"Loh kok Fathur nangis sih? Fathur abis dimarahin sama bundanya Fathur lagi ya?"
"Iya, bunda jahat banget sampai mukulin Fathur."
"Ya ampun Fathur kasihan banget. Mas Raka kemana?
"Kabur ga tahu kemana"
"Ya udah Fathur disini aja, main sama Aya. Oh iya ini Tatan kucing baru Aya, lucu kan?"
"Iya, lucu banget. Dia cewek atau cowok?"
"Dia cewek"
"Cewek kok namanya Tatan sih, kalau cewek bagusnya dikasih nama Wati"
"Ga mau! Masa namanya mirip nama istrinya Mang Ujang"
"Hehe soalnya istrinya Mang Ujang cantik, tapi sayangnya udah punya Mang Ujang"
"Emang kalau belum punya Mang Ujang, Fathur naksir sama Tante Wati?"
"Ya enggaklah, Fathur kan masih kecil. Tante Watinya udah besar, mana mungkin Aya"
"Oh gitu, Fathur mau Jus Semangka ga? Sebelum bunda Aya pergi tadi dibuatin Jus Semangka"
"Mau! Fathur suka banget"
"Aya ambilin sebentar ya, Fathur main aja dulu sama Tatan"
***
Pak Zul belum juga menyudahi dongeng sejarahnya, padahal hampir 90% semua murid berada dalam mimpi indah mereka masing-masing. Termasuk Aliya, tidurnya benar-benar terlelap. Baginya, Pak Zul adalah pendongeng terbaik se SMA. Pak Zul memang termasuk dalam jajaran guru senior di SMA Aliya mungkin sekitar 1 sampai 2 tahun lagi ia menikmati masa pensiunnya. Pelajaran sejarah tetap diajarkan di kelas IPA, soalnya masih masuk dalam pelajaran umum. Biarpun jatah mengajar pak Zul di setiap kelas Ipa hanya berkisar 1 jam dibandingkan kelas Ips.
Pak Zul membawa buku-bukunya keluar dari kelas Aliya hal itu juga bersamaan dengan bel istirahat dikumandangkan. Alarm paling mujarab, semua murid yang tadinya menenggelamkan kepala di atas meja kini dengan cepat mengangkat kepala dan langsung melesat keluar kelas. Shafa menyenggol lengan Aliya yang masih molor, ternyata suara belnya belum cukup keras supaya Aliya bisa bangun dari tidurnya.
"Al, udah bel mau ke kantin gak?" ajak Shafa
"Gak deh lo duluan aja, gue gak selera"
"Ya udah kalau gitu gue pergi ya, hati-hati kelas sepi tuh. Bye!"
Aliya memandang sekitar, kelas memang sepi hanya dia dan Raihan. Pria yang ia tebak sebagai teman kecilnya dulu itu masih terlelap. Sepertinya Raihan juga terkena sihir Pak Zul selama pelajaran. Aliya masih penasaran terhadap pria itu, kemarin ia mendengar dengan jelas kalau Raihan menyebutkan nama lengkapnya.
Namanya persis, persis sekali dengan nama teman kecilnya yaitu Fathur. Aliya mengambil botol minuman yang ia bawa berisikan Jus Semangka kesukaannya, bahkan juga menjadi minuman favorit Fathur sejak dulu. Aliya sengaja membawanya untuk memastikan bahwa tebakannya itu benar. Raihan adalah Fathur, teman kecilnya yang sudah lama sekali tidak bertemu dengan Aliya.
Aliya menyenggol pelan lengan Raihan, namun saat itu juga ia terkejut karena Raihan langsung terbangun. Aliya meletakkan botol minuman yang berisikan Jus Semangka itu di atas meja Raihan. Pria itu bingung, lalu ia menggeserkan botol minuman yang diberikan Aliya ke meja di sebelahnya.
"Jangan di geser, ini buat lo" ucap Aliya ia kembali meletakkan botol itu di hadapan Raihan
"Gue gak suka ini terlalu manis"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Time [COMPLETED]
Teen FictionBenar, aku mengenalinya. Aku mengingat seluruh bentuk lekuk tubuhnya, wajah tampannya, sorotan matanya, bahkan tatanan rambutnya yang selalu menjadi point penting dari setiap penampilannya. Raihansyah Fathureza, pria yang menghabiskan moment semasa...