Rasa yang Salah

11.1K 864 20
                                    

Rama bukan pria yang mudah membuka hati. Namun dia adalah pria yang begitu mempercayai cinta sejati. Cinta itu harusnya hanya ada satu. Begitu keyakinannya. Dan Rama tahu, semua itu digambarkan oleh sosok Arimbi. Wanita paling sempurna di matanya.

Seperti itu keyakinannya...

Hingga ia mengenal Bella...

"Mas, besok aku mau ijin bertemu dengan Mas Rendra. Ada pekerjaan yang harus kami bicarakan"

Kata-kata Bella mengembalikan kesadaran Rama dari lamunannya. Entah kenapa dia tidak suka nama "Rendra" disebut.

"Harus bertemu ya?"

Tanya Rama balik dengan nada tak suka.

"Iya"

Jawab Bella enteng.

Rama menyesal dulu membiarkan Bella menerima tawaran pekerjaan itu. Walaupun menegaskan status Bella, mereka masih punya kesempatan bertemu.

Rama berpikir sejenak, sebelum akhirnya memutuskan.

"Aku ikut kamu"

******
Bella menatap deretan toko sepanjang jalan yang belum pernah sempat dilihatnya. Meskipun hanya desa, tempat ini cukup ramai. Berbagai macam toko, yang kebanyakan toko pakaian, berderet. Hanya saja toko-toko itu dibuka pada malam hari. Pagi begini masih tertutup rapat.

Sesekali Bella melirik ke arah Rama yang menyetir. Tetapi hanya diam saja meskipun hatinya bertanya-tanya. Bella merasa heran kenapa Rama ingin ikut bertemu Rendra. Bukannya pergi bekerja.

Hanya beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di depan sebuah rumah makan. Awalnya Rendra ingin bertemu di kontrakannya yang juga merangkap tempat kerja. Rama tidak setuju dan meminta bertemu di tempat lain. Sehingga disinilah mereka.

"Kita pesan dulu saja"

Ujar Rendra begitu Rama dan Bella telah bergabung di mejanya.

Rama membolak-balik buku menu dengan ekspresi tidak puas. Terlihat sekali kalau menu di sini tidak sesuai dengan seleranya. Padahal ini rumah makan paling besar di desa ini.

"Aku pesan kopi saja"

Ujar Rama kemudian. Tidak Ada satupun makanan di tempat ini yang bisa menggugah seleranya. Lebih enak masakan Bella.

"Hanya kopi? Padahal kita bisa makan sesuatu dan bicara dengan santai"

Komentar Rendra.

"Kalau begitu bicaranya dipersingkat saja. Aku sibuk dan masih harus pergi bekerja Setelah ini"

Rendra langsung diam dengan tanggapan dingin Rama. Membuat Bella menjadi tidak enak. Suasana menjadi canggung di antara mereka.

Akhirnya Bella hanya memesan minuman seperti Rama. Pembicaraan mereka tentang pekerjaan juga terkesan terburu-buru. Rama juga cemberut sepanjang pertemuan ini. Membuat Bella Makin bertanya-tanya tentang motif Rama ikut dalam pertemuan ini.

"Mas Rama ada masalah?"

Tanya Bella begitu mereka sudah kembali naik ke mobil, hendak meninggalkan rumah makan. Dia sudah tidak bisa menahan diri untuk terus diam.

"Memangnya kenapa?"

Tanya Rama balik.

"Sepertinya sejak tadi pagi terus cemberut saja"

Rama terkejut dengan pernyataan Bella.

"Siapa yang cemberut? Aku tidak cemberut"

Elak Rama tak terima.

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang