Bel istirahat dan pulang merupakan surga dunia bagi para murid, hal yang paling ditunggu-tunggu. Aretha sama seperti murid lainnya, dia melirik jam dinding tepat diatas papan tulis kelas mereka. Detik demi detik terasa sangat lama, gadis tersebut sangat merindukan kasur empuknya.
Kringg! Kringg! Kringg!
Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh para murid berbunyi, Aretha bersorak gembira mendengar bel tersebut. 'Yes, I coming to my bed!'
Aretha membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang kerumahnya, baru beranjak beberapa langkah suara seorang gadis membuat suasana hatinya memburuk.
"Woy, kanjeng Retha! Jangan lupa hari ini kerja kelompok dirumah gue, ya!" Teriak Prisil, raut wajahnya menggambarkan kejahilan saat memandang Aretha.
Aretha memandang sahabatnya itu kesal. "Lo bisa banget bikin gue bad mood."
"Datang ya! Awas aja lo gak datang, gue coret nama lo!" Ancam Prisil, tersenyum sinis saat melewati Aretha yang berwajah asam dan pahit, seperti jalan kehidupannya.
"Dasar sahabat laknat!" Pekik Aretha, menghentak-hentakan kakinya sambil berjalan kearah gerbang sekolah. Mulutnya tidak henti-hentinya menggerutukan Prisil.
Ada apa juga dengan hari ini? Pertama dia bertemu kevin yang menyebalkan tersebut. Kedua saat dia ingin tidur siang malah kerja kelompok. Untung saja stok sabarnya banyak, jadi tidak akan membuatnya ingin membunuh seseorang.
"Kenapa, dek?" tanya laki-laki yang duduk dimotor sportnya memandang Aretha dengan tatapan bingung, meletakan tangannya ke dahi Aretha dan melepaskannya kembali. "Gak panas." gumamnya membuat Aretha memandang kearahnya dengan tatapan tidak bersahabat.
"Diam bang sat!" geram Aretha meletakan kedua tangannya di dada pertanda dia marah, tidak mau berbicara lebih lanjut.
"Tau gak bang, rencananya pulang sekolah mau bobok cantik. Eh malah sih beurit bilang mau kerkom membuat Aretha badmood aja." akhirnya Aretha bercerita, dia tidak akan tahan kalau tidak bercerita kepada abangnya tersebut.
Laki-laki didepannya hanya terkekeh pelan. Siapa lagi kalau bukan Satria Alfarel Reynaldi, abangnya.
"Udah." Aretha menggelengkan kepala nya pelan, Satria membujuknya sambil memakaikan helm. "Yuk, pulang. Nanti abang belikan coklat, biar gak bete lagi."
"Benar ya, bang." Satria mengangguk pelan. "Sayang abang" pekik Aretha senang.
"Yuk, naik." Satria mengulurkan tangannya yang disambut Aretha dengan muka berseri-seri, hal tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri untuknya.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di minimarket. Aretha segera pergi mencari apa yang dia inginkan, di temani Satria.
"Udah?" Tanya Satria. Aretha mengangguk pelan dengan beberapa coklat kesukaannya.
Mereka pergi ke kasir untuk membayar semua nya, sekarang ditangan aretha sudah ada dua kantong belanjaan.
"Mau langsung pulang atau kerumah prisil?" Tanya satria sambil menghidupkan motor sportnya.
"pulang dulu bang, mau beberes sebentar sambil mandi, bau keringat, banyak kuman nanti Aretha sakit." Aretha mengunyah coklat kesukaannya, menjawab pertanyaan abangnya dengan santai.
Satria terkekeh pelan mendengar ucapan adik kesayangannya. "Pantasan bau banget banget tadi, ternyata kamu penyebabnya."
"Gak gitu juga abang!" Aretha memukul bagian belakang badan Satria.
"Jadi gitu, nanti kita jatuh." Satria mengingatkan adiknya sambil tertawa kecil, melirik dari kaca spion motornya, Aretha yang kesal tapi tetap saja mengunyah coklatnya membuat dia terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archer |End|
RomanceAretha Olivia Khanza, adalah seorang gadis manis yang selalu ceria. Kehidupannya penuh dengan canda tawa. Namun,semua itu hanya ia jadikan tameng untuk menutupi masa lalunya yang kelam. Hidupnya baik-baik saja, sampai suatu hari ada orang asing yang...