Ruang makan itu lumayan sepi karena yang memakai hanya tiga orang pria dewasa itu. Ditambah Sana untuk hari ini tentunya. Lumayan berbeda dengan ruang makan di sebelah yang terdengar lebih ramai karena berisikan anak-anak sekolah dasar.
Sana memandangi satu per satu pria itu. Rupanya hyung line keluarga ini berisikan manusia-manusia tampan rupawan. Ya, Taehyung juga termasuk. Sana akui Taehyung punya daya tarik magis dari wajah menawan itu. Dan dua saudaranya itu tidak kalah secara visual. Sana sedikit berharap semoga saja dua pria sisanya adalah orang baik-baik sehingga ia tidak menyesal jika mengagumi diam-diam.
"Ehm." Pria sulung itu berdehem. Sana sedikit terperanjat karena belum-belum sudah ketahuan curi-curi pandang.
"Oh ya siapa namamu?"
"Minatozaki Sana."
"Ah ya, Sana. Jadi aku Kim Seokjin, anak sulung dari Bora eommoni. Kalau kau tahu The Kims Corp, kebetulan sekarang ini aku direktur eksekutifnya." Sana membulatkan mulutnya lalu mengarahkan pandangannya pada pria berlesung pipit di sebelah Seokjin. Tangannya melambai menyapa Sana dengan hangat.
"Halo, aku Kim Namjoon."
Sekarang tatapannya tertuju pada si pria terakhir yang acuh tak acuh dengan tamu spesial malam itu.
"Itu Taehyung, adik bungsu kami," sahut Seokjin. "Oh ya, terima kasih karena kemarin kau sudah menolong Lia yang hampir tertabrak mobil. Adik kami memang sedikit ceroboh."
"Ah sama-sama. Lia anak yang manis kok."
"Ngomong-ngomong Sana tinggal di mana?" tanya Seokjin lagi lalu Namjoon menepuk lengannya.
"Yeonjun bilang Taehyung mau mempekerjakannya di sini, kau belum dengar?"
"Oh ya?" celetuk Seokjin. Taehyung mengerling tidak ingin membahas hal itu. Jika bukan karena Yeonjun dan Lia, dia tidak sudi menerima gadis barbar itu di Cedar Hedge. Apalagi setelah kejadian di bar malam itu.
"Ah aku sih setuju saja," komentar si sulung.
"Di rumah ini urusan kerumahtanggaan dipegang oleh Taehyung, jadi kalau dia sudah menerimamu maka kami semua akan mengikutinya," jelas Namjoon.
Sana tidak tahu haruskah ia bersyukur atau tidak. Ia juga tahu Taehyung sangat terpaksa menerimanya karena kelihatannya dia sayang sekali dengan Lia.
"Kebetulan Bibi Jung harus berhenti karena suaminya sakit. Kau bisa menggantikan tugasnya," cerita Seokjin. "Taehyung, kenalkan Sana pada byeongari!"
Si bungsu itu terlonjak, lagi-lagi wajahnya bereaksi seperti ia tidak mau melakukannya.
"Kenapa harus aku?"
"Kau kan tidak ada kerjaan."
"Tidak ada kerjaan kepalamu!" pekik Taehyung tapi Seokjin dan Namjoon sudah beberes meninggalkan ruang makan.
"Taehyung-ah, you can do it!" Seokjin mengepalkan kedua tangannya memberi semangat dengan gestur yang super aneh. Melihatnya pasti membuatmu ragu dengan kompetensinya menyetiri The Kims Corp.
"We're sorry, ada agenda penting di kantor yang harus dibicarakan," ujar Namjoon sembari merapatkan tangannya. Senyum lesung pipitnya terulas kemudian keduanya sudah naik ke atas menggunakan lift. Sekarang tersisa Taehyung dan gadis antah berantah itu.
"Hmm... jadi siapa itu byeongari?"
Pria itu tidak menjawab melainkan bangkit berdiri dan memberinya kode untuk mengikuti. Taehyung berdiri di sebuah pintu menuju ruang lain di Cedar Hedge. Ada gantungan nama di atasnya yang tertulis 'Byeongari Room'. Telunjuk Taehyung terangkat biar gadis itu tetap fokus pada tulisan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cedar Hedge
Fanfiction[Completed] Awalnya Sana menjadi bagian dari Cedar Hedge karena terpaksa. Tapi di kesempatan berikutnya ia sadar, bahwa itu adalah hadiah untuknya. "Katakan selamat tinggal pada Pewter Dove, kau milik Cedar Hedge sekarang." kata Taehyung. Cedar Hedg...