part 3 CBVCG// Meet With You..

11.2K 467 8
                                    

Sinar mentari menerangi dunia, tak pernah lelah untuk menunjukkan sinarnya.

Suara-suara burung di pagi hari menyeruakkan kegembiraannya. Awal pagi yang cerah. Sosok gadis yang sedang bergelut dengan selimutnya, bahkan suara burung yang sudah dari tadi bersuara tidak bisa membangunkan tidur cantik Austhia.

Alarm pun berbunyi, membuat sang empunya sedikit terusik. Dengan masih menutup matanya Austhia beranjak mematikan alarm. Melangkah gontai ke arah kamar mandi, menyelesaikan ritual mandinya.

Menuju walk in closet untuk memakai bajunya.
Bersiap-siap ke sekolah, memakai sepatu, lalu menuruni anak tangga, duduk di meja sarapan. 

Sendiri tanpa ada yang menemani itulah yang setiap hari ia lalukan.Tidak seperti anak lainnya Austhia selalu sendiri, hanya asinten pribadinya yaitu Bi Diah yang sudah Austhia anggap sebagai sosok ibunya.

Ditinggalkan saat masih kecil, tak membuat Austhia sedih. Hanya ada sorot kebencian dalam matanya, saat ia mengingat orang tuanya. Di usia yang masih muda Austhia harus menjalani harinya dengan penuh kerja keras.

Ia harus mencari uang untuk makan sehari-hari. Walaupun setiap bulan ayahnya selalu memberikan uang jajan, tetapi ia tidak pernah memakai uang itu sepeser pun. Karena yang ia butuhkan bukan uang tapi kasih sayang dari mereka. Menyimpan piring, tanda ia sudah selesai makan. Tanpa berpamitan pada orang rumah Austhia langsung pergi menuju sekolahnya.

Bi Diah yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.  Ia sudah paham sikap asli Austhia, semenjak orang tuanya bercerai. Austhia menjadi pribadi yang tertutup, cuek dan lebih suka menyendiri. Semoga ada orang yang dapat meluluhkan sikap dingin Austhia, ucap Bu Diah dalam hati.

                      ***
Melangkah dengan anggun, berjalan melewati gerbang sekolah. Tak menghiraukan tatapan mata murid-murid yang melihatnya iri, yang pasti dari para cewek yang iri melihat kecantikan Austhia.

Banyak yang ingin menjadikan Austhia pacar, tetapi sayang, tidak ada satupun yang diterima Austhia.

Mungkin, karena trauma masa lalunya yang membuat dirinya takut menjalani hubungan dengan orang lain. Memasang wajah datarnya, hingga ada seseorang yang menghadangnya.

"Thia ... maukah lo jadi pacar, gue?" ungkap seorang lelaki yang bernama Angga Pratama pria most wanted ketiga setelah Andreas dan Lucito. Austhia yang melihat hal itu, hanya menatap datar ke arah Angga.

"Gak," jawab Austhia singkat, lalu pergi meninggalkan Angga tanpa menunggu reaksi Angga.

"Lihat saja Thia, lo akan menyesal nolak gue!" teriak Angga lantang tanpa malu. Membuang bunga ke tanah meninggalkan orang-orang yang menatap  Angga kasihan.

***

Di sisi lain Andreas dengan langkah arrogant-nya, berjalan melangkah memasang wajah dinginnya. Menghiraukan jeritan murid cewek yang sedang menjerit histeris saat idola mereka berjalan melewati mereka.

Hingga, Chintia datang membuat orang-orang disana ingin muntah melihat Chintia yang tak tahu malu langsung menggandeng tangan Andreas manja.

"Sayang," panggil Chintia dengan nada menggoda.

Bukan merasa tergoda, Andreas yang mendengar suara menjijikan itu langsung melepaskan tangan Chintia dengan kasar tak peduli sang empunya yang meringis kesakitan.

Lalu, meninggalkan Chintia yang ditertawakan oleh murid-murid. Sungguh nasib malang.

"Lebih baik lo nyerah aja deh," saran Lucito yang merasa kasihan dengan Chintia.

"Diam! Gak usah ikut campur urusan gue …!" teriak Chintia.

"Gue kasih saran aja. Daripada ngejar Andreas lebih baik gue, gue juga gak kalah ganteng kok, dari Andreas,"ujar Lucito dengan menurun naikan kedua alisnya menggoda. Chintia yang melihat itu langsung memasang wajah jijik nya. Si playboy mulai melancarkan aksinya ucap Chintia dalam hati.

"In your dreams!"  teriak Chintia dan langsung meninggalkan Lucito yang terkekeh pelan. Padahal di sini Lucito-lah yang harusnya jijik akan tingkah murahan Chintia. Ia hanya bisa geleng-geleng kepalanya. Berjalan menyusul temannya Andreas.

Andreas hanya risih saat Chintia mendekatinya. Ia jadi mengingat sosok ibunya yang sama seperti Chintia. Ia mengepalkan tangannya.

Cukup sudah ia tak akan lagi sedih. Tidak seperti dulu saat dirinya masih kecil. Saat dirinya ditinggalkan oleh ibunya. Apakah orang itu pantas disebut ibu, setelah apa yang ia lakukan kepadanya?  Masih asik dengan pikirkanya Andreas tidak melihat ada orang lain yang sedang berjalan. Hingga ....
Bugh!

Keduanya terjatuh, dengan Austhia yang di atas tubuh Andreas. Tak sadar bibir mereka bersentuhan, saling menatap tak menghiraukan orang-orang yang menjerit melihat idola mereka saling berciuman walau tidak sengaja.

Bukan Ciuman, lebih tepatnya hanya kedua bibir yang menyatu saja. Austhia dan Andreas saling menatap satu sama lain. Mereka tidak sadar jika tatapan itu akan membuat mereka mengenal yang namanya cinta. Tetapi, akankah cinta itu datang saat ini?

Chintia yang melihat Andreas  terjatuh bersama Austhia langsung datang menarik Austhia kasar. Chintia sangat cemburu melihat Andreas berduaan dengan orang lain.

"Bicth!" teriak Chintia sambil menampar Austhia, tanpa menghiraukan tatapan tercengang dari orang-orang yang melihatnya.

"Sialan!" umpat Austhia dan langsung menampar Chintia lebih keras dibanding dengan yang Chintia telah lakukan. Hingga pipi Chintia memerah bak tomat matang.

Austhia langsung sadar bahwa itu adalah my first kiss-nya sial! Dia mencuri ciuman pertamanya. Karena tidak ingin dilihat oleh para murid, akhirnya, Austhia pergi meninggalkan Andreas dan juga Chintia.

Andreas langsung bangun tak menghiraukan Chintia yang sedang mengumpat. Berjalan seakan tidak terjadi apa-apa.

Hingga, tak sadar ia memegang bibirnya yang sempat menyentuh bibir wanita itu. Ia tak tahu namanya, ia baru sadar bahwa itu adalah ciuman pertamanya. Memegang bibir lagi, merasakan betapa manisnya bibir itu.

Tak sadar Andreas melengkungkan sedikit bibirnya ke atas. Ia tak tahu kenapa ciuman itu terasa memabukkan. Saat memandang wajah gadis itu, tiba-tiba, hatinya berdebar sangat kencang.

Perasaan apa ini? Mungkinkah cinta? Andreas langsung mengenyahkan pikiran itu. Tidak ada kata cinta dalam diri Andreas karena dirinya tidak akan merasakan yang namanya cinta.

Lagi-lagi ego yang menguasai pikiran Andreas.
Namun, akankah keegoisan Andreas akan terus berlanjut? Ataukah kekuatan cinta akan dapat meruntuhkan ego Andreas. Siapa yang akan tahu hal itu.

Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang