"Aku gak mau tahu, Andreas harus jadi tunangan aku!" ucap Chintia berkacak pinggang menatap tajam Karina.
Karina memutar bola matanya kesal, sudah beberapa kali Chintia berbicara seperti itu. Bukannya ikut membantu Chintia malah enak-enak berbicara."Berisik!" kesal Karina saat Chintia menggangu pikirannya yang sedang membuat rencana.
"Oh jadi kau ingin aku masukin ke penjara dan membusuk di penjara hah?!" ancam Chintia yang membuat Karina tak berkutik."Iya, iya. Bantu mikir kek. Bukannya ngomel terus," omel Karina melirik malas pada Chintia.
"Aku nggak peduli, itu urusanmu! Awas saja, kalau Andreas menolak perjodohan ini, aku akan buat kamu menderita!" ancam Chintia meninggalkan Karina yang menggerutu.
***
Andreas menunggu Thia yang sedang bersiap-siap untuk ke sekolah, melihat jam di tangannya. Hingga, Thia datang menghampiri Andreas."Dah lama?" tanya Thia basa-basi yang dijawab gelengan kepala oleh Andreas.
"Gak makan dulu?" tanya Andreas menatap tajam Thia.
Austhia menggelengkan kepala, tanda ia tak ingin makan. Andreas yang melihat Thia menggelengkan kepala menghela nafasnya kesal.
"Kenapa?""Gak nafsu," ucap polos Thia.
"Nggak. Kamu harus makan Sayang!" perintah Andreas tak terbantahkan.
"Kan tiga puluh menit lagi kita masuk, ayo!" ajak Thia menarik lengan Andreas.
"Nggak, kamu tetap harus makan," ucap Andreas telak. Menarik tangan Thia, lalu menaiki motor yang disusul Thia dengan wajah cemberut.
****
Andreas memakirkan motor di halaman sekolah, menarik tangan Thia membawanya ke kantin untuk sarapan pagi. Thia hanya bisa pasrah saat tangannya ditarik oleh Andreas."Mau pesan apa?" tanya si mbok pemilik kantin sekolah milik ayah Andreas.
"Pesan nasi goreng satu dan teh hangat, ya, Bi," pesan Andreas yang diangguki oleh si ibu kantin, meninggalkan Andreas dan Thia lalu meracik pesanan pelanggannya. Setelah menunggu lima menit akhirnya pesanan Andreas datang. Menyodokkan nasi goreng dan mengarahkan ke mulut Thia, yang dibalas gelengan kepala.
"Makan Sayang,” titah Andreas menyodorkan sendok berisi nasi goreng. Thia yang melihat Andreas menatap tajam dirinya, langsung membuka mulut takut Andreas marah.
Makan yang banyak, ya," ucap Andreas dengan telaten menyuapi Thia, hingga akhirnya gadis itu kenyang.
Mengusap bibir Thia yang belepotan, membuat pipi Thia bersemu merah, mengembungkan pipinya supaya Andreas tidak tahu bahwa dirinya merona merasakan perlakuan kecil dari Andreas. Andreas menyodorkan teh hangat pada Thia yang langsung disambut oleh Thia lalu meminum dengan gugup Thia menoleh ke arah Andreas yang menatap dalam dirinya."Ke kelas yuk!" ajak Thia yang gugup saat melihat Andreas masih setia menatap dirinya.
Menganggukan kepalanya, Andreas beranjak dari kursinya lalu membayar makanan ke ibu kantin, lalu berkata,"Ayo!" Andreas menggandeng tangan Thia tak mempedulikan orang- orang yang menatapnya iri."Sekarang lo bahagia! Lihat saja apa yang akan gue perbuat pada lo, Thia!"desis seseorang di balik pohon tengah menatap Andreas yang menggandeng mesra tangan Thia. Tersenyum penuh arti lalu pergi untuk masuk ke kelasnya.
****
"Bagaimana lagi, si tua Alvaro tak mudah diancam! Aku harus cari cara lain," ucap Karina mengelus dagu mencari rencana lain untuk membuat Andreas setuju dengan perjodohan ini.
Suara deringan ponsel, membuat Karina menoleh ke arah ponselnya memutar bola matanya saat melihat nama yang tertera di ponsel. "Chintia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy Vs Cool Girl (REPOST)
Novela Juvenilbagaimana jadinya seorang cowok and cewe sama-sama dingin, cuek dan gak kesentuh. Austhia Putri Fernandez gadis cantik, pintar tapi sayang nya sifat cuek membuat dirinya di gemari oleh semua orang termasuk cowok dingin yaitu Andreas Smith helten. Ba...