be a friends

1.4K 211 28
                                    

"Hei rio, lebih baik kau bawakan handuk untuk chaeyoung" jack, lelaki ini memberikan handuk pada Rio,

"Baik boss!" Rio berucap dengan semangat, ia segera membawa handuk itu untuk rosie.

"Lihatlah anak baru itu begitu menyukai rosie" rick berucap pada jack, mereka terkekeh, sudah 2 hari semenjak di hawai mereka slalu memperhatikan Rio yang mau dijadikan pesuruh oleh rosie.

"Dia hanya membuang-buang waktu untuk menyukai gadis angkuh seperti rosie" suara johan. Jack dan rick melirik lelaki yang baru datang.

"Haha, johan. Jangan lah begitu dulupun kau sangat menyukai rosie sebelum akhirnya ditolak, siapa tau rio adalah orang yang beruntung lagipula rio mempunyai wajah jauh lebih tampan darimu, hah.. anak itu jika dia mau dia akan menjadi model majalah, dia tampan dan mempunyai senyum yang memikat" jack berucap, dan rick mengangguk menyetujui.

"Cih. Kalian tidak tau saja seperti apa rosie. Dia adalah salah satu gadis yang menakutkan. Dan kalian tak pernah tau cara nya mempermainkan lelaki" johan, jack dan rick terdiam ketika wajah johan begitu serius.

"Aku hanya berharap rio tidak menjadi salah satu bonekanya."

Ketika malam mulai menjelang, ku perhatikan pensil yang dulu sempat aku patahkan. Potongan pensil yang selalu ku simpan, dan kali pertama  aku membuat mu menangis, kecewa akan sikap yang membuat air mata terjatuh membasahi pipi manismu.

Sudah begitu lama dan semua telah berlalu, kau tau? Ada sedikit sesal dalam hati ketika aku patahkan pensil mu dulu, kau jahat. Itu dari mendiang kakaku!  Bukan kah kalimat itu yang terucap dibibir? Disela tangismu kau memarahiku.

Maaf. Kata itu tersimpan rapat didalam hatiku, tidak tau alasannya kenapa aku hanya diam dan menatap dingin, aku menyesal karna aku tak pernah meminta maaf padamu. Aku tau itu salah, maka dari itu aku menyesalinya.

Ku dengar alunan musik, dan ku dengar merdu suaramu memenuhi ruang hampa dalam keheningan malamku, nyanyian indah mu mampu membuat ku bagai patung yang membeku, setiap bait dan irama yang kau lantunkan begitu damai terasa.

Tahukah kau? Ketika kudengar nyanyianmu, aku teringat akan kenangan dulu ketika kau dan aku masih bersama, kau ingat? Ketika salju turun memenuhi bumi, dibawah pohon besar yang lindungi kita dari salju yang berjatuhan, bibirmu bersenandung kecil dengan tangan yang menyentuh dingin nya salju ketika sore mulai menjelang.

Ku perhatikan bagaimana manis bibirmu melantunkan lirik manis, dengan senyum yang mengiringi. kau mampu membuat lelaki kecil ini merasa begitu damai dengan nyanyian natal mu, lagu harapan mu tentang santa kala itu.

Ku hela nafasku ketika ada sedikit sesak terasa, aku berdiri menyudahi ingatan tentang kita, ingatan tentang sebuah kenangan yang tersimpan rapat direlung hati. Lantas ku hempaskan tubuhku untuk merasakan empuk ranjang yang membuat kantuk datang menerjang.

Dengan harapan...

Aku menutup mata, hingga wajahmu datang digelapnya pandang ketika aku mulai tertidur. Sungguh? Bukan kah kau begitu berarti? Bahkan ketika aku mulai masuk untuk menemui mimpi, senyum manis mu ikut mengiringi sampai aku tak sadarkan diri.

Dimalam ini...seperti biasa. Aku selalu menunggumu....Rosie.

"Harusnya kau membelikanku mangga bukan apel! Apa kah kau bodoh rio!" Sentakan gadis ini terdengar, Rio terdiam, ia benarkan kacamata nya, lantas menatap rosie dengan sesal.

Love Is Silent[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang