Rahasia Hujan: 19

2.6K 418 71
                                    

Rahasia Hujan

Chapter 19: Bercerita Pada Hujan

.
.
.

Hujan turun deras di senja hari. Meski di atas langit matahari bersinar temaram, mengintip malu-malu dari balik awan, tapi hujan tetap turun membasahi tanah.

Musim semi memang selalu seperti ini. Hujan turun tanpa bisa diprediksi karena air hujanlah yang berperan penting dalam pertumbuhan pohon. Mekarnya bunga di musim semi selalu terjadi saat akar pohon tersiram air hujan. Tanpa hujan, pohon tidak akan bisa bersemi.

Di tengah hujan deras dan senja hari, Jaemin duduk bertekuk lutut, matanya terpejam erat, merasakan setiap tetes air hujan yang mengenai tubuh.

Entah kenapa tetes hujan kali ini terasa sangat menyakitkan baginya. Air hujan seperti jarum kecil yang menusuk setiap kali jatuh ke tubuh Jaemin.

Jaemin merasa hancur, cinta pertamanya berakhir dalam sekejap mata. Bahkan Jaemin belum sempat mengungkapkan perasaan cinta itu, tapi Jaemin sudah kehilangan kesempatan.

Jaemin tidak tahu kalau jatuh cinta bisa semenyakitkan ini. Ia pikir di dalam cinta hanya akan ada kebahagiaan, seperti yang dialami ibu dan ayahnya. Namun Jaemin lupa satu hal, kalau ibu dan ayahnya pasti melewati masa-masa menyakitkan juga dari yang namanya jatuh cinta.

Jaemin itu selalu hidup di dalam rumah selama tujuh belas tahun, ia dituntut hidup sempurna sebagai keturunan keluarga berada sampai dua tahun lalu. Jaemin tidak diperbolehkan menjalin hubungan dengan siapapun, entah itu teman atau pacar.

Bagi ayah Jaemin, hubungan seperti itu tidak ada, apalagi di dalam urusan bisnis dan uang. Hubungan keluarga saja menghilang tanpa bekas kalau sudah menyangkut soal uang. Orang-orang selalu bilang, uang itu tidak mengenal keluarga, saudara, atau teman.

Tapi sesungguhnya, Jaemin tidak mau hidup seperti itu. Jaemin tidak cukup sempurna untuk melakukan semua yang ayahnya pinta sampai ia berdoa pada Tuhan untuk mengambil salah satu yang ia punya di hidupnya. Dan beginilah akhir dari permintaan itu.

Jaemin kehilangan pendengaran, keluarga, sekaligus sahabat terbaik. Lee Jeno.

Isakan keluar dari bilah bibir Jaemin. Rasa sakit dihatinya tidak sebanding dengan semua penderitaan yang Jaemin alami selama dua tahun. Jaemin lebih berharap ia menderita saja dibanding harus patah hati.

"Hujan, kenapa? Kenapa hidupku seperti ini?" Jaemin menutup wajah dengan telapak tangan, menangis meraung di tengah derasnya hujan.

"Aku tidak bisa mendengar dengan telingaku lagi. Aku kehilangan kepercayaan keluargaku. Aku dijauhi sahabatku. Dan sekarang, aku harus merelakan cinta pertamaku pergi. Kenapa hujan? Apa kesalahanku sampai Tuhan memberikan hukuman seberat ini padaku?" Jaemin menurunkan telapak tangan dari wajah, membuka mata.

Jaemin membiarkan wajahnya terkena cipratan air hujan.

"Tuhan, aku masih harus percaya denganmu kan? Engkau tidak mungkin menghukumku seperti ini kan? Apa salahku ya Tuhan?" Jaemin selalu seperti ini, ia sedikit mengubah cara bicaranya ketika sedang berbicara dengan hujan dan Tuhan. Memanggil diri sendiri dengan sebutan aku, bukan saya.

"Aku masih bisa menerima kalau Engkau menambah penderitaanku, tapi kenapa Engkau malah mengambilnya dariku? Aku jatuh cinta, untuk pertama kali dalam hidupku. Aku mencintainya ya Tuhan." Jaemin menengadahkan wajah ke langit, tidak peduli air hujan memasuki matanya yang terbuka lebar.

"Kenapa? Kenapa harus Jeno?" Jaemin terus menangis, air matanya mengalir bersamaan dengan air hujan.

Jaemin berada di bawah hujan selama lebih dari tiga puluh menit, ia tidak peduli akan jatuh sakit atau pingsan setelah ini, Jaemin berpikir ini satu-satunya cara ia menyembuhkan luka di hati.

[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang