Patah

11.2K 860 10
                                    

"Ram! Ayo dong, tolong bantuin aku"

Rengek Bisma. Sudah hampir setengah jam dia begini dan diacuhkan oleh Rama. Padahal Bisma sampai mencak-mencak.

Kuping Rama sakit juga oleh Bisma. Padahal dia sejak awal sudah menolak permintaan aneh itu. Kalau saja Bisma bukan sahabatnya, Rama mungkin sudah membungkamnya.

"Cari orang lain saja"

"Tidak ada yang lain Ram, ini kru GEMA KAMPUS sudah mau datang"

Bisma tak menyerah. Akhirnya, melihat Bisma hampir menangis, Rama pun mengiyakan.

Tak butuh waktu lama, Rama langsung menyesali keputusannya. Bisma ternyata cuma akting. Dia langsung menghapus air mata buayanya dengan senyum selebar pemeran badut di film horor IT.

"Kampret!"

Umpat Rama yang disambut kekehan Bisma.

Nasi sudah menjadi bubur. Hanya itu yang bisa Rama pikirkan setelah dia menerima permintaan Bisma. Padahal Rama bukan orang yang suka dengan kegiatan wawancara. Menurutnya melelahkan harus menjawab berbagai pertanyaan yang terkadang jawabannya sudah jelas.

Rama menatap surat undangan yang masih diletakkan di meja sekretariat. Belum sempat ia bawa pulang. Rama tersenyum puas melihat namanya di sana sebagai salah satu mahasiswa yang diundang untuk magang di salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Hanya 3 orang yang diberi kesempatan mewakili Indonesia termasuk dia dan Bisma. Ini akan jadi pengalaman terbaik dalam hidup Rama.

"Salah satu anggota GEMA KAMPUS yang akan mewawancaraimu itu cantik sekali lho"

Bisik Bisma berusaha menyenangkan hati Rama, namun hanya dijawab dengan tatapan tajam.

Jam tiga tepat, tiga orang anggota buletin kampus datang menemui Rama yang sudah menunggu di kantin fakultasnya. Bisma tidak bohong. Satu-satunya gadis yang dalam rombongan itu memang cantik. Membuat Rama yang biasanya acuh dengan perempuan menjadi salah tingkah.

Tadinya Rama ingin mengakhiri wawancara itu secepat mungkin, namun sulit baginya untuk fokus pada pertanyaan yang diajukan padanya. Mata indah gadis itu telah membuatnya berdebar tak karuan. Suara lembut gadis itu membuat telinganya terlena. Bahkan hanya tindakan kecil seperti menyelipkan rambut di belakang telinganya terlihat manis di depan Rama.

Dia jatuh cinta...

Rama mencari tahu tentang gadis yang telah mencuri hatinya. Namanya Arimbi Radita, masih mahasiswa baru dari jurusan hubungan internasional. Terpaut dua tahun dari Rama. Arimbi sudah menjadi primadona di kampus karena kecantikannya. Namun Rama tidak ciut.

Rama menjadi satu dari sekian banyak pria yang mengejar cinta Arimbi. Kebetulan juga fakultas mereka bersebelahan, membuat Rama mudah menemuinya. Arimbi akhirnya jatuh dalam pelukan Rama tak lama setelah itu. Mereka sempat menjadi Pasangan Paling hits di kampus. Mematahkan hati banyak orang.

*******
Kenangan pertemuan pertamanya dengan Arimbi itu berputar seperti tayangan film di kepala Rama. Tak pernah sebelumnya ia jatuh cinta begitu mudah pada wanita manapun. Hanya dari pandangan yang pertama. Cuma dengan Arimbi saja.

Begitu lama mereka bersama. Sepuluh tahun mereka saling mengenal satu sama lain, termasuk tujuh tahun usia pernikahan mereka. Semua seolah musnah begitu saja. Hilang tanpa ada artinya lagi.

Semudah itu.

Rama mencoba memejamkan matanya. Berharap semua hanyalah mimpi saat dia bangun nanti. namun saat ia membuka mata, ia sadar itu nyata, Dan harus menghadapinya.

Rama menatap kosong pada langit-langit kamar. Mencoba meredakan gemuruh di dadanya, meskipun tidak bisa.

"Aku berharap kita tidak saling menyakiti seperti ini"

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang