Rahasia Hujan
Chapter 06: Kisah Jaemin
.
.
.
"Jadi Jaemin tuli?" Yena menutup mulutnya. "Woah, woah. Kenyataan macam apa itu." Raut wajah Yena dengan jelas menampakan ketidakpercayaan."Kamu pasti bohong kan." Yena menunjuk-nunjuk Aera tepat di depan wajah. Yena rasa Aera berbohong kalau Jaemin itu tuli.
"Aku tidak bohong, Yen." Aera bangkit dari duduk, membuka laci meja di samping tempat tidur. Aera mengeluarkan sesuatu dari dalam laci.
"Apa itu?" tanya Yena penasaran.
Raut wajah Aera berubah sendu. Ia menunjukan benda yang tadi diambil dari laci. "Ini BTE, nama aslinya behind the ear, biasa digunakan oleh mereka yang tidak memiliki fungsi pendengaran bagus."
Yena merampas BTE dari tangan Aera. "Ini punyamu?"
Aera menggeleng pelan, tersenyum getir. "Itu punya Jaemin."
Yena memandangi BTE di tangannya dengan pandangan tak bisa diartikan, lalu ia melihat Aera.
"Aku tidak akan berbohong kalau sudah menyangkut Jaemin, Yen."
Yena refleks memeluk Aera, tidak menyangka kisah yang ia dengarkan bisa semenyedihkan ini.
Yena pikir sosok Jaemin itu adalah seorang manusia sempurna yang memiliki wajah tampan dan hidup dalam gelimang harta. Namun dibalik semua yang lelaki itu miliki, ia ternyata punya kekurangan. Kekurangan yang bisa saja membuatnya merasa tidak berguna hidup di dunia.
"Ra, maaf sudah memintamu untuk bercerita."
Aera menggeleng, melepaskan pelukannya dari Yena. "Aku tidak apa Yen. Aku harus melanjutkan ceritanya."
"Nggak. Nggak usah Ra, nanti kamu tambah sedih."
"Aku nggak sedih. Aku pengen ceritain Jaemin ke orang lain dari dulu, tapi aku takut nggak ada yang mau denger. Jadi plis, kali ini aja kamu bantu aku. Bantu aku ngerasa kalau Jaemin itu tidak seburuk yang orang lain pikirkan. Jaemin hidup seperti itu bukan kemauannya, Yen." Aera menangis sesegukan, kembali mengingat lagi semua memori tentang Jaemin.
"Kalau dia bisa milih, dia juga nggak mau jadi tunarungu."
Yena menganggukan kepala beberapa kali. "Oke. Oke. Aku akan dengerin cerita ini sampe selesai. Tapi jangan nangis." Yena mencoba menghapus air mata Aera.
Tangisan Aera perlahan berhenti. Aera merasa harus menyelesaikan cerita yang sudah ia mulai. Maka dengan seluruh kekuatan hati, Aera kembali menceritakan kisahnya dengan Jaemin.
____Rahasia Hujan____
Aera dan Jeno duduk berdua di taman sekolah. Aera yang memaksa Jeno untuk menemuinya di sini ketika jam istirahat. Aera bilang, ia ingin tahu semua tentang Jaemin. Apapun hal yang menyangkut Jaemin, Aera ingin tahu.
"Ayolah Jeno, sebentar saja. Kasih tahu gue ya ya ya?" Aera memanyunkan bibir, mengatupkan kedua tangan di depan dada, memohon pada Jeno untuk segera bercerita, jangan lupakan kedua mata Aera yang memancarkan binar sedih.
Siapapun pasti tidak bisa menolak permintaan Aera kalau sudah begini. Sama seperti Jeno, lelaki itu menghela napas panjang sebelum akhirnya mengiyakan permintaan Aera.
"Tapi janji dulu, jangan pernah jadiin masa lalu Jaemin sebagai bahan ejekan."
Raut wajah Aera langsung berubah sumringah, ia mengulurkan tangan kanan dengan jari kelingking tegak dan empat jari lain telungkup. Aera menarik tangan kiri Jeno, menautkan jari kelingking mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]
FanfictionSS | Semesta Series #Book 1 MOHON BACA DEKSRIPSI SEBELUM BACA CERITANYA. TRIMS. "Sebab hujan juga punya rahasia. Dimana suaranya menenangkan hati. Dimana setiap tetesnya menyimpan kisah. Dimana genangan airnya menimbulkan cerita." Ps: cerita ini mur...