jatuh ke lantai.

"Heh! Jangan diem aja lo, bisa denger gue kan?" Suara Hina terdengar sedikit menyindir, setidaknya itu yang Aera tangkap di telinganya.

Aera yakin ia tidak salah dengar. Hina seperti tengah menyindir siswa yang menabraknya.

Namun siswa itu tetap tidak menjawab, ia hanya memandangi Hina dengan tatapan memohon maaf.

"Jangan natap gue kayak gitu, gue nggak bakal luluh sama tatapan memohon lo. Gue cuma mau lo ngomong, minta maaf sama gue."

Siswa yang menabrak Hina tetap diam, ia tidak mengeluarkan suara apapun. Namun di matanya masih terlihat tatapan memohon maaf.

"Hin, udah lah jangan diperpanjang. Kita ambil makanan baru lagi aja, kalo soal baju kan bisa dicuci." Aera mencoba menghentikan perdebatan yang sedang terjadi.

Aera melihat siswa yang menabrak Hina tadi seperti tidak ingin meminta maaf. Aera kini tahu, siswa itu mungkin memang sombong.

Terbukti saat pertama kali bertemu di koridor saja, siswa itu tidak menyahuti permintaan maaf Aera dan malah berlalu pergi.

"Nggak bisa Ra, dia tuh harus dikasih pelajaran. Ngeribetin tau nggak sekolah di sini. Mentang-mentang anak yang punya yayasan jadi bisa seenaknya." Hina terus mencerocos panjang lebar, meluapkan semua amarahnya ke siswa yang menabrak tadi.

Aera mengernyit mendengar fakta kalau siswa yang kini tengah diomeli Hina adalah anak pemilik yayasan sekolah.

Pantas saja dia berlaku seenaknya begitu. Walau sorot matanya terlihat memohon maaf, tetap saja kan, permintaan maaf itu harus diutarakan lewat mulut.

[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang