(25) Wretched

1.1K 198 61
                                    

Ayo disetel lagi Akmu - How Can I Love The Heartbreak~

Bukankah ini akhir yang selalu tebersit dalam benaknya?

Mengapa ketika semua terjadi di depan mata, ketegaran yang ia kumpulkan lenyap tanpa jejak? Meninggalkannya hancur dan tenggelam dalam sunyi yang mengiris.

Di saat yang Sana butuhkan hanyalah penghapus sendu, kotak memorinya memberontak. Ia mengilas balik semua bahagia yang merengkuhnya sesaat. Belum apa-apa ia sudah rindu senyum kotak itu.

Siapa yang pantas disalahkan sekarang? Bilik memori itu bahkan turut menderanya, seperti ingin membuat pemiliknya semakin hancur.

Suara Taehyung terngiang lembut saat tanpa sengaja Sana menatap kristal snowball di bawah jendelanya. Pohon pinus dan gadis penunggang kuda hitam itu tak bergeming di bawah rintik salju dan keping-keping peraknya. 

Itu pinus tapi anggap saja pohon cedar dan kuda hitam itu adalah aku.

Isak tangisnya tak terbendung lagi, serta merta ia peluk lututnya dan tenggelam dalam hening malam. 

Mengapa tidak ia dengar suara hatinya yang meronta-ronta selama ini? Mengapa ia abaikan semua akal sehat yang bisa melindunginya ketika luka itu datang?

Mengapa ia biarkan semuanya jatuh di tangan Taehyung begitu mudah?

You fall for me, don't you?

Bukankah semestinya ia dan Taehyung berakhir seperti ini?

Kenapa sekarang Sana seperti tidak menerimanya? Bahwa ia sudah melakukan dua kesalahan tanpa ia sadari. Ia gagal membuat Taehyung berubah dan sekarang ia ditinggalkan bersama rasa merah jambu yang bertamu. Lalu bagaimana Sana mengurai rasa itu jika ia jatuh sedalam ini?

Sementara itu si pria bersurai hitam hanya mampu bersandar di balik pintu. Semakin hanyut saat ia dengar samar tangis terisak gadis itu. 

Sebelum mengucapkan selamat tinggal, akan kulepaskan.

Tapi aku tersesat di tengah-tengah labirin hatimu. Dari stereo ke mono, begitulah jalan kita terpisah. Ada begitu banyak perasaanku padamu yang harus kulepaskan.

Biarkan saja jangan menangis.

Akan kubiarkan kau pergi dan terbang.

**

Delapan set alat makan itu sudah tertata rapi di atas meja. Lilin-lilin kecil pun menjadi penghias yang tak terlupa sementara bunga-bunga lily merekah indah di sudut-sudut ruang. 

Sana segera berdiri bersama pelayan yang lain, bersiap menyambut dua keluarga yang sesaat lagi akan hadir di tengah-tengah mereka.

Benar saja, terdengar sayup suara langkah beserta bincang-bincang ringan hingga Master Kim dan Nyonya Kim masuk bersama keluarga Bae. Seperti biasa putri Bae itu selalu bersinar dengan senyum pemanis wajah ayunya.

Para pelayan mulai membungkuk hormat hingga putra-putra Kim itu memasukki ruang. Satu per satu putra Kim berjalan melewati Sana menimbulkan wangi yang khas. Taehyung berjalan di belakang dengan langkah pelan, ia tampan seperti biasa dan pandangannya melekat pada Sana. Kontak mata itu hanya terjadi dalam dua ketukan kemudian Sana membungkuk lagi.

Taehyung mengalihkan pandangan sedetik kemudian bersikap seperti tidak terjadi sesuatu lalu duduk tenang di kursinya.

Itu adalah waktu yang berat bagi Sana bahkan hingga ia tiba di playroom, pilunya semakin merasuk. 

Gadis itu terduduk di sana, tepekur dan termangu seorang diri. 

"Noonna," lirih anak itu menarik atensi Sana. Sejenak kemudian anak itu sudah duduk bersamanya menikmati hening yang sama.

Cedar HedgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang