TIGA PULUH

1.4K 63 1
                                    

"Kok neng Aya datengnya sendirian?tumben banget" tanya Mang Ujang pada Aliya yang datang ke warung somay sendiri

"Kan Fathur udah pindah Mang"jawab Aliya lesu

"Hah? Pindah kemana?"

"Sudah di Bandung, semuanya pindah kesana. Makanya Aya sendirian terus sekarang"

"Yah, neng Aya pasti kesepian banget ya? Biasanya kan selalu bareng mas Fathur"

"Ya gitu deh"

"Neng Aya mau pesan apa?"

"Kayak biasa Mang 2 yaa. Kalau bisa semuanya jumbo. Biasanya kalau lagi kangen Aya hobi makan"

"Memang lagi kangen sama siapa?"

"Fathur lah, ga mungkin Mang Ujang"

"Hehe ciee udah kangen aja nih"

"Lah, gimana sih Mang Ujang. Kalau orangnya lagi ga ada disini, ga apa-apa dong kangen"

"Iya deh. Mang Ujang juga kangen kok sama mas Fathur, kangen duitnya yang sering jajan disini haha"

***

Aliya tersedak, akibat serangan dadakan dari pria yang ada dihadapannya saat ini. Raihan dengan cepat menyodorkan segelas air pada Aliya, ia gemas merasa karena ucapannya tadi menjadi penyebab Aliya terbatuk-batuk. Raihan menunggu jawaban Aliya, ini menjadi moment penting baginya. Raihan bersiap, memasang kedua telinganya tajam untuk mendengarkan suara Aliya sebagai jawaban dari ajakannya tadi. Sementara Aliya masih heboh dengan suara batuk yang ia ciptakan itu, mengambil tisu untuk membersihkan kuah somay yang muncrat kesana-kemari.

"Gila lo!" teriak Aliya, kata itu yang pertama kali diucapkannya. Raihan masih menatapnya, ini tatapan serius dan perdana dilakukan oleh Raihan.

"Gila apanya? Gue tadi bilang kalau mulai hari ini kita pacaran. Semua kalimat itu serius, bukan hal gila" ucap Raihan menjelaskan

"Lo becanda Han, lo cuma iseng buat gangguin gue" balas Aliya

"Gue gak pernah iseng buat ngomongin hal kayak gini Al"

"Gak, gak bisa"

"Gak bisa?"

"Iya, gak bisa. Kita udah bertahun-tahun temenan dan tentunya gak bisa lebih dari itu" Aliya menjelaskan opininya. Lagipula mana mungkin dengan serangan dadakan tadi Aliya bisa berpikir jernih untuk langsung mengiyakan ajakan Raihan. Ia juga belum bisa memberi jawaban pada Iqbal, kemudia pria lain datang untuk menyatakan perasaannya juga. Habis sudah! Aliya benar-benar pusing

"Semua orang yang pacaran juga awalnya dari temenan Al"

"Gak bisa! Lo kenapa sih, kesambet apaan sih?"

"Al, diantara cewek sama cowok gak ada hubungan pertemanan"

Aliya diam, ia tak ingin bersuara lagi. Ia lelah jika harus terus-terusan melawan opini yang diberikan oleh Raihan. Bahkan hingga di perjalanan menuju rumahnya, ia hanya diam, tak ingin berbicara pada Raihan yang mengantarkannya sampai ke rumah. Sementara Raihan tanpa rasa bersalah, masih tetap berpegang teguh pada ucapannya tadi. Mulai hari ini mereka berpacaran, terserah bagaimana jawabannya. Mulai hari ini, status pertemanannya sudah berubah. Aliya bukan teman atau sahabat kecilnya Raihan, sekarang Raihan pacarnya Aliya.

***

Aliya bergegas menghabiskan roti bakar yang sudah tersedia di atas meja makan. Aliya memang terlihat buru-buru karena tadi malam begadang mengerjakan tugas, alhasil bangun kesiangan. Roti bakar itu penuh didalam mulutnya, sehingga kesusahan untuk mengucapkan salam dan berpamitan pada ibunya yang juga nanti akan pergi ke kantor.

The Second Time [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang