Chapter 19

5.3K 646 42
                                    

Drrt...Drrt...

Bunyi ponselnya yang berbunyi saat itu membuat Lisa sedikit terganggu. Namun gadis itu memilih untuk membiarkannya dan melanjutkan tidurnya.

Jungkook yang saat itu keluar dari arah kamar mandi dan baru saja selesai membersihkan dirinya hanya menghela napasnya menatap pada Lisa di sana, menatap pada ponsel gadis itu dimana bunyi panggilan sebelumnya telah berhenti. Membuatnya tak sempat untuk mengangkat panggilan itu.

Lalu kembali berbunyi dan kali ini ia lebih cepat untuk mengambil ponsel itu. Terpampang nama Rose di sana, dan membuat Jungkook mengangkat panggilan itu setelahnya.

"Oh, Rose. Ada apa?"

"Heh? Kenapa kau yang mengangkatnya? Dimana Lisa?"

Jungkook melirik ke arah Lisa di sana, sebelum mengalihkan pandangannya. "Lisa masih belum bangun. Ada apa?"

Terdengar helaan napas dari Rose. "Pantas saja. Gadis tengik itu memang susah sekali bangun."

Jungkook hanya tersenyum mendengar itu, menyetujui ucapan Rose tentunya.

"Oh ya, jika dia sudah bangun, suruh dia untuk menelpon ibunya."

"Memangnya ada apa?"

"Ibunya menelponku pagi ini. Beliau bilang dia sudah menghubungi Lisa, tapi dia sedari tadi tak mengangkatnya."

"Ah, baiklah. Aku akan bilang pada Lisa nanti."

"Hmm, terima kasih. Dan juga, kau bisa siram dia dengan jus jeruk jika dia masih belum bisa untuk bangun."

Jungkook hanya tersenyum di sana. Pun dengan panggilan itu yang berakhir. Dimana Jungkook kini mengisi sisi kosong di samping Lisa setelah meletakkan ponsel milik gadis itu.

"Lisa..."

Gadis itu hanya menggumam, membuat Jungkook yang menatapnya hanya tersenyum. Merunduk untuk memberikan sebuah kecupan pada bahu gadis itu yang saat itu tak tertutupi selimutnya.

Hingga pria itu mengalihkan pandangannya, menemukan kali ini ponselnya yang berbunyi. Dengan masih melirik ke arah Lisa yang sama sekali tak terganggu oleh suara bunyi ponsel itu, Jungkook menyempatkan untuk melihat pada layar ponselnya. Dan pria itu tampak ragu ketika nama itu terpampang di sana, menghela napasnya sebelum akhirnya memilih untuk mengangkat panggilan itu.

"Yeoboseyo?"

"Hah, syukurlah. Kau akhirnya menjawab panggilanku. Ada apa denganmu akhir-akhir ini, huh? Kenapa tak pernah mau untuk mengangkat panggilanku?"

"Maaf, noona. Aku sedikit sibuk."

"Ck, kau masih memikirkan pesan yang aku kirimkan padamu dua hari yang lalu saat itu?"

Jungkook terdiam, memilih untuk beranjak saat itu agar tak terlalu mengganggu Lisa yang masih terlelap.

"Pikirkan lagi baik-baik, Jungkook. Ini kemauan eomma dan kau tak bisa menolaknya begitu saja."

Jungkook mendudukkan dirinya pada kursi meja makan saat itu, belum membalas ucapan seseorang di telpon sana.

"Jungkook, kau mendengarku?"

"Noona, tapi aku tak ingin."

Terdengar helaan napas di sana. "Aku mengerti. Tapi bisa apa kau, hmm? Aku yakin jika kau pasti tak akan mau jika orang suruhan eomma memaksamu untuk pulang. Jadi sebelum itu terjadi, kau harus kemari sendiri."

"Noona, kumohon. Tak bisakah kau katakan pada eomma dan buat dia mengerti?"

"Jungkook, kau tahu bagaimana ibu kita. Lagipula, perjodohan ini bukanlah sesuatu yang buruk. Kau pikir, aku mau saat itu untuk dijodohkan? Tapi setelah berjalannya waktu, aku bisa menerimanya dan bahkan mencintai suamiku."

perfect ❌ lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang