16. pernikahan

1.1K 77 13
                                        

Seminggu setelah acara lamaran berlangsung sekarang bertepatan dengan hari penikahan Aretha dan Kevin. Setiap ruangan disudut rumah kediaman Dimas Aji Raditya atau Aretha Olivia Khanza, sudah dipenuhi hiasan. Dalam waktu singkat bagi kedua keluarga itu semua hanyalah hal mudah, walaupun acara hari ini begitu penting tetapi ruangan, hiasan-hiasan yang terpasang sangat sederhana seperti permintaan mempelai perempuan.

Kevin sudah duduk didepan calon mertua nya, dan di kelilingi para tamu. Balutan pakaian adat sunda terlihat cocok ditubuhnya.

Kevin siap untuk melafalkan ijab kabul, ini merupakan momen yang sakral dan penting. Hatinya tidak berhenti berdebar hebat, baru kali ini dia begitu gugup. Dia juga tidak berhenti sejak malam tadi -mungkin kemarin- menghafal dan berdoa agar dilancarkan semuanya, walaupun dia jelas mengetahui fakta semua ini keputusan yang mendadak, tidak sesuai dengan keinginannya. Tetapi lelaki tersebut, hanya ingin mengucapkannya sekali dan tidak ada kedua kali ataupun lebih, hanya sekali.

Kevin menghela napas pelan, memantapkan hatinya sebelum berjabat tangan dengan calon mertua yang akan menjadi mertuanya sebentar lagi.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saudara Kevin Ardiansyah bin Revan Dirgayuza saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Putri saya dengan maskawinnya berupa seperangkat alat salat dan uang senilai lima ratus juta, dibayar tunai"

Laki-laki tersebut mengambil nafas pelan sebelum mengucapkan kalimatnya dengan mantap dan jelas. "Saya terima nikah dan kawinnya Aretha Olivia Khanza binti Dimas Aji Raditya dengan maskawinya yang tersebut diatas tunai."

"Bagaimana para saksi SAH?"

"SAH." teriakan tersebut menggelegar diruangan rumah besar orangtua Aretha.

Aretha yang mendengar menghembuskan nafas pelan, sejak malam tadi jantungnya tidak berhenti berdetak kencang. Takut, cemas menguasainya sejak beberapa hari lalu.

Takut bagaimana jika acara ini gagal? Cemas apakah keputusannya tepat? Bagaimana jika dia tidak bisa menjadi seorang istri yang baik nanti?

Sekarang sejak detik ini, menit ini, hari ini, statusnya bukan lagi sama seperti dulu, tidak bisa sebebas dulu. Dia mempunyai sebuah peran dan tanggungjawab yang tidak bisa dipandang sebelah mata, tanggungjawab baik didunia maupun diakhirat nanti.

Bukan hanya untuk Aretha tetapi Kevin juga begitu, setiap lelaki yang sudah mengucapkan kalimat ijab kabul, dia memiliki sebuah janji bukan hanya kepada tuhan tetapi juga kepada dirinya sendiri. Ia mempunyai amanah yang begitu besar, yang harus dia tanggung.

Aretha menurunkan tangga dengan anggun, dia begitu gugup, disampingnya ada abangnya -Satria- berdiri dengan tegap menggandeng tangan Aretha, adik kesayangannya.

Balutan pakaian adat Sunda Siger berhijab yang digunakan Aretha membuat dia lebih terkesan anggun, hijab yang menggunakan aksesoris siger khas sunda tampak menawan bak seorang putri.

Setiap mata yang melihatnya terpesona, Kevin merupakan bagian salah satu dari mereka. Dia memandang muridnya yang baru saja menjadi istrinya, begitu terlihat berbeda daripada biasanya. Make up tipis menghiasi wajahnya, rambut panjang Aretha tertutup dengan hijabnya, terlihat damai dan enak dipandang.

Satria menyerahkan Adik satu-satunya, Adik kesayangannya dengan perasaan tidak lelah tetapi harus dia lakukan. Mungkin sejak saat ini, mereka akan sulit bertemu, mengetahui adiknya itu sudah memiliki keluarga. Mungkin rumah ini akan terasa lebih sepi tanpa adanya perdebatan, teriakan ataupun suara-suara Aretha yang menemaninya hampir setiap hari.

Archer |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang