And today bday boy^^
sapa dulu mas ganteng satu ini heheAsap mengepul di atas mangkok menemani makan larut malam dua pria Kim itu. Bunyi nyaring sumpit besi stainless yang bergesekan sahut menyahut. Sesekali Seokjin melirik mangkok si anak bungsu lalu ia berikan pangsit terakhirnya pada Taehyung. Putra tertua Kim itu memungkasi aktivitasnya, kedua sumpitnya ia letakkan berjajar di atas mangkok.
Kedua netranya bersirobok dengan Taehyung yang sejak tadi menunggunya buka suara.
"Bagaimana kuliahmu?"
"Kuliahku?" ulang Taehyung sambil melahap sisa pangsit miliknya. "Mengagumkan,"
"Tumben. Itu kuliah sungguhan apa cuma main dengan perempuan?"
"Ya kuliah lah!" ujarnya membela diri.
"Aku ngobrol dengan abeoji, beberapa anak perusahaan di luar performanya kurang sehat,"
Pria dengan surai hitam itu hanya menyimak selagi mulutnya aktif mengunyah. "Urusannya denganku apa? Kau tidak bermaksud membuangku ke luar 'kan?"
Sebelah alis Seokjin terangkat lalu bibirnya tersenyum tipis. "Aku bilang ke abeoji, kita bisa kirim Taehyung untuk bantuan manajemen di sana. Kau bisa dapat banyak pengalaman tuh!"
Netra Taehyung membulat lebar. Kerongkongannya sampai kepayahan menelan pangsit yang sebenarnya sudah lembut. Seokjin tahu Taehyung tidak akan senang mendengarnya, sekarang terbukti bukan. Adiknya itu memang tidak berminat mengurus tetek bengek The Kims Corp yang super kompleks. Memang itu alasan Taehyung kuliah kelewat santai.
"Aku belum lulus kuliah, aku tidak mau!" ia menolaknya mentah-mentah.
"Berapa sisa semester yang kau punya?"
"Masih banyak, bisa tiga bisa empat," tukas Taehyung. "Kenapa sih tidak kirim saja Namjoon Hyung? Jelas-jelas dia lebih pintar dariku,"
"Kalau bisa selesaikan dalam dua semester, kupertimbangkan usulmu,"
"Ck satu semester juga bisa kalau aku mau," katanya sombong.
"Ya sudah satu semester,"
"Ya ampun," gerutu Taehyung sambil memijat kepalanya. Padahal itu cuma sarkasmenya saja tapi Seokjin malah menganggapnya serius. Pria sulung itu cuma melihatnya dengan tatap, 'makan itu sombong'.
"Oh ya dan soal Sana..." Netra Taehyung yang tadinya menatap pangsit kini terangkat lagi. "Jangan macam-macam, aku mengawasimu!"
Napasnya tertahan ketika pandangannya bertemu dengan sorot tajam Kim Seokjin. Ia berdehem pelan lalu mengerahkan atensinya kembali pada pangsit yang mulai mendingin.
"Hyung sebenarnya kau melihat Sana seperti apa?"
"Kenapa penasaran?" Seokjin meneguk air, dalam hatinya ia tidak sabar mendengar jawaban si anak bungsu. "Takut aku punya perasaan yang sama denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cedar Hedge
Fanfiction[Completed] Awalnya Sana menjadi bagian dari Cedar Hedge karena terpaksa. Tapi di kesempatan berikutnya ia sadar, bahwa itu adalah hadiah untuknya. "Katakan selamat tinggal pada Pewter Dove, kau milik Cedar Hedge sekarang." kata Taehyung. Cedar Hedg...