(29) Bunch of Promises

1.4K 209 86
                                    

eatJ itu paham sekali dengan suara hati pelanggan. Anak-anak muda memang suka sekali nonton drama dan eatJ benar-benar memberikan solusinya. Lihat itu, cafe kepunyaan Taehyung bahkan punya ruangan khusus di mana pelanggan bisa menikmati kopi hangat tanpa melewatkan drama favorit mereka.

Sana lumayan suka dengan bagian itu. Ia bahkan fokus sekali nonton episode terakhir drama Femme Fatale lewat tv berlayar raksasa itu. Taehyung menyusul di detik-detik terakhir drama itu usai, berniat mengajak Sana ke area yang lain.

"Astaga, detektif V ternyata cuma pura-pura," komentar Sana seraya menyibak rambutnya. "Gila ya, alter egonya muncul di detik terakhir, aku merinding sama tatapannya itu,"

"Pantas ya hidupmu seperti drama, tontonanmu juga seperti itu," ejek Taehyung. Sana sedikit heran bisa-bisanya Taehyung mengatai hidupnya drama.

Kalau begitu beri kesempatan Sana menjelaskannya.

"Cih, cuma mau mengingatkanmu ya, kau dan keluargamu itu yang bikin hidupku jadi drama," katanya membela diri. Taehyung mengusap belakang rambutnya.

"Heh, sebelum bertemu denganku hidupmu itu memang sudah drama?" 

"Tadinya kupikir begitu sampai aku bertemu satu keluarga yang sangat megadrama. Itulah keluargamu!"

Ketika Bibi Choi masuk, keduanya masih adu mulut soal kehidupan siapa yang lebih drama. Wanita paruh baya itu sampai geleng kepala. Seketika khawatir rumah tangga mereka nanti didominasi cekcok tidak penting di saat anak mereka merengek minta susu.

"Eh eh lusa sudah menikah lho, begitu saja kok ribut sih?" katanya mengingatkan dengan bumbu tawa renyahnya yang khas.

"Bi, tahu tidak Taehyung mengatai hidupku drama padahal selama ini hidupku selalu terkait dengannya. Aneh 'kan?" cerita Sana.

"Keluargaku bukannya drama tapi memang harus begitu soalnya terlanjur rumit,"

"Sudah-sudah karena kalian itu berbagi kehidupan ya berarti memang kalian berdua itu drama!" canda Bibi Choi.

"Bibi!" pekik mereka bersamaan menimbulkan wanita itu tergelak. 

"Kalian itu ada-ada saja ya. Jangan lupa saling minta maaf dan bilang 'i love you' kalau sudah selesai bertengkarnya!"

"Ya ampun, Bi. Bibi kira kami itu anak kecil?" sahut Taehyung menahan malu. Mau bagaimana lagi, toh wanita itu adalah saksi bagaimana Taehyung tumbuh dari bocah ingusan menjadi pria yang bisa membuat bocah. Bibi Choi mengedipkan sebelah mata lantas meninggalkan ruang setelah sebelumnya membereskan piring dan cangkir-cangkir kotor.

Ketika ia lihat Sana, gadis itu melipat tangan di depan dada. Ada sedikit semu merah di pipi meskipun samar.

"Apa? Menungguku bilang maaf dan i love you?" tukas Taehyung sekali lagi membuat Sana heran. "Tidak,"

"Taehyung, kau itu ya, menyebalkan sekali," 

"Kalau kukatakan juga tidak dijawab, bikin malas," gumamnya meledek. "Ayo, ke rooftop sebentar!"

Ada kalanya memang sikap Taehyung itu menyebalkan sampai Sana ingin membabat alis tebalnya itu sampai habis. Lalu sedetik kemudian pikirannya berubah. 

Tempat yang Taehyung bilang rooftop itu indah sekali dengan kerlip tumblr putih hangat yang menjuntai seperti akar tanaman liar. Belum lagi gemerlap kota ditemani langit dengan ornamen anggunnya menjadi pemanis suasana yang tercipta.

Lamunan takjubnya buyar ketika Taehyung pelan mendorong bahunya untuk duduk di salah satu bangku kayu. Pria itu menarik kursi yang lain untuk duduk lantas menyalakan layar tab yang entah sejak kapan berada di tangan.

Cedar HedgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang