Cemburu

63 9 5
                                    

Rayhan dan wanita itu berjalan ke arah meja yang di tempatiku. Aku diam membeku melihat mereka berdua, apakah mereka mempunyai hubungan yang spesial? Ahh aku sangat curiga.

"Maaf ya Din nunggu lama." Rayhan duduk dan menarik kursi untuk Raina.

Kenapa dia sangat perhatian kepada nya. Ada tiga hal yang sangat membuat perempuan tak tahan, yaitu air mata, cemburu, dan rasa ingin tahu.

Aku sangat cemburu melihat mereka, ahh kenapa jadi seperti ini. Wulan juga tak kunjung datang semakin membuat ku muak dengan hal ini.

Aku memanggil pelayan dan dia pun datang menghampiri meja ku. Kami semua memilih memesan nasi goreng.

Lalu Rayhan membuka obrolan kita.

"Kenalin dia Raina".

"Oh, Raina. Namaku Dinda".

"Dinda, kuliah disini juga?".

"Iya, ambil farmasi aku".

What, dia sama dengan ku.

"Oh aku juga, berarti nanti ospek nya bareng ya".

"Makanya aku bawa dia kesini Din, soalnya dia sama-sama ambil jurusan farmasi kayak kamu. Bisa bareng kan nanti".

"Iya, ehh aku telfon Wulan dulu ya". Aku berdiri dan meninggalkan mereka berdua di sana.

Entah kenapa hatiku cemburu melihat mereka. Dulu dia mengejarku, tapi aku mengacuhkannya. Di saat aku jatuh hati padanya dia malah bersama wanita lain.

Aku menelefon Wulan, tapi dia tidak mengangkatnya. Dia kemana?

Saat aku kembali ke meja, dia malah menyuapi Raina. Aku tak tahan dengan semua ini.

"Kayak nya Wulan nggak jadi datang deh, aku ke kampus dulu ya", aku mengambil tas dan jaket ku.

"Loh, kamu mau kemana Din? Makanan nya kan belum dimakan", Rayhan memegang tangan ku.

"Nggak papa, aku buru-buru soalnya ada urusan". Aku melepaskan tangan nya dan pergi keluar restoran. Anehnya dia tidak mengejarku, dasar manusia aneh.

Saat aku tiba di depan pintu keluar ternyata Wulan sudah datang.

"Kok keluar Din, kan aku belum kesana?", Wulan menghampiri ku di depan pintu.

"Nggak usah kesana, ayo ke kampus aja, ayo Lan". Aku menarik tangan nya dan menuju ke sepeda motornya.

"Din ada apa sih?".

Aku menghiraukan pertanyaannya.

Setelah sampai di motor, Wulan menyalakan motornya dan aku berboncengan dengan nya.

Di perjalanan menuju kampus, aku tak tahan dengan air mataku. Ku ingin menumpahkan semuanya sekarang.

Air mataku sudah pecah, semuanya mengalir deras membasahi kerudungku.

"Dinda Lo kenapa? Nangis Lo ya?".

"Enggak kok, aku nggak nangis siapa yang nangis.", aku tak ingin menceritakan kejadian tadi padanya.

"Nggak usah bohong deh, ketahuan dari spion Din". Ya Allah aku lupa.

"Rayhan Lan".

"Ada apa dengan Rayhan?". Dia memberhentikan sepeda motornya.

"Dia sudah punya orang, Raina Lan namanya". Aku memeluk Wulan seerat-eratnya.

"Mana mungkin, dia kan cuma cinta sama kamu, mungkin dia sahabatnya atau saudaranya". Dia tak mempercayai semua yang aku ucapkan.

"Tapi dia sangat perhatian pada Raina". Aku melepaskan pelukan ku darinya.

💧💧💧

Hayoooooo Raina siapa nya Rayhan?



Manusia Aneh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang