"Fathur, suara Aya bagus kan?"
"Bagus, tapi masa nyanyi lagu potong bebek angsa sih. Aya ga gaul banget"
"Loh kan anak-anak memang harus menyanyikan lagu anak-anak, Aya juga masih anak-anak"
"Tetap aja ga gaul, nih dengerin Fathur. Kamu dimana... dengan siapa.. semalam berbuat apa.."
"Ihh, lagu apaan tuh. Kepo banget nanya-nanyain lagi dimana terus tadi malam ngapain"
"Itu lagu hits loh Aya semua orang suka"
"Enggak, Aya ga suka. Kesannya kan kepo sama privasi orang"
"Namanya juga lagu, memang Aya mau nyanyi dimana sampai latihan terus"
"Lomba di komplek kita, tadi pak RT buat pengumuman"
"Hadiahnya apa?"
"Sepeda!"
"Wahhhh! Kalau gitu Fathur ga mau kalah dari Aya"
***
Aliya orang pertama yang tiba di ruang ekskul musik. Seperti biasa setiap hari Rabu mereka melakukan latihan musik untuk berbagai kegiatan. Sama hal nya dengan event pensi yang sebentar lagi akan diadakan, latihan akan lebih sering dilakukan baik secara bersama atau latihan individu di rumah. Bagi Aliya menyanyi dan bisa memainkan alat musik itu menjadi salah satu kelebihan terbaiknya. Ia bisa memainkan piano dan gitar sejak kelas 1 SMP.
Dia dan kakak lelakinya ikut latihan bersama Kak Reno, guru privat yang di panggil kerumah oleh ibunya untuk bisa mengajarkan kedua anaknya itu. Tiga tahun belajar dengan tekun, ia bisa membuktikan salah satu passion terbesarnya. Walaupun memang tidak setiap saat harus naik panggung atau mengikuti lomba sana-sini. Ekskul musik di sekolah menjadi wadah baru bagi Aliya untuk bisa lebih banyak mengembangkan dirinya terutama pada bidang ini. Selain itu juga dapat berkolaborasi dengan teman-teman lainnya.
Ia mulai memainkan tuts piano yang sedang menganggur di tengah-tengah ruangan. Perlahan jemarinya menekan tuts sehingga menciptakan irama yang enak didengar. Permainan pianonya itu diikuti dengan suara indahnya. Sembari menutup mata untuk merasakan feel dalam bernyanyi. Penghayatan dalam setiap penampilan itu perlu, ia melakukan kegiatan ini dengan fokus sekali. Hingga tak sadar sudah banyak orang yang bertepuk tangan atas penampilannya itu.
Setelah membuka matanya, tatapan hanya tertuju pada sosok wajah baru ruangan ini. Siapa lagi kalau bukan, Raihan. Ternyata besar juga nyalinya, sampai harus bertemu lagi dengan Aliya. Bisa juga dia mengikuti Aliya sampai kesini.
Aliya menyelesaikan penampilannya, lalu duduk kembali dan memberikan kesempatan pada Bu Ratih untuk membuka ekskul hari ini. Bu Ratih adalah guru kesenian dan pembina ekskul musik di sekolah, ia juga punya banyak penghargaan yang patut dibanggakan dan pantas dengan sebutannya sebagai Whitney Housten di sekolah. Kalau sudah mendengarkan high notes andalan Bu Ratih, dijamin semua orang tersihir dengan suaranya.
"Dari pensi yang sebentar lagi akan diadakan kita harus beri penampilan terbaik. Jangan mau kalah sama ekskul yang lain, buktikan kalau kita punya level yang lebih tinggi dari mereka" kata Bu Ratih, sekalian memberikan wejangan untuk semua anggota ekskul
"Kalau bisa suguhkan hal baru, jangan sama dengan tahun lalu. Buat semua orang termakan oleh sihir-sihir kita. Diskusikan dulu dengan semua anggota, keputusannya nanti beri tahu ke saya. Satu lagi, saya sarankan Aliya buat penampilan spesialmu di panggung nanti" usul Bu Ratih
"Bukannya udah cukup untuk bareng-bareng di atas panggung bu?" tanya Aliya, bukannya tidak mau tampil di atas panggung sendirian. Menurutnya ini akan banyak menyita waktunya, manalagi dia menjadi salah satu panitia penyelenggara dalam acara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Time [COMPLETED]
Teen FictionBenar, aku mengenalinya. Aku mengingat seluruh bentuk lekuk tubuhnya, wajah tampannya, sorotan matanya, bahkan tatanan rambutnya yang selalu menjadi point penting dari setiap penampilannya. Raihansyah Fathureza, pria yang menghabiskan moment semasa...