Pertemuan

10.8K 772 7
                                    

Akhirnya cerita ini bisa update juga 😅. Maafkan author yang lama hiatus.
Karena challenge untuk cerita ini Akan segera berakhir, Saya Akan berusaha update marathon agar cerita ini segera berakhir sebelum tanggal 10 Desember.

Terima kasih bagi yang sudah menjawab survey sebelumnya. Sangat membantu Saya 😘

----------------------------------------------------

Bella merapatkan sweater yang kebesaran di tubuhnya. Dia baru memeriksa timbangan dan sudah turun 3 kg sejak pindah kemari. Sehingga baju-bajunya yang memang sudah longgar menjadi semakin kedodoran.

"Teh poci mas manis gulo jowo..."

Bik Nah muncul membawakan secangkir teh hangat untuk Bella. Sambil menyanyikan lagu campur sari berjudul teh poci dengan gayanya yang kemayu.

"Mampir mriki bakule mbak ayu, Kerso ngunjuk teh poci biso kagem jampi... jampi wuyung sing lagi gandrung"

Bella hanya tersenyum geli. Dia kagum dengan sikap bik Nah. Meskipun usianya sudah melewati kepala lima, ia masih sehat dan penuh semangat.

"Ayo, sarapan dulu Non, biar tidak gampang masuk angin"

Ujar Bik Nah sambil menyodorkan sepiring pisang goreng panas. Bahkan asapnya masih mengepul ke udara.

Bella hanya mengangguk. Sejak di sini dia memang tidak bisa melewatkan sarapan. Perutnya akan kembung saat siang kalau lupa diisi.

Bik Nah diam-diam menatap iba pada tubuh Bella yang terlihat lebih kurus dari pertama bertemu. Gadis itu juga sering terlihat murung. Menatap keluar seolah ada hal yang ia rindukan. Wajar saja, di desa ini Bella tak memiliki teman atau kenalan. Sudah begitu jadi bahan gunjingan warga karena statusnya sebagai istri kedua.

"Bik, jam sepuluh nanti Bella mau keluar. Mau titip sesuatu?"

Tanya Bella membuyarkan lamunan Bik Nah.

"Mau keluar kemana? Jangan bilang ikut arisan PKK?"

Tanya Bik Nah balik. Dia teringat pada undangan istri pak RT kemarin sore.

"Aduh, jangan Non. Orang sini itu mulutnya lamis. Nanti mereka bicara macam-macam sama Non Bella"

Sergah Bik Nah tak setuju. Terbayang olehnya kata-kata kejam warga sini pada Bella.

"Nggak apa-apa Bik. Bella juga sekalian mau belajar bersosialisasi dengan warga di sini"

Jawab Bella. Kali ini Bik Nah tidak bisa membantah lagi. Hanya berharap  Bella tidak akan mendapat perlakuan buruk seperti bayangannya.

*****
Sebenarnya ada keraguan dalam langkah Bella. Ingin sekali berbalik sekarang. Tetapi saat terpikir bahwa membuat alasan dan terus melarikan diri tidak akan mengubah keadaan, Bella memilih menghadapinya.

Bella bisa melihat tatapan sinis menyambutnya begitu dia berdiri di gerbang. Arisan PKK selalu diselenggarakan di rumah ketua RT. Semua biasanya berkumpul di teras rumah. Jika ada yang datang, sudah wajar langsung mendapat sambutan dari para ibu yang berkumpul. Tidak begitu halnya ketika Bella datang. Suasana mendadak canggung. Para ibu itu hanya menatap Bella. Seolah terkejut dengan kedatangannya.

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang