Part 5 CBVCG// Kehidupan Austhia

9.5K 368 4
                                    

"Cinta yang tumbuh di tengah-tengah ke egoisan dalam diri kita apakah yang akan terjadi?."

Happy reading 😘😘
                                                                                       
                                                                                    

  Hari demi hari Austhia hadapi dengan penuh banyak rintangan, ia bosan dengan hidupnya yang hanya dihantui oleh bayang-bayang masa lalunya.

  "Mama ...!" teriak bocah berumur sembilan tahun memanggil mamahnya.

  Berlari kecil menghampiri mamanya, tetapi saat ia akan mendekati mamahnya, ia dikagetkan oleh suara pecahan piring di rumahnya.

  Betapa kagetnya ia saat melihat mamahnya tengah berciuman dengan seorang lelaki yang ternyata pamannya sendiri. Hingga tak sadar Austhia menitikkan air matanya.

"Mama ...," gumam Austhia pelan. Meninggalkan ibunya yang sedang bermesraan.

  Austhia kecil berlari meninggalkan orang yang sedang bercumbu mesra. Berlari ke kamarnya dengan air mata yang terus berjatuhan. Membuka pintu kamar, menghempaskan tubuhnya ke kasur kesayangan. Menelengkupkan kepala dalam bantal menangis sejadi-jadinya.

  Austhia kecil menangis hingga air matanya mengering, ternyata ibunya yangselama hidupnya selalu dibanggakan dan dipercaya sekarang membuat dirinya tidak mempercaya lagi. Selama ini papanya bekerja keras menghidupi dirinya, dan apa tadi yang dilihatnya ibunya sedang selingkuh.

  Membuka matanya menguatkan dirinya, Austhia beranjak dari kasurnya. Membuka pintu kamar nya, menemui ibunya yang masih saja bermesraan dengan pamannya.

Menarik pamannya kasar, hingga orang itu langsung menatap Austhia terkejut. Tapi buru-buru ia mengubah ekspresi nya menjadi datar.

Plak

  Pipi mulus Austhia seketika memerah akibat tamparan dari sang Ibu. Menatap nanar Ibu yang telah melahirkannya itu. Beralih menatap pamannya dengan sorot penuh kebencian. Lain halnya dengan pamannya, menatap Austhia dengan seringainya. Hingga membuat Austhia ingin menampar bibir sialan pamannya.

  Berlari meninggalkan Ibunya, yang memanggil Austhia dengan keras. Tidak memperdulikan panggilan Ibunya, Austhia lebih memilih untuk mengurung dirinya di dalam kamar.

Bukan hanya sekali ibunya seperti itu, tetapi berkali kali. Austhia hanya bisa diam saja. Ia ingin mengatakan kepada ayahnya tapi ia bisa apa. Ketika ibu dan pamannya mengancam membunuh dirinya, membuat
Ia sedikit ketakutan. Apalah daya ia hanya bisa diam saja melihat ibunya berselingkuh dengan pamannya sendiri. Sungguh miris hidup Austhia.

****

  "Akhh ...!" teriak Thia.

Keringat bercucuran di dahinya. Napas yang memburu menandakan bahwa ia baru saja mengalami mimpi buruk itu lagi. Masa lalu yang selalu datang di mimpinya, membuat Austhia sedikit trauma.

   Bayang-bayang masa lalu saat Ibunya menampar dirinya demi lelaki yang bisa dikatakan adik dari suaminya sendiri.

  Mengepalkan tangannya erat, ia akan membalas semua perbuatan pamannya itu. Ia berjanji pada dirinya sendiri.

Suara ketukan pintu membuat pikiran Thia buyar seketika. Dengan rambut yang acak-acakan, Thia beranjak dari kasurnya menemui seseorang yang mengetuk pintu.

"Ada apa Bi?" Ternyata itu adalah Bi Diah asistent pribadinya.

  "Itu non, ada seseorang yang ingin menemui anda ...,"ucap Bi Diah dengan ramah.

  This mengerutkan keningnya, siapa pagi-pagi yang datang ke rumahnya. Setelah orangtuanya bercerai tidak ada yang datang menemui dirinya. Lalu siapa yang menemuinya?

  Berjalan menuruni tangga, Thia melihat seseorang yang sedang membelakangi dirinya. Siapa dia ucap Thia dalam hati.

"Si—"

Ucapan Thia terpotong saat lelaki itu membalikkan tubuhnya. Membuat tubuh Thia menegang seketika.

  Siapa yang tidak kaget, orang yang selama ini ia benci sedang tersenyum miring kepadanya. Pamannya ya, dia adalah pamannya yang telah menghancurkan hidup Thia.

  "Apa kabar Thia?" sapa Dion pamannya.

  "Mau apa anda kemari?" ucap Thia dingin tidak menghiraukan sapaan Dion.

  Dion yang mendapatkan ucapan dingin dari Thia hanya terkekeh pelan seperti orang gila. Thia yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Jangan terburu-buru Thia ...."

"Aku tidak punya waktu, cepat katakan apa mau kesini?" Lagi-lagi ucapan dingin yang keluar dari mulut Thia.

"Aku ingin meminta uang darimu ...," ucap Dion yang tak tahu malunya.

"Apakah wanita itu sudah miskin, hingga kau harus meminta UANG kepadaku Paman?" tanya Thia dengan seringai di bibirnya.

  "Jaga ucapanmu Thia, dia ibumu ...!" bentak Dion dengan keras.

  Mendengar bentakan itu, Thia langsung memasang wajah dinginnya dan datarnya.

"Itu dulu, bukan sekarang. Karena saya sudah tidak mempunyai ibu," ucap Thia dengan dingin.

  "Anak tak tahu diri ...." Tangan Dion siap melayang ke arah Thia, tapi buru-buru Thia menahan tangan Dion.

"Seharusnya kau yang harus nya disebut pria TAK TAHU DIRI, dengan mudahnya kau merebut istri dari kakakmu sendiri," ucap Thia penuh penekanan.

  Menghempaskan tangan Dion kasar, melemparkan uangnya kasar ke wajah Dion.

"Ini yang kau butuhkan ... sekarang keluar dari rumahku!"  usir Thia dengan lantang. Berusaha menahan emosinya yang akan meluap.

  Dengan tak tahu malunya Dion mengambil uang yang tergeletak di lantai. Menciumi yang tersebut membuat Thia muak dengan kelakuan Dion yang mencintai uang.

  Dion tersenyum senang malam ini ia akan berpesta lagi, tak sia-sia dia datang kesini.

  Dulu ia mendekati istri dari kakaknya hanya untuk memerasnya saja. Dasar wanita bodoh ucap Dion dalam hati.

  Meninggalkan Thia yang masih menahan emosinya yang ingin segera diluapkan.

"Aghrrrrh ... Paman sialan!" umpat Thia memecahkan vas bunga di depannya hingga darah bercucuran.

Hingga ia mendengar teriakan seseorang, tak sadar tangannya sudah di lumuri darah. Mata Thia tiba-tiba merasakan di sekeliling nya hitam juga kepalanya yang terasa berat. Thia terjatuh tergeletak kesadarannya pun hilang.

 
 

Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang