(20) Rainy Eve

1.2K 186 71
                                    

Bukan hal yang asing lagi melihat byeongari berbagi tawa di lapangan mini itu. Matahari bersinar terik tapi enam manusia bertingkah manis itu senang saja berlarian kesana kemari mengejar bola yang menggelinding tanpa lelah. Taehyung juga ada di sana menjadi lawan para byeongari.

Dari kejauhan Sana tak jemu memandang rona bahagia yang terpancar. Sesekali ikut tersenyum ketika para byeongari mencurangi Taehyung lewat pemberontakan.

"Mereka lucu ya?" Sana tersentak mendengar suara yang terngiang tepat di sebelah telinganya. Seokjin tersenyum lebar setelah sukses membuat Sana kaget setengah mati. Akhirnya Sana ikut terkekeh.

Detik berikutnya Sana menyadari penampilan Seokjin yang tampan dan rapi. Dia lantas menengok sosok gadis yang tengah memoles make up di ruang tengah. 

"Mau kencan lagi?" tebak Sana menyebabkan pria berbahu lebar itu menggeleng.

"Cuma keluar sebentar sekalian mengantar Irene pulang," 

Kemudian Sana terkejut saat Seokjin menggenggamkan sebuah kotak padanya. Matanya mengerjap lucu menyadari itu adalah parfum keluaran brand mahal. Ia menatap Seokjin keheranan.

"Sebenarnya itu hadiah dari temanku, dia beri dua tapi kurasa kau akan suka," 

"Ah, sungguh ini untukku?" Seokjin mengangguk sedang Sana antusias membukanya lantas mencoba beberapa semprot ke pergelangan tangan. Sana suka sekali dengan aromanya di mana wangi apricot menguar sedikit dominan.

"Oppa, wanginya enak, aku suka sekali," tutur Sana dengan manik berbinar. "Terima kasih,"

"Iya sama-sama," Seokjin mengulas senyum lantas mengacak surai Sana lembut. Pria itu kemudian bergegas menuju garasi dengan langkah pelan.

"Oh, Seokjin juga memberimu parfum?" Gadis Bae itu tiba-tiba datang meraih botol parfum di tangannya.

"Ah... iya," jawab Sana dengan sopan.

"Wah, padahal ini aroma favoritku tapi Seokjin malah memberiku aroma jeruk," gerutu Irene sedang Sana bingung harus berkata apa. Ia sampai mengabaikan tatapan curiga Irene padanya.

"Kenapa Seokjin sampai memberi pelayan sepertimu parfum semahal ini?" 

Sana cukup terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Irene. Ia pun tidak memiliki jawabannya. Sana sibuk mencari jawaban itu hingga tidak sadar mungkin ia berpikir terlalu lama hingga gadis Bae itu jengah menunggu.

"Ah sudahlah!" tukasnya seraya menyodorkan parfum Sana dengan tiba-tiba. 

Sana yang kaget serta cara Irene yang sedikit gegabah menjadi sebab botol parfum itu tidak tertangkap dengan baik. Botol kaca itu lolos begitu saja mencium paving blok. Lalu terdengar bunyi nyaring kaca yang hancur diikuti cairan beraroma manis yang meluber dengan cepat. 

Selang beberapa detik sejak parfumnya hancur, Sana tepekur terlalu syok. Itu parfum yang ia suka, Seokjin memberinya beberapa saat yang lalu dan lagi harganya sangat mahal. Sekarang hancur sudah. 

Rasanya ada kepingan hati yang ikut meremuk.

"Astaga, hati-hati dong! Lihat parfumnya jatuh!" seru Irene seolah tidak ingin disalahkan. Nyatanya suara keras Irene justru menarik atensi manusia yang lain.

Napas Sana tercekat ketika netranya bersirobok dengan Seokjin. Matanya sampai panas karena tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia sangat takut mengecewakan Seokjin.

Hatinya semakin kalut ketika pria sulung itu mengambil beberapa langkah mendekat.

"Ma-maaf," suara Sana bergetar ketika Seokjin sampai di hadapannya. Ia sudah tidak berani melihat Seokjin lagi.

Cedar HedgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang