belive.

1K 172 72
                                    

Sudah 2 bulan setelah penerimaan, malam musim dingin itu, dan selama itu juga Rio menjadi kekasih dari seorang rose blackpink. Masih sulit dipercaya olehnya, namun selama itu juga dia melakukan apa yang kekasih lakukan. Ah tidak. Hanya Rio yang melakukan apa yang selalu sepasang kekasih lakukan.

Setiap pagi. Setiap matahari terbit Rio selalu datang ketempat rosie berada entah itu diapartemen entah itu dorm, Rio pasti selalu ada setiap pagi, membawakan sarapa yang asta masak dan membangunkan rosie untuk mengucapkan slamat pagi,kata cinta bahkan rindu. Tak ada bosannya. Rio selalu begitu, dan kebiasaanya ini pun sudah diketahui, lisa jennie dan jisoo. Mereka menyebut Rio, lelaki yang begitu bodoh.

Rio hanya melakukan apa yang bisa ia lakukan, ia hanya berusaha untuk selalu ada untuk rosie, meski ia terlihat seperti pengemis cinta. Rio tak perduli, setidak nya melakukan ini setiap pagi sebelum bekerja membuatnya bisa bertemu rosie yang semakin susah untuk ditemui karna jadwal yang semakin padat.

Rio bahkan tak memperdulikan sikap rosie yang malah mendingin setelah mereka menjalin kasih, entah kemana sikap ramah yang rosie tunjukan sebelum mereka berpacaran? Rio hanya harus bersabar dengan semua keadaan. Karna bagini tujuan hidup adalah untuk rosie,

Rio hanya tidak tau saja. Jika keramahan serta senyuman yang selalu rosie tunjukan sebelum mereka menjalin kasih, hanyalah, sebuah kepalsuan yang ingin membuat Rio masuk kedalam jurang yang akan menghancurkan seluruh hidup dan hatinya. Menyedihkan? Tentu saja.

Johan nampak  memperhatikan Rio, yang fokus mengedit video, sejujurnya ia masih tak menyangka jika rosie menerima Rio. Johan bukan iri ataupun tak suka,hanya saja ini sangat aneh, Rio bilang jika rosie juga menyukainya namun kenapa johan tak pernah bisa melihat kasih sayang rosie untuk Rio? Setiap gadis itu datang kekantor dan bertemu Rio, johan selalu melihat sorot yang berbeda dimata rosie. Bukan cinta. Johan tau itu.

Johan menghela nafas,

"Heh rio, bagaimana hubungamu dengan chaeyoung?" Johan bertanya, Rio melirik dan tersenyum,

"Baik-baik saja, " Rio berucap penuh semangat, johan mengangangguk mengerti,

"Rio, apa kau benar-benar mencintainya?" Johan kembali bertanya, Rio mengangguk,

"Tentu saja hyung, rosie adalah segalanya bagiku"

"Begitukah? Bolehkan aku bertanya?"

"kenapa hyung?"

"Apa kau yakin rosie mencintaimu? Hm. Misalkan rio, jika rosie pada nyatanya tidak mencintaimu bagaimana?" Rio terdiam sejenak, ia baru kepikiran dengan hal ini, namun  ia hela nafas dan tersenyum,

"Rosie pasti mencintaiku hyung. Jika dia tidak mencintaiku, maka aku akan berusaha lebih keras lagi" johan menatap Rio dengan pandang yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa kau seyakin itu?" Rio terkekeh,

"Kenapa yah? Bukan kah mencintai seseorang pun harus penuh dengan keyakinan? Jika aku tak yakin, rosie takan pernah bisa mencintaiku. " Rio Terdiam sejenak, ia pandangi johan,

"Kau tau hyung? Setelah orang tuaku meninggal, kakaku yang pergi entah kemana, tak ada siapapun lagi yang dapat mencintai serta mengharapkan sesuatu dariku. Yang orang pikirkan saat melihat diriku. Adalah. Ahh kasian sekali anak ini. Menyedihkan bukan?" Rio berucap, johan belum cukup mengerti dengan apa yang Rio ucap, namun ia dengan sabar mendengarkan lelaki ini bercerita.

"Ku pikir aku sudah tak lagi mempunyai tujuan, memangnya apa yang harus menjadi tujuanku? Siapa lagi yang harus ku lindungi? Kucintai dan ku jaga?, dan bahkan aku pernah berpikiran untuk mengakhiri hidupku, namun ketika aku bertemu paman dan bibi, perasaan matiku mulai hidup kembali, mereka berdua selalu memberikan kasih sayang layaknya 2 orang tua"

Love Is Silent[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang