Perhatian semua orang kini tertuju pada dua orang tersebut, dimana sang gadis dengan begitu posesifnya menggandeng lengan pria di sampingnya. Toh, keduanya pula seolah tak peduli dengan pandangan semua orang terhadap mereka. Masih dengan tawa sang gadis karena cerita lelucon yang sang pria ceritakan padanya.
"Serius, Jungkook. Aku sama sekali tak tahu jika kau pintar dalam memberikan lelucon."
"Benarkah? Itu berarti, selera humormu cocok dengan Jin hyung."
Lisa mengangkat satu alisnya. "Jin hyung? Siapa dia?"
"Kakak iparku. Aku akan kenalkan kau padanya nanti. Mungkin, kau akan menangis karena tertawa setelah mendengar semua leluconnya."
"Baiklah. Aku akan menunggu waktu itu nanti."
Lisa tersenyum. Tanpa ragu mendaratkan kecupan di pipi Jungkook. Sedikit membuat pria itu terkejut dan kini menatap padanya. Ikut tersenyum ketika gadis itu tersenyum pula. Memilih untuk melanjutkan langkah mereka dengan masih dalam posisi yang sama.
"Ah, jika dipikir-pikir, aku belum mengetahui banyak tentang keluargamu. Sedangkan kau bahkan mengetahui kapan ulang tahun ibuku. Bahkan mengingatkanku saat itu yang lupa dengan ulang tahunnya. Kau mengetahui semua tentang diriku, selalu berada di sisiku kapanpun aku memanggil ataupun membutuhkan seseorang disampingku."
Jungkook kembali menatap pada Lisa, dimana gadis itu kini sudah merundukkan kepalanya sembari memainkan jemari miliknya.
"Maafkan aku. Kau pasti kesulitan dengan perasaanmu selama ini. Karena aku sendiri juga tahu bagaimana rasanya memendam perasaan pada seseorang."
Lalu Lisa menghentikan langkahnya, perlahan kembali menatap pada Jungkook disana. "Maafkan aku, Jungkook."
Pria itu menghela napasnya, menghadapkan tubuhnya dan menatap pada gadis itu dengan masih menggenggam tangannya. "Jangan meminta maaf, Lisa. Kau sama sekali tak bersalah apapun. Sudah kukatakan padamu, bukan? Jika ini perasaanku, dan aku yang akan bertanggung jawab untuk semuanya. Aku juga tak keberatan dengan semua ini. Buktinya, sekarang aku bisa memilikimu. Buah kesabaranku sekarang adalah kau yang menjadi milikku."
Sungguh, kemana saja Lisa selama ini? Kenapa ia begitu bodoh dan tak pernah melihat pada Jungkook dan semua perasaannya? Pria itu begitu tulus bahkan tetap menyukai dan mencintainya selama ini.
"Aku mencintaimu, Jungkook."
Jungkook tersenyum mendengar itu semua. Menyentuh wajah Lisa dengan satu tangannya yang bebas. "Hah, aku serius ketika mengatakan aku bahagia kau mengatakan itu semua."
"Lisa!!"
Panggilan itu membuat keduanya mengalihkan pandangan mereka. Menemukan Rose disana yang berlari mendekat pada keduanya. Dan Jimin yang berada di belakang gadis itu hanya mengikuti sang kekasih.
"Huaaa, kalian benar-benar sangat romantis sekali. Senang melihat kalian berdua."
Dan Rose mendekat, memberikan pelukan pada Lisa lalu kembali pada Jungkook dan memeluk pria itu pula. Terlalu bahagia untuk keduanya saat ini. Tentu saja, Rose melihat bagaimana keduanya selama ini. Dan begitu bahagia karena akhirnya kedua sahabatnya itu bisa berakhir bersama.
"Serius, Lisa. Aku bahkan berpikir jika kau mungkin akan menjadi perawan tua karena Kim Taehyung mengingat kau tak bisa menghilangkan perasaanmu padanya." Lalu beralih menatap pada Jungkook, memukul pelan lengan pria itu. "Dan kau, akhirnya bisa mengatakan perasaanmu, huh? Kukira kau tak akan mengatakan semua perasaanmu pada Lisa selamanya. Pokoknya, aku begitu bahagia dengan kalian berdua."
Lisa dan Jungkook tak bisa menyembunyikan senyum mereka karena Rose.
"Benar sekali. Aku bahkan masih mengingat bagaimana ciuman kalian berdua semalam."
Ucapan Jimin saat itu membuat mereka semua menatap pada pria itu. Dan Rose dengan cepat mendaratkan pukulannya pada lengan pria itu, membuatnya merintih sembari menatap pada kekasihnya itu.
"Ck, kenapa Oppa mengatakan itu semua?"
Jimin hanya mendengus di sana, menatap pada Jungkook setelahnya. Sebelum memberikan pukulannya pada lengan pria itu, sedikit membuat Jungkook meringis, namun sama sekali tak mempermasalahkannya.
"Kau, bocah tengik. Sialan kau, Jeon Jungkook. Kau membuatku menjadi orang paling bodoh. Kenapa masalah begini saja kau tak pernah ceritakan padaku? Kau kira siapa aku bagimu, huh?"
Jungkook masih diam di sana, membuat Lisa yang melihatnya akhirnya mendekat dan merangkulnya lalu menatap pada Jimin.
"Oppa, jangan salahkan Jungkook. Aku juga bersalah di sini."
"Ya, kalian dua orang bodoh hanya karena cinta. Beruntung sekali jika kalian akhirnya bersama sekarang. Jika tidak, kalian mau membuat semua orang merasa bersalah pada kalian berdua?"
Keduanya memilih diam, dan Rose yang sedari tadi hanya menatap akhirnya menghela napas, mendekat dan merangkul Jimin saat itu.
"Kalian harus bahagia setelah ini. Ingat itu."
Keduanya hanya menampakkan senyum mereka sebagai balasannya. Hingga pandangan keempatnya beralih saat itu, menatap pada beberapa orang--yang kebanyakan adalah mahasiswi perempuan--yang kini tengah berlari ke suatu tempat.
"Kau yakin?"
"Benar. Itu Taehyung Oppa. Dan dia bersama dengan gadis itu. Gadis yang ia nyatakan cintanya kemarin."
Beberapa pembicaraan yang mereka dengar saat itu membuat tatapan keempatnya bertemu. Dan Rose yang menjadi orang pertama saat itu yang berlalu setelah mendengus, dan melihatnya hanya bisa membuat Jimin menghela napasnya. Sebelum akhirnya mengikuti gadis itu setelahnya.
"Aku antarkan kau ke kelas."
Jungkook sudah akan menarik Lisa bersamanya. Namun gadis itu menahannya, membuatnya kini menatap padanya. Dimana Lisa kini menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"K-Kau duluan saja. Aku akan ke kelasku nanti sendiri. Aku perlu mengurusi sesuatu."
"Lisa--"
"Aku mencintaimu, Jungkook."
Pernyataan itu tentu saja membuat Jungkook terdiam, dimana Lisa kini menampakkan senyumnya.
"Aku ingin bersamamu. Aku hanya ingin meluruskan semuanya dengan baik dan menjalani semuanya bersamamu dengan bahagia. Setidaknya, aku harus bicara dengan Taehyung Oppa tentang semua ini. Aku ingin kita semua bisa bahagia, itu saja."
"Lisa, kau tak perlu lakukan itu."
Lisa hanya menggeleng. "Aku harus lakukan. Karena aku mencintaimu, maka dari itu aku melakukan ini. Biarkan aku menunjukkan padamu, bahwa aku benar-benar serius dengan perkataanku sendiri."
Sebelum Jungkook bisa menjawab kembali, Lisa sudah berlalu saat itu. Membuat Jungkook yang melihatnya hanya bisa menghela napasnya, bahkan menahan dirinya untuk tak menahan gadis itu, sedikit merasa bahagia dengan ucapan Lisa sebelumnya saat itu.
Sementara Lisa di sana bisa melihat dua orang yang menjadi perhatian bagi beberapa orang yang ia lewati. Dimana sang gadis yang terus saja menundukkan kepalanya, dengan satu tangannya yang digenggam dan ditarik untuk berjalan bersama sang pria di sana yang seolah tak peduli dengan pandangan semua orang.
Hingga langkahnya terhenti, ketika pandangannya bertemu dengan Lisa di sana. Dan gadis di sampingnya pun juga ikut menghentikan langkahnya, mengikuti arah pandang pria itu dan sedikit terkejut ketika mendapati Lisa. Ingin melepaskan genggaman pria itu padanya, namun pria itu malah mengeratkannya.
Lisa menghela napasnya, menampakkan senyumnya pula saat itu seolah untuk menguatkan dirinya. Benar, dia akan membuktikan ucapannya pada Jungkook. Bahwa ia mencintai pria itu, dan dia akan terus bersama dengannya untuk membalas semua yang telah Jungkook lakukan padanya.
--To Be Continued--
Chapter baru di tahun 2020. Diriku lgi bahagia ini, makanya update pagi2 gini.
Hayooo dikasih apresiasi akunya, biar updatenya juga cepet 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect ❌ lizkook
Fanfiction[18+] ✔ Ia begitu sempurna. Di matanya, tak ada gadis yang lebih cantik. Bahkan dari gadis-gadis yang pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018