(21) Drizzle and Kiss

1.5K 209 121
                                    

Mobil audi putih itu berhenti di depan rumah asri itu lagi. Pemuda di balik kemudi itu menatap gadis di sampingnya dengan senyum sumringah sedang gadis cilik itu lamat mengamati pemandangan di luar.

"Siap ketemu eomma sekarang?" 

Lia menoleh kaget, mata bulatnya mengerjap manis membuat senyum Taehyung melebar lagi.

"Eomma tinggal di sini, Oppa?" Taehyung mengangguk sembari melepas seatbelt Lia kemudian miliknya.

Pemilik surai hitam itu menggendong Lia memasukki halaman rumah. Sempat netranya menangkap mobil familiar yang terparkir tidak jauh darinya. Namun kakinya terus melangkah hingga udara hangat rumah itu menyapa.

Mata elangnya mengedar saat tak didapatinya sosok wanita yang selalu menyambutnya di depan pintu.

"Bibi...," panggilnya berulang kali namun tak ditemuinya hingga ia sampai di ruang tengah.

"Di mana eomma?" tanya Lia pelan.

"Entah, kita cari dia ya!" jawabnya hingga indera pendengarnya menangkap bebunyian dari arah dapur. Tanpa ragu kakinya terayun ke sana.

"Bibi... aku lihat mobil Seok-" 

Kalimatnya tertahan, tubuhnya dingin membeku mendapati siapa yang ada di dapur saat itu. Netra hazel yang hangat itu bersitatap dengannya dalam hening. Cukup mengintimidasi seperti menuntutnya seulas penjelasan. Tidak ada suara lain yang terdengar hingga Lia berucap.

"Eonnie... kok ada di sini?"

Baru gadis itu tersenyum hangat. 

"Iya, Lia mau ketemu eomma ya? Eomma sedang mandi," jawab Sana lalu tatapnya tertuju lagi pada Taehyung yang tidak lagi bersuara. Pemuda itu berdehem pelan.

"Kau datang dengan Seokjin Hyung? Di mana dia?"

"Ada di atas, sedang ngobrol dengan ayahku,"

Entah mengapa jawaban Sana membuatnya merasa tersudut. Bisa dipastikan bahwa Seokjin memberitahu Sana segalanya, mungkin termasuk campur tangan Taehyung merahasiakan hal sepenting ini dari Sana. 

"Oh," responnya singkat. Hanya itu yang terucap dari sekian banyak hal yang berkecamuk dalam benaknya yang sempit. Sana memilih meneruskan kegiatannya menyiapkan makan malam.

Hal-hal terpendam itu memaksanya berpikir dalam diam. Tubuhnya merebah di sofa sambil memandangi Lia bercanda ria dengan ibunya. Sana sesekali bergabung setelah menyajikan hidangan makan malam. Taehyung mendengus pelan, penasaran dengan pembicaraan Seokjin dan dokter Minatozaki di lantai atas.

Oke, dia akan mencoba menerka.

Mungkin... Seokjin mau melamar Sana?

Percobaan yang buruk, sukses membuat hati kecilnya memekik frustasi. Ia sampai memijit pelipis dan berdesis tanpa sadar.

"Taehyung, kau baik-baik saja?" suara Bibi Choi membuyarkannya.

"Hmm ya, aku ingin keluar sebentar,"

"Aku ikut denganmu!" seloroh Sana cepat.

**

Lewat ekor matanya ia melihat Sana merapatkan jaket sebab malam itu dingin menikam syaraf. Belum ada yang memulai pembicaraan sejak langkah kaki mereka bergerak dalam irama yang sama. 

Jalan yang mereka tapaki memang sunyi dengan lampu di kiri kanan yang membuat malam itu menarik untuk dinikmati. 

Aneh rasanya sebab ia terbiasa ribut dengan si gadis pengasuh. Sekarang mereka terjebak dalam sunyi dan benak yang menenggelamkan.

Cedar HedgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang