"Perasaan yang datang di tengah-tengah seseorang akankah bisa melumpuhkan ego."
Happy reading:)
Andreas mengacak rambutnya frustrasi, ada apa dengan dirinya. Tidak seperti biasanya ia peduli dengan orang lain.
Andreas bingung dengan apa yang ia lakukan, menolong gadis? Itu bukanlah dirinya.
Andreas dan Lucito sedang berjalan bersama, hingga kerumunan orang membuat Lucito penasaran.
"Siapa tuh, yang pingsan?" Lucito menghampiri kerumunan orang-orang.
Andreas mengikuti langkah panjang Lucito, ia juga penasaran siapa yang pingsan.
Hingga Andreas mendengar gelak tawa yang sudah tak asing lagi. Membuat dirinya semakin penasaran.
Betapa kagetnya ia saat melihat gadis tempo hari yang lalu menjadi pusat perhatiannya tengah tidak sadarkan diri dengan darah bercucuran.
Melihat orang-orang hanya melihat saja, membuat Andreas geram. Tak ambil pusing Andreas memangku Thia ala bridal style, tak memperdulikan orang-orang yang menjerit histeris.
Karena baru kali ini Andreas peduli pada orang lain. Tak hanya itu Chintia yang tadi tertawa, menjadi ikut geram. Lihat saja ia akan menyingkirkan apa yang telah merebut miliknya.
Lucito berdecak saat Andreas lebih dulu membawa Thia yang menjadi incarannya dari dulu. Tetapi tak apalah ia bisa bersyukur saat Andreas untuk pertama kalinya peduli pada orang lain.
Mungkin ini saatnya Andreas membuka hatinya untuk orang lain. Andreas membawa Thia ke UKS, ia sungguh panik tadi, yang ia pikirkan ke selamatan gadis yang ada di pangkuannya.
Ia sangat khawatir saat darah terus mengeluarkan darah. Andreas dengan langkah terburu-buru langsung menerobos ruang UKS.
Andreas lalu membaringkan tubuh lemah Thia, Tak peduli tatapan memuja yang berbinar-binar melihatnya.
"Lo ditugaskan untuk mengobati orang, bukan untuk melihat saja," ujar Andreas dingin. Membuat gadis penjaga UKS langsung salah tingkah.
Mengobati Thia dengan hati-hati, memberi perban pada belakang kepala Thia.
"Selesai," ucap Gadis bernama Shinta itu.
"Lo boleh pergi," usir Andreas.
Tetapi, Shinta tak bergeming, ia ingin tetap berada di UKS untuk melihat wajah bak dewa yunani ini.
Andreas yang melihat hal itu langsung membentak Shinta yang sedang menunjukkan ekspresi menggoda.
"Gue bilang keluar ...!" Bentak Andreas membuat Shinta langsung terlonjak kaget, tapi ia menormalkan ekspresi yang membuat Andreas ingin menamparnya saat ini juga.
"Jangan marah-marah gak jelas, mending sama gue aja, gue kan melakukan apapun demi Lo, Andreas," goda Shinta.
Mengusap tangan Andreas, hingga menuju dada bidang Andreas menggerakkan bibirnya menggoda.
Andreas langsung emosi, melihat kelakuan murahan dari gadis di depannya ini. Mendorong Shinta hingga jatuh kelantai. Menghentakkan kakinya kesal, Shinta langsung keluar dari ruangan.
Andreas menghela napasnya kasar, ia benci wanita penggoda. Karena itu mengingatkan dirinya tentang ibunya.
Menatap gadis yang tidur dengan lekapnya, wajah yang natural. Membuat Andreas tidak pernah bosan menatapnya. Meneliti tiap inci wajahnya, tak terasa senyum terbit di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)
Fiksi Remajabagaimana jadinya seorang cowok and cewe sama-sama dingin, cuek dan gak kesentuh. Austhia Putri Fernandez gadis cantik, pintar tapi sayang nya sifat cuek membuat dirinya di gemari oleh semua orang termasuk cowok dingin yaitu Andreas Smith helten. Ba...