20. skatmat!

1K 73 9
                                        

"Siapa wanita tadi? Kenapa dia ada disini?" pertanya tersebut langsung menyambut Kevin saat duduk diruang keluarga.

"Istri saya." singkat Kevin, dengan wajah datarnya.

"Apa?" pekik kedua orang yang berada didepannya. Sedangkan kevin hanya menatap dingin orang didepannya.

"Dia beneran istrimu?" Nasya bertanya sangat pelan, hingga tidak terdengar.

"Iya," jawab Kevin tegas.

"Kapan kamu menikah dengannya?" sekarang giliran neneknya bertanya lagi.

"Belum lama ini." kevin menjawab dengan enggan.

"Kenapa kamu gak kasih tau nenek? Kamu anggap apa nenek? Hah! Dan juga kenapa kalian gak kasih kabar dengan nenek? Kalian masih anggap nenek hidup apa nggak?" Murka sang nenek.

"Apa dia bisa masak? Dia bisa mengurus rumah! Atau kamu menikahinya karena dia hamil diluar nikah!" teriakan menggema di ruangan tersebut sampai-sampai para pembantu atau penjaga rumah mendengarnya. untuk saja Aretha tidur di kamarnya, jika tidak mungkin sekarang istri kecilnya itu sudah mendengar semuanya.

"Saya tanya, ada hak apa anda kepada diri saya?" Kevin bertanya dengan dinginnya, jangankan perkataannya lirikan matanya saja sungguh menakutkan. Leon yang berdiri tegap dibelakang tuannya sudah biasa dengan cara tuannya yang membuat sang musuh terdiam tidak berkutik.

"Ya, karna saya nenekmu!" tidak sanggup lagi ingin membicarakan apa hingga dirinya mampu membuat sang nenek terdiam, tak sanggup berbicara. Sedangkan Nasya lebih memilih diam daripada dirinya tambah dibenci oleh sosok yang dicintainnya, belum lagi satu fakta yang membuat dirinya shock.

"Mau jawab begitu. Maka saya akui bahwa anda nenek saya, ibu yang melahirkan ayah saya bukan," lanjut Kevin masih senantiasa dengan raut wajah yang datar.

"Satu pertanyaan saya! Apa benar anda ibu yang melahirkan ayah saya? itu yang masih menjadi sebuah teka-teki sampai sekarang. Ayah mungkin gak akan mempersalahkan anda, tapi saya akan mencari kebenaran yang terjadi pada tahun tersebut."

Skatmat! nenek Kevin terpucat, tidak mampu berbicara apa-apa.

"Mau saya menikah sama siapa? Itu urusan saya. Mau dia bisa masak atau tidak, mau dia tidak bisa berberes rumah, itu semua urusan rumah tangga saya"

Kevin beranjak pergi. "saya ingatkan anda tak punya hak sama sekali tentang hidup saya, dan jangan anda samakan perilaku anda antara bunda saya dengan istri saya. Dan satu lagi jangan pernah anda mengusik rumah tangga saya, kalau anda masih mau hidup dengan tenang diakhir hidup anda!" tegas Kevin tanpa membalikan badannya.

"Leon!" panggil Kevin, Leon yang mengikuti Kevin dibelakang segera menjawab. "ya, tuan!"

"Antar mereka kekamar tamu! Setelahnya lakukan tugasmu kembali!" Titah Kevin.

"Laksanakan tuan!" Leon berucap tegas serta meninggalkan Kevin.

Kevin berjalan dengan langkah lebar ke kamarnya.

Membuka pintunya dengan pelan dan melangkahkan kaki kearah ranjang. Melihat Aretha yang gelisah didalam mimpinya terus berucap 'aku bukan pembunuh.'

Kevin menudukkan dirinya didekat Aretha yang terus terisak. "aku bukan pembunuh."

"shutt, ya kamu bukan pembunuh. Itu hanya mimpi." Kevin berbisik lembut ditelinga istrinya sambil memeluknya.

"Aku bukan pembunuh!" istrinya terus saja mengucapkan kalimat tersebut, sepertinya dirinya harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada masalalu Aretha.

Kevin senantiasa memeluk tubuh ramping istrinya, serta membisikan kata-kata penenang untuk Aretha.

Saat dirinya ingin menyusul kealam mimpi yang sudah didahului oleh Aretha, hp yang berada di sebelahnya berbunyi.

Archer |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang