Suara teriakan kesenangan itu tak hentinya terdengar. Permainan rollercoaster memang akan menarik bagi siapapun yang menaikinya. Namun raut wajah ketakutan dan jantung yang berdebar ketika wahana itu meliak-liuk kesana kemari tak luput pula dari orang-orang yang menaikinya. Mungkin akan menjadikan trauma atau ketakutan sendiri bagi beberapa orang, dan menjadi permainan yang menarik dan menantang bagi yang lainnya.
Jungkook mengalihkan pandangannya pada Lisa, dimana gadis itu masih merangkul lengannya dengan kedua mata yang tertutup. Teriakan gadis itu telah berhenti bersamaan dengan rollercoaster yang dinaiki keduanya juga berhenti.
"Apa sudah selesai?"
Pria itu tak bisa menahan tawanya, membuat gadis itu beralih menatap padanya setelah membuka kedua matanya. Dan sebuah pukulan di lengannya Jungkook dapatkan setelahnya bersamaan dengan raut wajah Lisa yang berubah menjadi kesal.
"Kau menyebalkan."
"Kau harus lihat bagaimana wajah ketakutanmu tadi."
"Ck, jangan lagi memaksaku untuk menaiki wahana menyebalkan ini."
Lisa turun lebih dulu, dimana Jungkook pun mengikuti di belakangnya. Tawanya sudah terhenti beberapa menit yang lalu, melihat bagaimana Lisa yang bahkan tak menatapnya sedari tadi.
"Kau marah padaku?"
Lisa menghentikan langkahnya, berbalik untuk menatap pada Jungkook setelahnya dimana pria itu ikut pula menghentikan langkahnya. Oh, jika Lisa tidak dalam keadaan kesal saat ini, Jungkook sudah mendaratkan kedua tangannya untuk menyentuh kedua pipi Lisa dan mencubitnya setelahnya. Bukannya menakutkan, gadis itu malah terlihat sangat menggemaskan saat sedang kesal seperti ini. Tapi hal itu tak ia lakukan, tak mau lagi membuat kesal Lisa.
"Maafkan aku."
Lisa menghela napasnya. "Kau bisa menghitungnya?"
Jungkook tentu saja dibuat bingung dengan apa yang Lisa katakan, mengangkat satu alisnya sebagai tandanya. "Apa maksudmu?"
"Aku bertanya, apa kau sudah pernah menghitung berapa kali kau meminta maaf selama kau mengenalku? Atau selama kau hidup? Kenapa kau selalu saja meminta maaf, huh?"
Jungkook tak menjawab apapun, mau mengucapkan maaf kembali tak jadi ia lakukan setelah melihat Lisa yang seolah tahu bahwa dia akan mengatakan maaf lagi.
Lisa menghela napasnya, mendekat dan menggenggam kedua tangan milik Jungkook.
Tuhan, kenapa hati ini menjadi berdebar tak karuan, sih? Padahal, Lisa kan hanya memegang tangannya saja. Ingin melepaskan, tapi Jungkook tak berani melakukannya. Takutkan jika Lisa akan kesal lagi padanya.
"Jangan selalu meminta maaf. Itu menjadi sangat beban untukku."
Lisa yang merunduk kini menegakkan kepalanya untuk menatap pada Jungkook, memberikan senyumnya setelahnya. "Daripada kata maaf, lebih baik jika kau sering mengatakan padaku bahwa kau mencintaiku. Bukankah itu lebih bagus?"
"Lisa--"
"Jadi kau tak mencintaiku?"
Hanya sepersekian detik, wajah Lisa kembali menampakkan raut kesalnya. Membuat Jungkook lagi-lagi harus mengutuk dirinya karena mengubah mood gadis itu.
"M-Maaf, bukan begitu maksudku. Tapi--"
"Bukankah sudah ku katakan untuk tak mengatakan maaf?"
Lisa melepaskan genggamannya, kembali berbalik untuk berjalan meninggalkan Jungkook. Tanpa pria itu bisa lihat jika ujung bibir milik gadis itu telah naik membentuk senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect ❌ lizkook
Fanfiction[18+] ✔ Ia begitu sempurna. Di matanya, tak ada gadis yang lebih cantik. Bahkan dari gadis-gadis yang pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018