09. takut

953 95 26
                                    

-
-
-
-
Happy reading
-
-

"Ugh," erangan dari seorang gadis diruangan yang semula tenang, mengusik laki-laki yang sejak tadi fokus pada layar laptopnya dan sibuk menelepon seseorang dengan suara kecil.

"Hem, gue dimana?" tanya gadis tersebut lebih tepatnya pada dirinya sendiri sambil menundukan diri.

"Diruangan saya." suara laki-laki yang tegas terdengar tetapi tidak membuat dia mengubah pandangannya dari layar laptop.

"Oh." perempuan tersebut mengangguk sambil memegang pelipisnya, sedetik kemudian dia terpekik kaget. "Lah kenapa Aretha bisa diruang bapak?"

"Kamu gak ingat." lelaki tersebut melihat sinis serta menaikkan sebelah alisnya, jangan lupakan nada bicaranya yang tegas terkesan dingin.

"Duh, kembali lagi ke sifat nya yang dingin. Apa tadi hanya mimpi aja? Gak mungkin kan dia bisa bersikap lembut, ya mungkin mimpi. Au ah kenapa juga gue pikirkan? Serah dia dong, dasar bapak-bapak"

Aretha masih berdebat dengan jalan pikirannya sebelum sesuatu membuat dia tersadar.

"Pak, kini jam berapa?" tanya Aretha terburu-buru.

"Jam 16.10," siapa lagi yang jawab kalau bukan Kevin.

"APA?" pekik aretha membuat kevin menatap tajam ke arahnya.

Aretha yang tersadar langsung menutup mulutnya, serta menampilkan cengiranya yang tidak bertahan lama.

Aretha menepuk kepalanya, sepertinya dia melupakan sesuatu tapi apa?

"Astagfirullah, gue lupa kalau disekolah. Jadi gue bolos nih?" tanya dia ke diri sendiri dengan wajah berpikir serius.

Kevin yang mendengar suara Aretha menghela nafas kasar. "Kenapa juga punya murid seperti ini." pikir kevin.

Saat Aretha mau berjalan lebih tepatnya berlari, suara Kevin langsung menghentikan gerakkan Aretha serta melihat kearah Kevin.

"Mau kemana?"

"Lho bapak bagaimana sih? Ya ke kelas dong pak, masih nanya juga." Aretha memandang kesal kearah Kevin.

"Duduk!" titah Kevin yang langsung mendapatkan protes dari Aretha. "Lho kok duduk! saya harus ikut pelajaran bapak kevin."

"Jam berapa?" tanya Kevin tanpa memindahkan protes aretha.

"Bapak tanya saya?" Kevin mengangguk membetulkan ucapan Aretha, kalau dia tidak bertanya kepada dia terus harus sama siapa? Makhluk gaib? Atau sejenisnya?

Aretha menatap tidak percaya, bukannya tadi Kevin sendiri yang bilang kepadanya.

"Jam 16.10," jawab aretha seendaknya, mengesampingkan kekesalan dihatinya.

"Pulang jam berapa?"

'Hei! Bapak Kevin bukannya semua murid maupun guru pasti tau pulang jam berapa? Apa jangan-jangan sih bapak gak tau ya? Alah jawab aja lah pusing kepala gue lama-lama," dumel Aretha didalam hati.

Kenpa juga pakai acara tanya jawab? Dia kan buru-buru mau masuk ke kelas.

"Jam 15.15 emang kenapa, pak?" tanya Aretha malas, dia kembali duduk di sofa dengan posisi kaki menyilang.

Kevin memandang Aretha tidak percaya tetapi hanya sebentar, setelahnya dia kembali ke raut wajah biasanya. Menghela nafas pelan, Kevin mematikan laptopnya serta mengambil kunci mobil, dompet dan hp-nya.

"Pulang." titah Kevin yang berjalan melewatkan Aretha begitu saja.

Aretha yang semula terdiam, mencerna apa yang diucap gurunya, langsung berlari kearah Kevin yang sudah berjalan hampir mendekati pintu. "Hah? Pulang? Tapi kan masih jam belajar pak?"

Archer |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang