Rahasia Hujan: 33

2.3K 429 18
                                    

Rahasia Hujan

Chapter 33: Menjemput Jaemin

.
.
.

Aera sejak pagi sangat bersemangat sekali. Apalagi ia baru saja mendengar kabar kalau Jaemin sudah boleh keluar dari rumah sakit. Meskipun beberapa luka masih meninggalkan bekas, setidaknya Jaemin sudah diperbolehkan pulang.

Aera hari ini memutuskan untuk menjemput Jaemin di rumah sakit. Membantu Nyonya Na dan Tuan Na mengurus kepulangan Jaemin ke rumah.

"Udah mau jalan, dek?" Doyoung bertanya, kacamata bertengger manis di hidungnya. Beberapa berkas berserakan di atas meja ruang televisi. Doyoung sedang mengerjakan tugas.

"Iya, Kak." Aera merapikan tas di bahu. "Lagi ngerjain tugas?"

Doyoung mengangkat bahu. "Ya gitu."

Aera tertawa, meledek. "Kasian. Udah musim panas nih, Kak. Bukannya liburan, masih aja ngerjain tugas."

Doyoung hampir saja melempar tumpukan kertas tugasnya ke wajah Aera sebelum Tuan Kim menghentikan mereka.

"Hayoo ribut lagi." Tuan Kim datang membawa secangkir kopi, mendudukkan diri di single sofa dekat Doyoung.

"Aera tuh, Yah. Ngeledek mulu. Belum aja ngerasain gimana rasanya kuliah. Kalo nanti lo ada di posisi gue sekarang, gue ketawain sampe bosen." Doyoung misuh-misuh.

Aera mencibir. "Ye gue mah beda dari lo, Kak. Buktinya lo masih jomblo gue udah punya pacar."

"Emang Jaemin pacar lo. Nggak diakuin juga. Miris amat Dek. Cinta bertepuk sebelah tangan ya?" Doyoung tersenyum miring, gantian meledek Aera.

"Yak! Dasar Kim bodoh!"

"Eh eh, jangan bawa-bawa marga ya. Ayah tersinggung nih. Lagian kamu juga Kim, Aera sayang." Tuan Kim mengingatkan Aera sambil menyeruput kopi.

"Ishh. Tau ah. Kalian sama aja. Ngeselin." Aera menghentakkan kaki kesal. "Aku berangkat aja lah. Dah Ayah. Dadah, Kim pabbo." Aera melambaikan tangan ke Tuan Kim lalu menjulurkan lidah ke Doyoung.

Doyoung ingin sekali menempeleng kepala Aera kalau saja Tuan Kim tidak menatapnya tajam, menyuruh Doyoung diam.

Doyoung mendecih. Dasar ayah pilih kasih.

____Rahasia Hujan____

Jaemin sedang sibuk memperhatikan ibunya merapikan barang-barang Jaemin ke dalam tas. Hari ini ia akan pulang ke rumah setelah menghabiskan waktu satu minggu di rumah sakit.

Jaemin juga sudah mendengar kalau siswa yang memukulinya seminggu lalu kini telah dikeluarkan dari sekolah. Entahlah Jaemin harus bahagia atau tidak.

Semuanya terasa salah untuk Jaemin.

Jika Jaemin bahagia, maka orang-orang akan menganggapnya sebagai anak yang memanfaatkan kedudukan orang tua. Jika Jaemin sedih, itu sama saja Jaemin tidak berterima kasih pada ayahnya yang telah membuat tiga siswa itu mendapat hukuman.

Ah tidak tahu. Jaemin pusing. Semakin ia memikirkannya semakin cenat cenut kepalanya.

"Ibu tidak perlu melakukan itu. Jaemin bisa sendiri." Jaemin ingin mengambil alih pekerjaan yang sedang dilakukan ibunya.

[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang