Rahasia Hujan: 10

3.3K 507 73
                                    

Rahasia Hujan

Chapter 10: Rahasia Hujan

.
.
.

Aera melihat langit mendung yang menggelapkan sebagian kota Seoul. Sekarang ini Aera dan Jaemin sedang berjalan-jalan di sekitar rumah.

Setelah melewati obrolan singkat tentang perasaan Jaemin yang sangat komplikasi, Jaemin mengajak Aera mencari udara segar di luar rumah, tidak peduli dengan keadaan dirinya yang masih belum sembuh.

Hari sudah mulai sore, tapi Aera bilang ia masih ingin bermain dengan Jaemin. Mereka bahkan sudah selesai mengerjakan PR yang memang sengaja Aera kerjakan bersama Jaemin. Aera bilang PR itu akan dikumpulkan besok, padahal mata pelajarannya saja ada seminggu sekali.

Jaemin juga mau saja dibohongi saat Aera bilang kalau guru yang memberikan PR meminta tugas dikumpulkan tanpa menunggu jam pelajarannya minggu depan.

"Kita mau kemana sih Na?" tanya Aera yang sudah mulai pegal berjalan.

Ternyata halaman rumah Jaemin itu lebih luas lagi dari yang Aera lihat saat pertama kali datang. Bayangkan saja, taman luas yang seukuran dengan dua kali lapangan sepak bola ini ada di kawasan rumah Jaemin, bahkan taman ini adalah bagian dari rumah Jaemin sendiri.

"Ke rumah saya."

Aera mengernyit. "Rumahmu? Yang tadi bukan rumahmu emang?" tanya Aera seraya menunjuk ke belakang. Tempat dimana rumah besar Jaemin berada.

"Itu rumah utama."

Aera melotot. "Rumah utama? Jadi ada rumah lain di sini?"

Jaemin tertawa, menggusak rambut Aera pelan. "Saya nggak bilang rumah lain, tapi ya emang bener sih. Rumah ini dibangun buat saya karena saya yang minta. Ayo ke sana." Jaemin berjalan cepat meninggalkan Aera.

Sementara Aera termangu dengan sikap manis Jaemin barusan.

Jeno ternyata benar, Jaemin itu sangat baik dan manis. Hanya saja Jaemin tidak lagi memperlihatkan sisi manisnya  ke orang lain setelah kecelakaan yang merenggut fungsi pendengarannya terjadi.

"Na Jaemin tunggu!" Aera berteriak heboh, mulai mengejar langkah besar Jaemin dengan kaki pendeknya.

Tes. Tes. Tes.

Aera membuka lebar telapak tangan ketika beberapa tetes air berjatuhan. "Hujan. Astaga! Na Jaemin, hujan!" Aera berlari dengan kedua tangan berusaha menutupi kepala, menyusul Jaemin yang jauh di depan.

Aera menubrukan tubuhnya ke punggung Jaemin, menyuruh Jaemin segera berteduh karena lelaki itu masih sakit. Namun Jaemin malah menolak dan berbalik melindungi Aera dari hujan.

Kedua tangan Jaemin terbuka lebar di atas kepala Aera, melindungi si gadis dari tetesan hujan yang bisa saja membuatnya sakit. "Ayo kita lari, sebentar lagi sampai rumah kok."

Jaemin mengajak Aera berlari di jalan menuju rumah, sesekali mereka akan tertawa saat terkena cipratan air di wajah.

Beberapa menit berlari, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumah itu terlihat sangat jauh berbeda dari rumah utama yang sangat mewah. Di rumah ini bukanlah kemewahan yang terlihat, tapi kesederhanaan.

[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang