Peran Istri

11.1K 808 27
                                    

Bella tertawa terbahak saat melihat handuk yang dilipat menyerupai angsa sedang berciuman di atas kasur. Belum lagi dengan rangkaian bunga berbentuk hati. Membuat Rama menjadi dongkol.

"Niat sekali Mas. Seperti pengantin baru"

Komentar Bella jujur. Rama hanya melengos. Harusnya dia batalkan saja paket dekorasi kamar ini. Rasanya memalukan sekali jika dipikirkan lagi.

Meskipun begitu, Rama lega melihat Bella tertawa dan bersikap biasa lagi padanya. Dia ingat kejadian spontan yang dilakukannya dengan mencium Bella. Ada rasa lega bercampur cemas di sana.

"Mas, aku telfon rumah dulu"

Pamit Bella.

"Kalau begitu aku mandi dulu"

Jawab Rama kagok. Dia segera bergegas masuk kamar mandi, sedangkan Bella pergi ke balkon. Bella harus memberitahu kakaknya jika dia tidak akan pulang malam ini.

"Halo"

"Mbak Rasti, ini Bella"

"Bella? Kamu sudah bertemu dengan suamimu?"

"Iya Mbak, ini aku sedang bersama Mas Rama. Malam ini aku tidak pulang ke rumah, jadi tidak perlu menungguku"

Ada jeda cukup lama setelah Bella bicara. Mungkin kakak iparnya syok mendengarnya. Baru saja tadi siang mereka membicarakan mengenai Rama.

"Iya, hati-hati di sana Bel. Semoga semua berjalan dengan lancar"

"Iya Mbak"

Setelah itu Bella menutup panggilannya. Namun dia tidak beranjak dari sana. Bella butuh waktu menata pikirannya.

Rama datang tanpa permisi. Menarik Bella sesuka hatinya. Memberikan rasa sedih dan hangat secara bersamaan. Bella masih bisa mengingat betapa menyakitkannya sebutan pengganti yang disematkan Rama. Begitupun dengan ciuman yang membuat hatinya berdebar. Sepertinya, Bella masih harus menahan semua itu untuk waktu yang lama.

"Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku mencintaimu, karena hatiku sudah berjanji setia pada yang lain. Tetapi aku membutuhkanmu. Kapanpun aku merasa rindu, atau lelah dan ingin bersandar, aku akan datang padamu. Hingga aku bisa melepaskanmu, aku harap kau bisa memainkan peran sebagai istriku dan mengikuti keegoisanku"

Begitu kata Rama usai menciumnya. Entah perintah atau permintaan, namun Bella telah mengiyakannya. Kata-kata yang sebenarnya meremukkan hati Bella, karena dia tahu bahwa selamanya dirinya hanya pengganti. Anehnya, Bella merasa itu lebih dari cukup. Dia tidak menginginkan lebih dari Rama. Inilah caranya mencintai Rama.

******
Bella merasakan tubuhnya kaku sekali. Dia merasa sulit bernafas saat tangan kekar itu telah melingkari pinggangnya. Jantungnya seakan berdegup kencang saat dia merasakan nafas hangat Rama telah menyapu tengkuknya. Belum lagi dada bidang suaminya yang menempel pada punggungnya.

"Kamu tegang sekali Bel"

Tegur Rama.

"I..ini pertama kalinya untukku Mas"

Jawab Bella gugup, membuat Rama tersenyum.

"Kalau kamu sekaku ini, aku jadi merasa seperti sedang melecehkanmu"

Goda Rama. Dia benar-benar pintar membuat kacau hati dan pikiran Bella. Sudah tahu Bella gugup namun tidak sedikitpun mengendurkan pelukannya.

Akhirnya Bella mencoba bersikap santai. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan-pelan hingga ia merasakan tubuhnya mulai menyesuaikan diri.

Selir (Tamat) | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang