Beberapa menit telah terlewati dengan dirinya yang hanya diam saat itu. Hanya duduk diam di atas sebuah closet kamar mandi saat itu dengan helaan napas yang kembali ia keluarkan saat itu. Bersama dengan satu buah bulir airmata yang membasahi wajahnya dan menghapusnya dengan cepat sebelum beranjak dari duduknya. Meletakkan benda yang ia genggam sebelumnya di dalam saku celana yang ia kenakan sebelum keluar dari kamar mandi saat itu.
Bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi saat itu. Membuatnya dengan cepat mengangkat panggilan itu setelahnya.
"Oh, ada apa?"
"Aku akan menjengukmu."
Belum sempat ia menjawabnya, panggilan itu dimatikan lebih dulu. Membuatnya hanya menghela napasnya dan kembali ke atas tempat tidurnya.
Gerutuan itu tak hentinya keluar dari bibir Lisa. Menyalahkan kondisi tubuhnya yang sedang demam dan tak sehat saat ini. Padahal, dirinya seharusnya tak berada di tempat tidur rumah sakit sekarang. Dengan sebuah infus yang kini telah tersemat di punggung tangan kirinya. Melainkan berpakaian yang cantik, dan berada di bangku penonton untuk menyaksikan bagaimana panggung debut HOME Band.
Ya, setelah hampir satu tahun ini, akhirnya HOME Band benar-benar debut sebagai grup band idola terbaru saat ini. Oh, jangan tanyakan bagaimana popularitas mereka. Baru saja debut, mereka benar-benar menyapu bersih semua situs chart musik dengan lagu debut mereka. Album mereka juga tak kalah main untuk grup yang baru saja debut seperti mereka. Benar-benar layak jika gelar monster rookie disematkan untuk mereka.
Pintu ruang inapnya terbuka saat itu, menampilkan Rose di sana yang datang dengan membawa keranjang buah di tangannya. Duduk pada kursi yang memang telah tersedia di sana.
"Hah, sial sekali aku sekarang. Padahal, aku ingin sekali melihat bagaimana penampilan debut mereka."
Rose hanya tersenyum mendengarnya. Mulai mengambil satu buah apel dan mengupasnya.
"Lalu mau bagaimana lagi? Ini salahmu juga karena tak bisa menjaga kondisimu sendiri."
Lisa hanya mendecak, tak lagi menjawab Rose. Menatap pada sahabatnya itu yang masih fokus mengupas buah apel.
"Terima kasih."
"Untuk apa?"
"Karena menemaniku di sini. Seharusnya kau di sana. Melihat bagaimana Jimin Oppa berada di atas panggung."
"Hmm. Kau seharusnya berterima kasih padaku, bodoh. Gara-gara kau, aku tak bisa berada di sana dan menakuti mata-mata centil yang menatap pada Oppa."
Lisa tertawa pelan mendengarnya. "Ini pertama kalinya bagiku mendengar kau begitu cemburu dengan penggemar mereka. Ada apa?"
Rose menghela napasnya, meletakkan pisaunya dan memberikan potongan apel pada Lisa dan diterimanya setelahnya.
"Ck, apa kau tak diberitahu?"
Lisa mengangkat satu alisnya pertanda ia bingung. "Tentang apa?"
"Direktur perusahaan tempat mereka bernaung melarang mereka untuk mengatakan jika mereka sedang berkencan sekarang. Bahkan juga melarang Taehyung Oppa dan Jennie untuk mengatakan kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih. Tidakkah itu keterlaluan?"
Lisa terdiam, cukup terkejut pula mendengar itu semua. Karena hal itu sama sekali tak pernah ia dengar atau Jungkook katakan padanya. Dan melihat bagaimana keterdiaman Lisa, membuat Rose menghela napasnya.
"Aku bahkan bertaruh jika Jungkook tak mengatakan apapun padamu."
"D-Darimana kau tahu semua itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect ❌ lizkook
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Ia begitu sempurna. Di matanya, tak ada gadis yang lebih cantik. Bahkan dari gadis-gadis yang pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018