Menantu Pilihan

11K 852 12
                                    

"Cah ayu ternyata ada di sini juga?"

Sapa Yudha. Dia baru saja bangun, bukannya bicara dengan Rama yang ada di sampingnya malah menyapa Bella. Kelihatan sekali ia sumringah melihat wajah menantunya.

"Iya, Bella di sini, Om. Bagaimana perasaan Om Yudha? Apakah masih ada yang terasa sakit?"

"Karena ada kamu, rasanya badanku langsung kembali sehat"

Kelakar Yudha.

"Sudah, berhenti melawaknya. Papa itu membuat Bella khawatir sampai harus jauh-jauh datang kemari"

Omel Rama. Dia berusaha menyembunyikan rasa senangnya melihat Yudha bisa berbicara dengan lancar.

Yudha hanya tertawa.

Obrolan mereka terpotong saat dokter yang biasa menangani Yudha datang. Bella menunggu di luar, memberi waktu Rama untuk berbicara dengan dokter.

Bella memperhatikan lalu lalang orang di sepanjang lorong. Tempat ini tidak sepi meskipun jam besuk siang hampir berakhir. Rasanya cukup familiar bagi Bella. Terutama aroma khas rumah sakit itu sendiri.

Sebelum meninggal, mendiang ayah Bella dirawat selama satu bulan di rumah sakit. Tiga hari terakhir bahkan ditempatkan di ICU. Selama itu pula Bella selalu menjaga setiap harinya. Mandi, makan, tidur, semua Bella lakukan di rumah sakit. Seolah dia sendiri yang tinggal di sana.

Bagi Bella, yang khas dari rumah sakit bukan bau obat. Melainkan aroma kesedihan. Segala kemungkinan bisa terjadi di sini. Termasuk yang paling buruk.

Suara langkah kaki membuyarkan lamunan Bella. Dokter dan perawat yang melakukan kunjungan baru saja pergi. Bella pun kembali masuk ke dalam ruangan.

"Jika nanti malam kondisinya sudah stabil, besok papa sudah bisa pulang"

Tanpa perlu Bella bertanya, Rama sudah lebih dulu menyampaikan kata-kata dokter padanya.

"Syukurlah kalau begitu"

Jawab Bella tersenyum.

"Tuh kan, aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu khawatir"

Sahut Yudha sambil terkekeh. Membuat Rama melotot padanya.

"Apa ada lagi Mas?"

Bella menangkap ekspresi gelisah di wajah Rama.

"Ada masalah di kantor"

Jawab Rama sambil garuk-garuk kepala. Dia bahkan tidak perlu menjelaskan sisanya. Rama harus pergi ke kantor, namun tidak tega meninggalkan Bella sendirian dengan papanya di sini.

Bella tersenyum,

"Mas pergi ke kantor saja, biar aku yang menjaga Om Yudha. Sebelumnya aku sudah banyak pengalaman saat menjaga mendiang ayah"

Bujuk Bella. Namun Rama masih memandang ragu istrinya, rasanya tidak enak melimpahkan tugasnya begitu saja.

"Sudah pergi sana. Papa ingin berduaan dengan Bella"

Timpal Yudha. Rama kembali melotot pada papanya, karena merasa diusir. Hanya saja kali ini dia memutuskan untuk pergi.

******
Bella terdiam memperhatikan Yudha. Setelah memastikan mertuanya sudah tidur, dia segera membetulkan selimut Yudha. Bella lega, Yudha terlihat baik-baik saja. Seharian ini berceloteh padanya tentang hal-hal lucu. Sama sekali tidak terlihat sakit. Kemudian Bella membereskan nampan makanan dan obat-obatan yang baru dikonsumsi Yudha, sebelum ikut istirahat.

Bella menyalakan TV dan beristirahat sejenak di sofa. Merenggangkan kaki dan tangannya. Seharian ini dia lebih banyak melayani kebutuhan orang, sehingga kini merasakan lelahnya. Sebenarnya dia juga lapar, namun tubuhnya sulit diajak kompromi. Bella sedang malas untuk berjalan keluar.

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang