Serumah

10.8K 822 12
                                    

Rama menatap layar komputernya dengan serius. Angka dalam laporan keuangan bulan ini yang dikirimkan bagian keuangan tidak cukup membuatnya puas. Sepertinya pengeluaran perusahaannya akhir-akhir ini cukup besar.

Kepenatan Rama sedikit teralihkan dengan aroma secangkir kopi yang diletakkan Arimbi.

"Terima kasih"

Ujar Rama sambil melihat Arimbi yang sudah mengambil majalah dan duduk di sampingnya. Arimbi hanya menjawab dengan senyuman.

"Katanya ada yang ingin dibicarakan?"

Tanya Arimbi mengingatkan Rama. Hari ini dia sengaja pulang lebih cepat karena suaminya bilang ingin mendiskusikan sesuatu.

"Ingat kantor cabang yang dipegang Pak Hilman?"

"Yang ada di Malang itu?"

"Iya. Pak Hilman sudah resign mulai minggu depan, dan belum ada penggantinya. Jadi untuk sementara waktu aku mungkin akan sering pergi ke Malang setiap akhir pekan"

Rama menatap Arimbi, menunggu reaksi istrinya. Berharap ia akan mendapat ijin.

"Tidak masalah. Lagipula aku juga selalu lembur tiap akhir pekan. Mas pasti kesepian kalau di rumah"

Jawab Arimbi santai.

"Tinggal di mana selama di Malang?"

"Hotel. Di sana dekat dengan tempat wisata, tidak sulit mencari tempat menginap"

Arimbi berpikir sejenak setelah mendengar penjelasan Rama. Ada ekspresi kurang setuju di wajahnya.

"Kenapa tidak tinggal di rumah Bella saja mas? Lebih dekat kan?"

Kali ini gantian Rama yang tertegun sesaat dengan ide istrinya. Tentu saja dia sudah memikirkan sebelumnya. Meskipun pergi ke kota itu, dia tidak ingin bertemu Bella.

"Walaupun dapat penginapan murah, tetap saja keluar uang. Sayang rasanya"

Lanjut Arimbi. Rama masih saja diam. Terlihat penolakan dalam ekspresinya.

"Aku tahu pengeluaran Mas Rama sedang banyak akhir-akhir ini. Sebaiknya uangnya dihemat saja. Arimbi juga mau suatu saat dibelikan rumah sendiri seperti Bella"

Rayu Arimbi meyakinkan. Ekspresi Rama akhirnya sedikit melembut.

"Kamu tidak keberatan? Walau hanya sehari dua hari, aku akan tinggal dengan wanita lain"

Tanya Rama.

"Wanita lain itu juga istrimu Mas. Aku tidak akan keberatan, asalkan Mas Rama bisa memegang janji untuk menjaga hati"

Jawab Arimbi bijak sembari mengingatkan. Rama pernah berjanji agar tidak jatuh cinta pada Bella. Sebenarnya Rama sedikit ragu. Namun kemudian dia mengangguk setuju.

*****
Bella hanya melongo mendengar penjelasan Rama. Mulai minggu ini, setiap hari Jumat malam hingga Senin pagi suaminya itu akan tinggal di rumahnya. Bukan masalah bagi Bella. Tetapi ini terlalu mendadak. Pria itu juga datang tanpa pemberitahuan, sehingga dia tidak membuat persiapan.

"Rumah ini punya air hangat kan? Aku mau mandi dulu"

"Ada, aku siapkan dulu"

Bella buru-buru berlari ke kamar mandi untuk menyalakan pemanas air. Udara di daerah ini cukup dingin, terutama ketika malam tiba.

Sambil menunggu bak air penuh, Bella pergi ke dapur. Menyalakan kompor untuk memasak air. Dia ingin menyeduh teh untuk Rama. Karena sudah malam, bik Nah dan suaminya sudah tidur. Bella tidak enak membangunkan mereka.

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang