Happy Reading
Lamaran hari ini berjalan lancar, setelah semuanya mengucapkan kata setuju, Aretha segera pergi menuju kamar. Sedangkan untuk urusan lain biar mereka yang membahasnya, kalau memang ini yang terbaik untuknya, Aretha hanya pasrah ke mana takdir membawanya. Walaupun pada awalnya dia tidak menyukai Kevin, tapi Kevin lah yang selalu membantunya selama ini.
"Dek?" panggil Satria.
Aretha diam tak menjawab, memang sejak hari itu Aretha lebih banyak diam dan hanya menjawab ucapan orang-orang dengan singkat, tidak mau bercerita, tidak mau tersenyum walau kadang terukir senyuman tipis terpaksa di bibirnya, tidak menangis atau apapun yang lainnya.
"Dek, ini adalah pilihan yang tepat, Abang percaya kalau Bang Kevin bisa melindungi kamu." Aretha hanya mengangguk, Satria menghela napas pelan.
'Aku mohon ya Rabb jangan membuat Adikku seperti dulu lagi, aku ingin dia selalu ceria seperti biasanya daripada seperti ini.' Doa Satria. Hatinya terasa sakit melihat keadaan Adiknya yang seperti ini dan dia tidak ingin kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali kepada Aretha.
Tiba-tiba ponsel didekat mereka berbunyi, ternyata ponsel milik Aretha. Aretha memandang layar ponselnya yang menampilkan nama seseorang, dia menarik napas pelan lalu mengangkatnya.
"Halo Bunda," ucapnya saat mengangkat telpon, mencoba biasa-biasa saja padahal tidak.
"Assalamualaikum dulu sayang," jawab seseorang di seberang sana.
"Wa'alaikumsalam Bun, lupa hehe," ucap Aretha tertawa pelan, menahan tangis, tidak tau mengapa setiap mendengar suara itu, dia selalu ingin mengungkapkan semua hal yang terjadi pada dirinya.
"Kebiasaan kamu itu mah. Ya sudah gak usah dipikir lagi, sedang apa kamu sekarang?"
"lagi duduk aja sama Bang Satria."
Satria yang mendengar Adiknya sudah seperti biasa walaupun tidak sepenuhnya hanya mampu tersenyum tipis, dia membiarkannya saja daripada Aretha kembali diam tidak berbicara.
"Udah makan belum?"
"Udah dong Bun, gak pernah ya aku telat makan."
Bohong. Aretha berbohong padahal dirinya sama sekali belum menyentuh makanan, belum ada satupun yang masuk kedalam mulutnya.
"Bohong, emang kamu pikir Bunda gak tau apa?! Kamu belum makan kan, sekarang juga suruh Bang Satria ambilkan makanan." Satria yang mendengar, langsung bergegas mengambil makan untuk Aretha. Bagaimana bisa dia lupa Adik kesayangannya belum makan sama sekali?
"Eh, enggak Bun. Aku udah kok makan, suer deh," elak Aretha.
"Ar, aku tidak mengenal kamu cuman satu atau dua tahun, tapi aku mengenal mu cukup lama bahkan dari kecil. Jadi dengar ucapanku, makan dan aku akan bercerita."
Pintu kamar Aretha terbuka, dia kira Satria yang masuk ternyata Kevin dengan membawa nampan ynag berisi makanan dan minum.
"Makan!" titah Kevin, Prisil pernah bercerita kalau Aretha hanya makan sedikit, itu saja dipaksa. Sekarang dia melihat sendiri badan Aretha lebih kurus daripada terakhir mereka bertemu, Aretha saja memandang makanan yang dia bawa tidak berselera.
"Makan, Ar! Nanti kalau kamu sakit aku suruh orang lain untuk jadi sahabatku!" Kevin baru sadar kalau Aretha sedang berbicara ditelepon nya, dari suara yang dia dengar seorang perempuan.
"Jangan dong Bun, aku makan nih." Setelah mengucapkan tersebut Aretha meletakan ponselnya, mulai makan makanan yang dibawa oleh Kevin.
"Nah gitu coba dari kemarin, anak kecil aja gak susah seperti kamu kalau disuruh makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Archer |End|
RomanceAretha Olivia Khanza, adalah seorang gadis manis yang selalu ceria. Kehidupannya penuh dengan canda tawa. Namun,semua itu hanya ia jadikan tameng untuk menutupi masa lalunya yang kelam. Hidupnya baik-baik saja, sampai suatu hari ada orang asing yang...