Part 17 CBVCG// Losing

6.2K 338 4
                                    


Sebulan Andreas menunggu Thia, tiada hentinya ia merapalkan doa untuk Thia. Ia tak pernah absen untuk menjenguk Thia.

Tidak ada perubahan dalam Thia, masih tetap sama. Tidak ada pergerakan maupun tanda-tanda kehidupan di sana. Andai mereka tahu sekarang Andreas begitu kacau, ia sering bolos sekolah hanya karena ingin menemani Thia.

Hanya ada suara dekat jantung dalam monitor saja yang menandakan bahwa Thia masih hidup.  Memegang tangan Thia erat seakan dirinya tidak mau berpisah sama sekali dengan dirinya. Ia takut Thia tidak bisa mempertahankan dirinya. Pikiran itu saja membuat Andreas takut.

"Kapan lo akan bangun, Thia ...?" lirih Andreas menatap wajah cantik yang pucat pasi.

"Kau tidak lelah hem? Tidur terus menerus," lirih Andreas.

Tak sadar air matanya meleleh seketika, Andreas tak tahu harus apa. Bilang saja dirinya lemah, tetapi memang itulah kenyataannya bahwa ia lemah tanpa orang yang dicintainya.

Sudah cukup dirinya ditinggalkan ibunya sejak kecil, dan ia tak mau kejadian itu terulang kembali padanya. Cukup ia merasa sakit dan menderita butuh waktu untuk mengembalikan hatinya yang sakit.

"Apa lo tidak kasihan sama gue? Menunggu lo yang tidak kunjung bangun," lirih Andreas tersenyum miris. Katakan dirinya gila berbicara pada orang yang tidak tahu kapan dirinya akan membuka matanya.

"Gue merindukan lo ...."

"Gue tidak tahu sejak kapan gue memiliki perasaan ini pada Lo, tapi gue sangat mencintai Lo ...."

" I love you ...," lirih Andreas menelungkup wajahnya pada tangan Thia. Menggenggam erat seakan takut kehilangan.

****

Seorang gadis berjalan di tengah-tengah cahaya yang menyinari dirinya hingga ia melihat neneknya yang tengah tersenyum membuat gadis itu terpana.

Sosok yang ia rindukan saat ini, tengah tersenyum manis padanya.

"Nenek ....!" teriak gadis itu memanggil neneknya.

Terlihat sinar wajah terpampang jelas di wajah cantik nenek paruh baya itu.

"Apakah kau, Nenekku?" tanya gadis itu sambil menatap lekat neneknya.

"Ya Nak, aku Nenekmu kemarilah ...," ucap neneknya dan langsung diangguki oleh Thia.

"Nenek bawa aku pergi Nek ...," rengek Thia yang hanya ditanggapi senyum oleh neneknya.

"Apakah kamu yakin ingin pergi bersama Nenek?" tanya ulang Neneknya.

"Iya aku yakin Nek, aku tidak suka dengan mereka. Di sana tidak ada yang menyayangiku sama sekali," jelas Thia.

"Benarkah? Tidak ada yang menyayangi cucu Nenek yang cantik ini?" tanya neneknya sambil mengelus rambut hitam Thia.

Thia menganggukkan kepala tanda mengiyakan. Neneknya menghela napas kasar dan mulai berbicara pada cucu satu-satunya itu.

"Kau salah besar cucuku, masih ada yang menyayangimu. Dia di sana sedang menunggumu bangun Nak. Jadi, jangan pernah berkecil hati," jelas nenek menasehati Thia.

"Tidak nenek, aku tidak mau ... aku lebih suka dengan nenek," tolak Thia dengan keukeuhnya.

"Pikirkan baik-baik sebelum menentukannya," ucap nenek itu meninggal Thia sendirian.

"Thia aku merindukanmu ...."

"I love you ...."

Ucapan seseorang menggema di langit-langit, Thia mengerutkan dahi. Siapa dia? Kenapa dia merasa tidak asing dengan suara itu.

Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang