Rahasia Hujan: 05

3.6K 548 25
                                    

Rahasia Hujan

Chapter 05: Kenyataan yang Menyakitkan

.
.
.

Esoknya di sekolah, Aera sudah bertekad akan menemui Jaemin. Aera pikir Jaemin tidaklah seperti apa yang ada dibayangannya.

Justru Jaemin itu termasuk laki-laki langka yang jarang sekali ia temui di zaman sekarang ini.

Jadi, Aera memutuskan datang pagi ke sekolah untuk bertemu dengan Jaemin. Mencoba mengajak lelaki itu berbicara.

Begitu sampai di kelas, Aera menemukan sosok Jaemin sedang duduk di kursinya. Seperti biasa, Jaemin memandang keluar jendela, tidak terganggu atau merasa penasaran dengan kedatangan Aera.

Jaemin terlalu pendiam untuk Aera yang ingin banyak tahu. Jadi, tanpa berpikir akan mengganggu Jaemin, Aera sudah bersiap mendekati lelaki itu. Ia menaruh tas lebih dulu di kursinya, lalu berjalan mendekati Jaemin.

"Jaemin," panggil Aera. Ia tepat berada di samping Jaemin, tapi aneh, lelaki itu tidak menoleh ke arahnya.

Aera bingung sendiri, Jaemin ini sebenarnya kenapa. Dia selalu saja diam saat diajak bicara, dipanggil pun Jaemin tidak menyahut.

"Na Jaemin. Ssstt." Aera mulai memanggil Jaemin lagi, namun Jaemin tetap bergeming.

"Ishh." Bibir Aera manyun, ia sudah diabaikan dua kali oleh Jaemin.

Pertama, saat makan siang kemarin. Kedua, saat ini. Jaemin benar-benar menguji kesabaran Aera.

"NA JAEMIN." Aera berteriak tepat di telinga Jaemin, sedikit tidak sopan memang, tapi mau bagaimana lagi, itu satu-satunya cara agar Jaemin menotisnya.

Kekesalan Aera memuncak saat Jaemin tidak juga menoleh padanya, bahkan setelah diteriaki. Aera akhirnya memilih mencolek bahu Jaemin untuk mengambil perhatian lelaki itu sepenuhnya. Dan berhasil, Jaemin menoleh ke Aera dengan pandangan penuh tanya.

Mungkin Jaemin kaget kenapa Aera bisa ada di dekatnya atau Jaemin berpikir ada urusan apa Aera dengan dirinya sampai gadis itu menghampirinya seperti ini. Bahkan saat mereka tidak saling mengenal secara langsung.

Jaemin hanya tahu nama Aera, itu pun dari Jeno, sahabat sekaligus teman sebangkunya. Informasi lain tentang Aera tidak ada yang Jaemin tahu kecuali fakta kalau Aera itu adalah siswi baru di kelasnya.

"Akhirnya nengok juga." Aera merasa bahagia setelah Jaemin mengalihkan atensinya hanya pada Aera.

Aera mendudukan diri di samping Jaemin, mengabaikan tatapan mata Jaemin yang seperti bertanya 'kenapa Aera malah duduk di kursi Jeno?'.

"Nah jadi Jaemin, aku mau ngomong sama kamu." Aera memperbaiki posisi duduknya. Ia tidak suka basa-basi, lebih baik ngomong langsung ke inti daripada belibet dan tidak menemukan titik terang pada akhirnya.

"Eh tapi sebelum itu, kita kenalan dulu." Aera mengulurkan tangan ke Jaemin. "Aera. Kim Aera."

Jaemin melihat tangan Aera yang menggantung di udara. Mata Jaemin menatap Aera beberapa detik, lantas tangannya bersalaman dengan Aera. Kemudian Jaemin melepas jabatan tangannya dari Aera tanpa mengucapkan nama.

"Loh? Kamu nggak ngasih tahu namamu?" tanya Aera.

Jaemin memperhatikan mulut Aera yang bergerak ketika berbicara, lalu Jaemin menunjuk name tag miliknya yang tertaut rapih di bagian dada kanan.

Aera mendengus tidak percaya. Tingkah Jaemin ini sangat aneh. Dia kan bisa saja berbicara dengan mulutnya, kenapa harus menggunakan gerakan tubuh dan menunjuk nama di name tag. Kalau gitu sih Aera juga udah tahu. Aera kan punya mata, bisa baca juga. Atau jangan-jangan Jaemin ini bisu? Tidak bisa berbicara?

[1] Rahasia Hujan | NJM ✔ [OPEN PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang