Awal Badai

11.3K 819 15
                                    

Bella menurunkan kopernya dari ranjang. Semua pakaiannya sudah selesai dikemas. Dia sempat terdiam sejenak memandang kamar yang telah ditempatinya selama seminggu lebih. Hari ini sudah saatnya mengucap salam perpisahan karena dia akan kembali ke Malang. Setelah puas, Bella lalu menyambar tasnya dan keluar dari kamar.

Pak Salim yang telah menunggu di ruang tamu segera membantu membawakan koper Bella untuk dimasukan dalam bagasi mobil.

"Barangmu sudah tidak ada yang ketinggalan?"

Tanya Rama yang menyusul Bella.

"Tidak ada Mas"

Jawab Bella. Dia menatap senang pada Rama. Hari ini untuk pertama kalinya menyempatkan diri melihatnya pergi. Bahkan tadi pagi mereka masih sempat berziarah bersama ke makam Yudha.

Bella sedikit terkejut ketika Rama tiba-tiba memeluknya. Cukup erat sekali. Membuat Bella refleks memeluknya juga.

"Hati-hati di jalan"

Bisik Rama sebelum melepaskan pelukannya. Dia seolah berat melepas Bella. Akhir-akhir ini dia telah terbiasa hidup ditemani wanita itu.

Sebelum dirinya juga merasa berat untuk pergi, Bella segera mencium tangan Rama sebagai tanda pamit dan masuk ke mobil. Hanya matanya yang menatap sosok Rama semakin jauh hingga akhirnya hilang.

Bella menghembuskan nafas berat. Ada banyak hal belum sempat ia selesaikan, hingga membuatnya diliputi kegundahan. Salah satunya adalah mengenai pernikahannya dengan Rama. Sekarang Yudha sudah tidak ada, artinya menurut kesepakatan sebelumnya Rama akan menceraikannya.

Hanya saja karena selama seminggu ini mereka sama-sama sedang riweh, Bella tidak sempat menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan mereka. Sejujurnya Bella juga tidak ingin membahasnya. Menjadi janda Setelah tiga bulan menikah, wanita mana yang menginginkannya.

Bella menatap awan yang bergerak pelan di langit sana. Awan itu bergumpal seperti hatinya. Rasanya ia ingin terhempas saja kesana.

******
Sultan langsung menyalami Rama begitu keponakannya itu masuk ke dalam rumahnya.

"Ayo, duduk dulu"

Tukas Sultan mempersilahkan.

"Mau langsung dibahas sekarang?"

Tanya Sultan memotong basa basi. Dia kenal betul sifat Rama yang suka menyelesaikan semua hal dengan cepat.

Anggukan kepala Rama langsung dijawab Sultan dengan mengeluarkan map-map berisi dokumen yang disimpannya di bawah meja.

Hari ini Rama dan Sultan akan menyelesaikan urusan perihal warisan yang ditinggalkan oleh Yudha. Sultan berprofesi sebagai pengacara dan sejak dulu sudah dipercaya menjadi pengacara pribadi keluarga Yudha.

Dari seluruh aset dan kekayaan Yudha, tidak semua diwariskan pada Rama. Termasuk perusahaan yang sudah dibesarkan Yudha. Perusahaan itu bergerak di bidang yang sulit dipahami oleh Rama, dan akan dilimpahkan pada adik ipar Yudha yang sudah lama bekerja di sana. Aset lain seperti kendaraan dan tanah akan dijual lalu uangnya disumbangkan ke beberapa yayasan.

Warisan yang disisakan untuk Rama hanyalah rumah yang ditempati Yudha dan sebidang tanah seluas beberapa hektar. Arimbi juga mendapat bagian warisan berupa villa keluarga. Sedangkan Bella akan menerima perhiasan peninggalan mama Rama. Semua itu sudah disepakati sebelumnya antara Yudha dan Rama. Sehingga hari ini Rama hanya perlu memberikan persetujuaannya di atas hitam dan putih.

"Kamu yakin akan merelakan semua kekayaan papamu? Mas Yudha sudah mempersiapkan dua wasiat lho. Jika kamu tidak setuju dengan yang ini, kamu bisa memakai wasiat satunya. Di mana seluruh aset papamu termasuk perusahaan akan diberikan padamu"

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang