Chapter 31 CBVCG// Red diary

4.9K 136 4
                                    


Three months later ....

Andreas membawa sebuah bunga mawar putih kesukaan Thia, sudah tiga bulan Thia meninggalkannya, walaupun ia masih tidak percaya bahwa Thia meninggalkan dirinya untuk selamanya. Tetapi, ia berusaha untuk mengikhlaskan kepergian Thia.

"Apa kabar Thia, kau tidak merindukanku?" tanya Andreas seperti orang gila yang berbicara dengan orang yang sudah meninggal.

"Kau tahu, hidupku seperti tak berarti apa-apa tanpamu," ucap Andreas lagi terus berbicara menumpahkan semua keluh kesahnya.

"Andreas," panggil seseorang yang membuat Andreas menoleh ke asal suara, Angel dan Lucito tengah menatap Andreas sendu yang dibalas tatapan kosong Andreas.

"Andreas ikhlaskan dia, mungkin Thia sudah tenang di sana," ucap Angel dengan lirih ia juga tidak menyangka sahabatnya kini meninggalkan dirinya untuk selamanya.

"Kita pamit Andreas..jangan terpuruk terus, oke!" ucap Lucito menepuk bahu Andreas pelan memberikan semangat untuk Andreas. Lalu pergi meninggalkan Andreas yang tengah menatap kosong ke depan.

Menggemgam buku merah dengan erat, menatap tulisan yang tertera nama Austhia di sampul buku merah itu. Ya, warna merah adalah kesukaan Thia yang membuat Andreas kembali teringat kenangan bersama kekasih lebih tepatnya mantan.

Andreas melangkahkan kakinya mencari tempat yang cocok untuk membaca diary Thia, hingga ia menemukan kursi taman yang kosong. Membuka buku yang terlihat sedikit usang, mengusap secara perlahan membaca halaman pertama.

Kata demi kata telah Andreas baca hingga suara lantunan lagu berjudul "Wajahmu ingatkanku" terdengar di arah seseorang yang tengah bernyanyi menghibur semua orang termasuk Andreas.

"Kau datang di waktu yang tepat, kau mengisi sakit jiwaku ...."

Senin, 21, Oktober 2010

Awalnya aku senang akan kehadiranmu, lelaki yang tak pernah aku anggap sama sekali tak pernah aku lirik, lelaki yang membawa sebuah perubahan yang tak pernah aku bayangkan. Kau tahu? Awalnya aku tak mengerti yang namanya cinta, kehadiran seseorang yang secara tiba-tiba membuatku tidak percaya akan cinta kini mulai mempercayai seiring berjalannya waktu.

Hatiku berdetak tak karuan jika bertemu dengan mu, detak jantung yang berdebar sangat cepat, dulu aku tidak percaya bahwa itu adalah cinta, tapi saat aku bertatap mata denganmu, tatapan mata yang tajam membuat aku sedikit terpesona.

"Aku sampai tidak bisa bedakan rasa bahagia dan rasa sedih ... sejak aku anggap dia tidak tergantikan ...."

Lagu itu terus melantun, tak sadar Andreas mengeluarkan air matanya, ia tak menyangka semua ini. Tak sampai di sini Andreas membuka halaman berikutnya. Dengan lagu yang terus melantun indah di telinga Andreas.

Rabu,17 Desember 2010

Hal yang tak kubayangkan terjadi, kau mengungkapkan perasaan secara tiba-tiba membuat diriku bingung, awalnya aku tidak percaya Akan perasaanmu padaku, aku ingin mengiyakan ungkapan yang kau berikan padaku.

Tapi, di sisi lain aku takut hidupku tidak akan lama lagi, aku tidak mau membuat kau malu karena mempunyai kekasih penyakitan sepertiku, masih banyak gadis diluaran sana yang lebih baik dariku dan aku menyadari hal itu. Tapi, saat kau mengatakan hal yang membuatku terenyuh, hingga aku memutuskan untuk merimanya.

Menatap sejenak tulisan rapi itu, kini ia baru tahu semua tentang Thia, ia ingat saat dirinya memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Thia, walau sempat ditolak akhirnya Thia menerima dirinya. Membuka halaman baru lagi, tampak serius membaca terkadang Andreas menghela nafas untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.

Minggu, 11 November 2011

Hari-hari ku terus dijalani dengan penuh suka duka, kau membuat diriku seperti orang yang paling bahagia di dunia ini, tertawa bersama berpegangan tangan, bermain, hingga aku senang bukan kepayang. Kau membuat diriku yang dulu kini lenyap seketika, hidupku yang tadinya gelap kini berwarna, kau bagaikan malaikat yang turun untuk membuatku tersenyum.

Sejenak Andreas mengingat semua kenangan bahagia bersama Thia tak sadar Andreas tersenyum tipis mengingat hal itu.

Kamis, 17 Desember 2011

Hari yang kunanti kini datang, tak terasa sudah satu tahun kita menjalin hubungan dan aku tidak menyangka akan hal itu, selama Satu tahun ini suka duka kita lewati bersama. aku kira ini adalah hari yang paling bahagia untukku, tapi ternyata bukan, ini adalah hari yang paling menyakitkan yang aku rasakan saat ini.

Tapi dengan seiring waktu seperti terasa berbeda, semua berubah tanpa aku tahu. Kau berubah hingga aku tak yakin kau masih mencintaimu atau tidak? Tapi saat aku mendapatkan pesan darimu aku bisa bernapas lega. Kau mengajak diriku merayakan anniversary kita yang ke satu tahun, Dan kau tahu aku sangat bahagia. Aku rela mencari baju yang cocok untuk aku pakai, Satu jam aku mencari dan akhirnya dapat!

Bahagia itulah yang aku rasakan saat ini, kau memberikan kejutan yang membuatku terharu dan tak pernah aku lupakan untuk selamanya. Tapi, kenyataan pahit pun datang, kau membuatku melayang dan menghempaskannya secara bersamaan. Hari bahagiaku kini menjadi hari buruk untukku.

Kau memutuskanku tanpa alasan yang jelas, dan itu membuat diriku awalnya tidak percaya. Tapi saat melihat tidak Ada kebohongan di matamu, membuatku sakit. Apalagi saat is memanggil diriku "gadis murahan" itulah yang membuat diriku seperti orang bodoh bisa mempercayai kau. Dan bodohnya aku tidak bisa membenci dirinya.

Mungkin ini adalah akhir dari hidupku, sebelum aku pergi dari kehidupan ini, aku berterimakasih pada orang yang Aku cintai Andreas. Dan terima kasih juga atas apa yang kau berikan padaku, terima kasih kau telah membuat diriku percaya akan namanya cinta walau berakhir sakit. Tapi aku bersyukur bisa merasakan yang namanya cinta.

Terima kasih juga untuk pengkhianatan yang kau tunjukan padaku, kini aku tahu kau adalah pengkhianat! Terakhir aku mengucapkan untuk laki-laki yang kucintai. Ich liebe dich untuk terakhir kalinya. Aku mendoakan semoga kau bahagia dengan orang yang kau cintai.

Hingga tulisan terakhir membuat Andreas tak bisa membendung lagi air matanya, bohong ia masih mencintai Thia bahkan sampai saat ini, sosok Thia tidak akan pernah tergantikan selamanya.

Andreas memegang erat buku di tangannya, ia tak menyangka bahwa Thia merasakan sakit yang amat dalam. Ia tidak tahu menahu tentang hal itu dan bodohnya ia tidak mencarinya.

Andreas tersenyum miris, entah sampai kapan ia seperti ini, kacau, tak ada gairah hidup semenjak Thia pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Entah ia merasa semua telah berakhir, dan ia harus menerima hal itu.

Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang