Chapter 23

5.9K 713 35
                                    

Jungkook sangat mengingat bagaimana pertemuan pertamanya pada Lisa saat itu. Sosok gadis yang begitu berbeda, seperti seseorang yang memang terlahir berdarah campuran. Ya, Jungkook berpikir jika gadis itu mungkin saja berdarah Korea, namun memiliki darah Amerika atau semacamnya mengingat bagaimana rupa gadis itu yang tak tampak seperti orang Korea.

Namun semua pikiran itu hilang sudah, ketika mengetahui jika gadis itu bukanlah seorang gadis yang berasal dari Korea. Sungguh, siapapun akan tertipu ketika Lisa bisa menggunakan bahasa Korea dengan begitu lancarnya.

Memulai perkenalan lebih dulu, Jungkook mendengar bagaimana suara gadis itu melewati pendegarannya. Membuat sebuah perasaan menggelitik yang memenuhi perutnya. Itu aneh, dan dia selalu menolak kenyataan bahwa sebenarnya ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Lisa.

Oh, ayolah. Jungkook itu selalu saja tak percaya dengan hal itu. Namun Lisa membuatnya menjilat ludahnya sendiri, dan itulah yang terjadi padanya saat itu. Lagipula, siapa yang bisa menolak pesona Lisa?

Kedua mata bulat yang seperti bambi, wajah cantik bak seperti boneka hidup, Jungkook selalu melihat Lisa sebagai sosok gadis yang sempurna baginya. Lisa pula yang membuat dirinya pertama kali merasakan bagaimana memendam sebuah perasaan dengan begitu lamanya.

Melihat gadis itu tertawa dan tersenyum, tentu saja menjadi kebahagiaan kecil bagi Jungkook untuk menjalani hari-harinya yang begitu melelahkan. Lalu ketika melihatnya bersedih atau mengeluh padanya, maka dirinya berusaha sebaik mungkin agar membuat Lisa kembali tersenyum.

Yah, walaupun kesedihan gadis itu tak lebih disebabkan karena ia tak pernah terlihat oleh Taehyung, sahabatnya. Ingin sekali rasanya ia mengatakan pada Lisa, bahwa ada dirinya yang selalu melihatnya, ingin sekali memberitahu pada Lisa bagaimana perasaannya yang semakin mendalam setiap harinya untuk gadis itu.

Tapi itu tak pernah ia lakukan, takutkan akan merusak pertemanan yang sudah terjalin di antara keduanya. Takutkan itu semua akan membuat dirinya dan Lisa menjauh dan terjadi kecanggungan antara keduanya.

Namun di hari itu, Jungkook seolah muak dan begitu marah, melihat Lisa menangis dan begitu sedih kembali untuk yang kesekian kalinya karena perasaannya tak pernah berbalas, membuat ego itu menguasainya dan menyuruhnya untuk melepas semua apa yang telah ia pendam.

Jungkook begitu bahagia, ketika perasaannya pada Lisa diterima gadis itu dengan baik. Dimana Lisa juga seolah berusaha untuk menumbuhkan perasaanya padanya. Bagi Jungkook, itu semua sudah cukup baginya. Karena Lisa di sampingnya, itu sudah menjadi kebahagiaan untuknya.

.

.

Bibir itu masih bertemu, menyalurkan semua emosi di dalamnya. Baik itu sedih, bahagia, muak, semuanya bercampur dalam ciuman itu. Pelukan yang semakin mengerat sudah memperlihatkan bagaimana keduanya yang begitu saling merindukan ketika waktu yang cukup lama memisahkan keduanya saat itu.

Pakaian yang keduanya kini telah terbuang dari tubuh mereka, teronggok tak berdaya di lantai kamar milik gadis itu. Sementara tubuh tak berbalut apapun keduanya kini sudah tertutupi selimut, berterima kasih karena pria itu yang melakukannya.

Ciuman Jungkook kini telah turun, menyentuhkan bibirnya dengan begitu lembut di seluruh tubuh Lisa yang bisa dijangkaunya. Menghasilkan lenguhan gadis itu dengan keduanya yang tertutup karena begitu menikmati apa yang kekasih lakukan padanya.

Lenguhan itu tak hentinya Lisa keluarkan, dengan kedua mata yang hampir menutup, ia berusaha untuk menatap pada Jungkook di sana. Tengah menenggelamkan kepalanya di antara kedua kakinya yang terbuka. Sungguh, Lisa tak bisa dengan semua perlakuan Jungkook malam itu padanya. Belum lagi satu tangan pria itu menyentuh dadanya, menambah kenikmatan lain serta suaranya yang semakin melengking. Dan Lisa membiarkan puncaknya datang begitu saja, menatap kembali pada Jungkook yang seolah tak mempermasalahkannya.

perfect ❌ lizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang