Happy reading
Andreas dengan segala keegoisannya kini telah kalah oleh perasaannya sendiri, cinta Andreas lebih kuat dibanding keegoisannya sendiri.
Apapun hal itu, kalau dilibatkan dengan cinta akan tetap kalah. Cinta bertujuan untuk memberi kekuatan pada kita.
Perjalanan cinta yang tidak seperti kisah cinta lainnya. Bukan kisah cinta seperti Romeo dan Juliet yang berakhir dengan duka, juga bukan kisah cinta seperti dalam film twilight yaitu Bella dan Edward yang kisah cintanya berbeda alam. Dan bukan pula Kisah romantis yang terkenal yaitu Fifty of shades grey yaitu Anastasya yang mencintai begitu pun sebaliknya Cristian grey juga.
Ini kisah cinta Andreas dan Austhia, yang hanya dikelilingi oleh keegoisan dan ketidakpekaan mereka atau bisa dikatakan trauma yang membuat mereka seperti itu.
Tetapi, dengan seiring waktu kini Andreas dapat membuktikan sendiri bahwa cinta tidak seperti yang dirinya pikirkan.
Walaupun dirinya ingin menghilangkan cinta itu, tetapi itu sangat sulit untuk dihilangkan akan ada rasa sakit di tubuh kita yaitu hati.
****
Di sinilah Andreas sedang menunggu Thia untuk pergi ke sekolah, setelah mengungkapkan perasaannya yang hampir saja ditolak, tetapi pada akhirnya ia diterima dengan perasaan bahagia.
Ia tak menyangka beginilah rasanya jatuh cinta yang sebenarnya, terasa campur aduk menurutnya. Senang dan sedih tercampur menjadi satu.
"Hai," ucap Thia membuat lamunan Andreas langsung pergi entah kemana, yang digantikan oleh senyum yang menghiasai bibirnya.
"Siap berangkat?" tanya Andreas yang langsung diangguki oleh Thia.
Andreas tidak memberikan helm itu pada Thia, melainkan memasangkannya pada kepala Thia. Membuat jantung Thia berdetak tak karuan.
Thia menahan napasnya saat napas berbau mint itu menyeruak masuk ke hidungnya. Ia tak menyangka Andreas se-romantis ini.
Setelah selesai memakaikan helm ke Thia, Andreas menarik tubuhnya dari Thia. Membalikkan tubuh tegapnya, Andreas menaiki motor tak lupa memakai helm.
Menaiki motor Andreas yang lumayan besar, melilitkan tangannya ke pinggang Andreas. Menyandarkan kepalanya di punggung lebar Andreas, membuat jantung Andreas berpacu sangat cepat.
Tak ingin terlambat sekolah, Andreas pun menancapkan gas menuju sekolahnya.
***
Memasuki gerbang sekolah, semua murid melihat ke arah Andreas lebih tepatnya kepada Austhia.
Tatapan sinis tercetak di wajah saat melihat idola mereka berangkat bersama. Andreas yang melihat itu tak peduli karena ia sudah terbiasa ditatap oleh berbagai tatapan.
Austhia turun dari motor Andreas, merapihkan bajunya yang agak acak-acakan tertimpa angin. Hingga tiba-tiba, seseorang mendorong Thia dengan sangat keras, karena serangan mendadak membuat Thia tubuh Thia tersungkur ke tanah.
Andreas yang sedari tadi belum melepas helm, langsung melihat ke arah Thia yang sedang meringis menahan sakit di kaki.
"Thia ...!" teriak Andreas menghampiri Thia dengan sedikit tergesa-gesa melepaskan helmnya dengan kasar menjatuhkan helm ke tanah.
Mendongakkan kepala, Thia melihat seseorang dengan tersenyum sinis kepadanya.
Chintia Gilbert
Setelah kejadian penculikan hari itu, Thia tidak pernah sekali pun ia melihat Chintia.
Tetapi, melihat wajah sinis tak bersalah dari wajah Chintia membuat Thia sedikit menahan amarahnya. Bukannya ia tobat, tetapi ternyata kelakuannya semakin menjadi-jadi. Andreas yang sedari tadi menatap cemas Thia langsung membalikkan wajahnya pada Chintia.
Menatap tajam gadis yang membuat kekasihnya terluka, yang ditatap hanya menampilkan senyum menggoda kepada Andreas, membuat Andreas murka.
"Dasar wanita murahan!"
Satu tamparan berhasil dilayangkan ke pipi penuh bedak itu. Membuat sang empunya meringis memegang pipinya yang terasa panas. Andreas tidak peduli jika dia disebut pengecut yang menampar pria. Namun, kelakuan Chintia membuatnya tidak bisa membendung amarah lagi.
"Gue nggak akan pernah berhenti nyakitin dia ...!" tunjuk Chintia lalu pergi meninggalkan Andreas dan Austhia.
"Kamu tidak apa?" Tanya Andreas menyentuh lutut Thia yang mengeluarkan darah.
"Shhh," ringis Thia saat tak sengaja Andreas memegang lutut memar Thia.
Tiba-tiba, Thia merasakan tubuhnya melayang, membuat Thia menjerit tertahan saat Andreas menggendongnya ala bridal style.
Thia menyembunyikan wajahnya ke dalam dada bidang Andreas, ia sangat malu saat melihat tatapan terpana dari para murid.
Andreas memangku Thia, tak mempedulikan wajah tercengang para murid di sekolahnya. Yang ia pikirkan saat ini hanya Thia yang terluka tidak ada yang lain.
Menurunkan pelan-pelan tubuh mungil Thia ke ranjang UKS. Andreas dengan telaten mengobati luka Thia. Sekali-kali Thia meringis kesakitan saat tak sengaja Andreas menekan terlalu dalam pada lukanya.
"Maaf," ucap Andreas merasa bersalah.
Andreas meniup-niup luka Thia, membuat Thia menahan napasnya. Saat melihat hal kecil yang membuat jantungnya berdetak tak karuan.
Setelah mengobati Thia, Andreas tanpa aba-aba memangku Thia, membuat sang empunya kaget.
"Andreas aku bisa jalan sendiri," tolak Thia yang tak enak saat Andreas memangku dirinya.
"Jangan membantah," ucap Andreas dengan nada tak terbantahkan.
Thia hanya pasrah, ia menyandarkan kepalanya ke dada bidang Andreas yang terasa nyaman dan menenangkan.
Jeritan para murid juga tatapan sinis para wanita pada Thia saat lelaki yang menjadi incaran mereka tengah memangku Thia.
Lihat itu gadis murahan ...!
Ya benar, pasti Andreas dipelet sama gadis murahan itu!
Banyak cibiran yang dilontarkan para wanita pada Thia, yang membuat Thia semakin menyembunyikan wajahnya ke dalam dada bidang Andreas.
Tak pernah Thia bayangkan orang-orang menyebut dirinya gadis murahan, itu sangat menyakitkan. Tak sadar air matanya mengalir membasahi baju Andreas.
Andreas yang merasakan basah di bajunya, akhirnya mengepalkan tangannya erat.
"Jangan kalian bicarakan kekasihku, karena kalian yang murahan bukan kekasihku ...!" desis Andreas menatap semua orang yang tengah mencibir Thia.
"Dan satu lagi jika ada yang menyakiti kekasihku kalian akan berurusan denganku," ancam Andreas menghiraukan tatapan tercengang para murid.
Andres semakin mengeratkan pelukannya kepada Thia. Ia membenci semua orang yang dengan mudahnya mengatakan bahwa Thia itu murahan. Bagaikan ditusuk jarum saat melihat kekasihnya mengeluarkan air mata.
"Sutt ...." Andreas mendudukkan Thia di bangku taman, karena ia tahu Thia butuh ketenangan.
Mengusap air mata Thia yang terus berjatuhan dari matanya, menatap Thia yang menangis sesegukan.
Membawa Thia kedalam pelukannya, ia merasakan sesuatu yang ia tak pernah ia rasakan yaitu kenyamanan. Ada kenyamanan tersendiri saat dirinya dipeluk Andreas.
"Andreas aku bukan gadis murahan, 'kan?" tanya Thia saat dirinya melepaskan pelukan Andreas.
Andreas menggeleng ia tak pernah menganggap kekasihnya itu murahan karena ia tahu siapa yang murahan.
"Itu tidak benar sayang," ucap Andreas tegas supaya Thia tak lagi bertanya lagi.
Thia menganggukan kepalanya, lalu memeluk Andreas lagi, ia terharu mempunyai kekasih yang percaya padanya dan juga perhatian.
Mereka saling berpelukan, mencari kenyamanan dari sebuah pelukan itu. Kini mereka sadar bahwa cinta harus dilandasi kepercayaan bukan keegoisan.
TBC
Follow WP : @Rainara_Rain21
IG : rainararain
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)
Teen Fictionbagaimana jadinya seorang cowok and cewe sama-sama dingin, cuek dan gak kesentuh. Austhia Putri Fernandez gadis cantik, pintar tapi sayang nya sifat cuek membuat dirinya di gemari oleh semua orang termasuk cowok dingin yaitu Andreas Smith helten. Ba...