19. manja

1K 73 19
                                    

"Ada apa nenek datang kemari?" tanya Kevin to the point, dia tidak suka basa-basi.

"Masa nenek gak boleh ketemu sama cucu nenek dan juga lihat siapa yang ada disamping nenek?" tanya nenek Kevin.

Kevin lupa setiap nenek nya kerumah nya pasti bukan hanya sekadar bermain tapi ada sesuatu.

"Oh, kapten nasya." sepertinya Kevin sudah tau alur kenapa neneknya datang kerumahnya.

"Gak usah pakai kapten lagi," ucapnya dengan suara pelan, wajahnya memerah.

Nasya Wijaya siapa yang tidak mengenal dirinya di tentara anak dari jenderal Wijaya dan ibu Wijaya. Bukan hanya karena orangtuanya tapi juga diumur yang terbilang muda dia bisa menyamakan dengan posisi yang sama dengan Kevin.

Siapa yang tidak mengetahui bahwa selama ini dia mengejar Kevin ditambah dukungan dari nenek Kevin membuat dia tambah menjadi.

"Tuan, makan malam sudah siap," ucap salah satu pembantu dengan menunduk.

"Baik, mari makan malam dahulu baru berbincang," titah Kevin, sebenarnya dia sangat malas berbasa-basi dengan neneknya tersebut.

Mereka sampai diruang makan disana sibuk para pembantu menyiapkan makanan dan juga minuman.

Kevin mengambil tempat duduk disebelah kanan sedangkan neneknya dan perempuan yang bernama Nasya itu berada tepat diseberang nya. Kevin sengaja mengambil tempat duduk disana daripada tempat duduk biasanya.

"Wah, udah lama gak makan disini. Rindu tau," ucap Nasya sambil tersenyum tapi bagi Kevin senyum itu sungguh bikin dirinya muak.

"Silakan dimulai." Kevin membuka suara dengan datar sambil menyantap makanannya.

Mereka makan dengan nikmat sebelum sebuah suara perempuan terdengar menghentikan kegiatan mereka.

"Sukma, tuan dimana?" tanya perempuan tersebut sepertinya dengan salah satu pembantu.

"Tuan, diruang makan nyonya." terdengar suara kaki yang mendekati mereka.

"Mas?" panggil perempuan tersebut siapa lagi kalau bukan Aretha sepertinya dia tidak sadar memanggil dengan sebutan apa kepada Kevin, lihat aja pakaian dan mukanya terlihat jelas baru bangun tidur.

Kevin yang masih sedikit shock dengan panggilan baru Aretha ditambah lagi dengan kalimat manja yang keluar dari mulut istri kecilnya, sepertinya datang bulan membuat istrinya ini berubah.

"Mas, kenapa gak ada dikamar? Aretha takut tau."

"Maaf bukan maksud gitu. Sini duduk disamping mas, kita makan sama-sama," ucap kevin setelah menenangkan rasa terkejutnya.

Aretha duduk tepat disamping suaminya yang berhadapan langsung dengan Nasya.

"Mana makan malam nyonya?" panggil Kevin ke salah satu pembantu yang berdiri.

Para pembantu menyiapkan makanan untuk nyonya mereka.

"Cuci muka dulu sana." bukannya melaksanakan, aretha malah menggeleng dan menindurkan kepalanya dilipatan tangan.

"Kenapa masih sakit?"

Kevin bertanya dengan suara rendah dan penuh kekhawatiran, membuat orang yang berada dihadapan mereka berdua tercengang.

Bagaimana tidak, selama ini mereka mengetahui kevin bersikap dingin dan acuh kepada orang yang ada didekatnya, kecuali untuk beberapa orang.

Aretha mengangguk pelan. "ke rumah sakit aja ya?" ajak kevin.

Istri kecilnya itu menggeleng pelan, dia benci rumah sakit. Di dunia ini banyak sekali yang dirinya benci.

"Kenapa?" tanya Kevin melihat kearah aretha intens.

"Gak mau aja," ucap aretha pelan.

"Ya udah, makan dulu aja." Aretha menggeleng lagi, serba salah kan jadi kevin.

Suara wanita menghentikan percakapan dua pasangan yang berada didepannya. "siapa perempuan ini? Kenapa pakaiannya begitu? Dan juga kenapa dia ada disini? Atau dia jalang yang kamu bawa pulang, Kevin!"

Aretha tersentak kaget, saat diakhir kalimat dia mendengar sebutan jalang. Disaat dirinya mengangkat kepala, tepat jari telunjuk itu mengarah kearah dirinya.

Kevin melihat kearah istrinya, air mata dikit-sedikit mulai mengalir dari mata indah istrinya.

"Ya, vin. Siapa dia? Kenapa dia memanggil kamu dengan sebutan mas?" Nasya ikut bertanya sama halnya dengan nenek Kevin.

Aretha terisak masih terbayang-bayang ucapan yang dikatakan neneknya Kevin itu.

Kevin membawa istri kecilnya kedalam pelukannya dan mengangkatnya ala bridal style, sebelum benar-benar pergi dia berucap. "Akan saya jelaskan nanti!"

Mereka tambah shock melihat perilaku manis Kevin. Karna baru kali ini mereka melihat Kevin seperti ini.

"Udah jangan nangis, tambah jelek kamu nangis." bukannya diam Aretha malah tambah nangis dan menegelamkan kepalanya dileher Kevin.

"Aretha, seperti jalang ya, mas?" kalimat Aretha bagaikan petir, ternyata dia menangis gara-gara itu.

Kevin menghelan nafas. "Siapa bilang gitu? Dengar baik-baik, kamu itu istri seorang kevin ardiansyah. Kamu harus ingat tidak akan ada yang bisa merubahnya, so jangan dengarkan mereka ya." Kevin berucap lembut membuat Aretha merona mendengarnya.

"Gombal." Aretha memukul bahu Kevin, bukannya kesakitan dia malah terkekeh melihat salah tingkah istri kecilnya.

"Aduh-duh, sakit tau dipukul masnya, gak kasian gitu." Kevin berakting sakit.

"Gak!" Aretha tetap melakukan tindakannya, tapi tidak bisa menghilangkan senyum dibibirnya.

"Kok jahat sih?" Kevin pura-pura ngambek, bukannya dibujuk Aretha malah tertawa.

Senang, tentu.
Kevin senang melihat Aretha-nya tertawa kembali.

Kevin menudukkan Aretha dikasur kamarnya. "kamu tadi belum makan kan, aku suruh pembantu bawa ke sini nya?" kevin bertanya penuh perhatian.

Aretha menggeleng seperti anak kecil "gak mau!"

"Sedikit aja, atau aku suapi ya?" bujuk Kevin. Aretha mengangguk, membuat senyum dibibir Kevin terangkat.

Dia mengambil hp disebelahnya, menelpon seseorang setelahnya dia matikan.

Tokk... tokk... tokk...

Ketukkan dipintu membuat Kevin beranjak kesumber suara. "tuan, ini makan malam nyonya." Kevin mengangguk, menutup pintu dan menghampiri Aretha dengan nampan makanan.

"Makan dulu, aaa ...." Aretha membuka mulutnya sambil tertawa pelan.

Aretha menutup mulutnya dengan tangan, "udah."

"Dikit lagi, ya." Bujuk Kevin, Aretha tetap menggeleng.

"Ya udah kalau gitu, minum dulu." Kevin menyodorkan air minum kepada istrinya yang diterima dengan pelan.

"Duduk dulu bentar, baru tidur," titah Kevin.

"Temenin." Manja Aretha, Kevin mengangguk sambil tersenyum. Tidak tau sudah berapa banyak dirinya tersenyum saat berada didekat Aretha.

Sekitar tiga puluh menit dirinya menemani Aretha, sudah dipastikan istrinya itu tidur, Kevin beranjak pergi.

"nenek masih disini?" bertanya dengan datar kepada Leon tangan kanannya, saat leon tidak jauh dari pintu kamarnya.

"Nyonya besar dari ayah anda dan kapten nasya ada diruang keluarga, tuan," jelas Leon, Kevin mengangguk paham berjalan dengan raut wajah datarnya.

Archer |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang