LIMA BELAS

1.5K 78 0
                                    

"Tatan suka makan somay ga ya?"

"Coba aja Aya kasih sedikit ke Wati, kalau dia suka kita beliin yang banyak di tempat Mang Ujang"

"Ihh, Tatan kayaknya ga suka deh. Dia kepedesan"

"Si Wati cuma tahu makan ikan aja sih, ga gaul banget"

"Fathur, kan udah berulang kali Aya bilangin namanya bukan Wati"

"Hehe maaf Aya, Fathur ingetnya Wati. Soalnya dia cocok dipanggil Wati sih"

"Aya kan udah susah-susah nyariin nama yang paling gemes di google masa Fathur ganti jadi Wati"

"Iya, maafin Fathur ya Aya."

"Kalau mau dimaafin sama Aya, ada syaratnya!"

"Apa?"

"Fathur ga boleh pergi, harus tetap disini bareng sama Aya sampai nanti kita besar"

"Iya, Fathur ga akan kemana-mana kok"

Lalu keduanya menautkan masing-masing jari kelingking sebagai pengikat janji.

***

Aliya merasa aneh dengan pagi nya hari ini, semua anak menatap tajam kearahnya. Kadang-kadang tampak membicarakan dirinya dengan teman lain yang ikutan melirik setiap langkah Aliya. Aliya tentu tak nyaman dengan semua anak yang selalu menyorotinya dari mulai masuk gerbang sekolah hingga ke dalam kelasnya. Aliya meletakkan tas di atas mejanya, mengedarkan pandangan kearah meja Raihan dan ternyata masih kosong.

Padahal niatnya hari ini ingin ngomel panjang lebar pada Raihan yang menghilang saat pensi kemarin, namun apa daya yang membuat masalah itu tidak datang nampaknya. Aliya langsung tak menghiraukan keberadaan pria itu, ia malah menoleh pada Shafa lalu bertanya pada gadis yang sudah lebih dulu datang perihal anak-anak yang memandangnya aneh dari tadi.

"Fa, hari ini gue gak aneh kan?" tanya Aliya mencoba mencari tahu

"Enggak kok, memang kenapa?" jawab Shafa santai

"Gue ngerasa aneh semua orang lihatin gue waktu jalan ke kelas. Gue pikir gue aneh hari ini, apa karena ga pake lipbalm ya?"

"Dihh, ngaco lo. Lagian lo kayak biasa kok, cantik" ucap Shafa lalu mengacungkan jempolnya kearah Aliya, sedangkan yang dipuji hanya membalas pukulan pada pundak Shafa pelan. Ia tersipu juga.

"Al!! lo punya masalah apa sih sama kakak kelas?" tanya Bandi, salah satu teman sekelasnya mendadak mendekati Aliya setelah ia masuk ke kelas.

"Masalah apaan? Lo kali yang dateng-dateng malah bawa masalah, jadi langsung pusing deh kepala gue pagi-pagi" balas Aliya

"Al beneran, kali ini gue ga bercanda ataupun ngeprank. Raisha sama gengnya lagi heboh ngomongin elo, bahkan sampai ngajakin massa buat ketemu sama elo nanti" jelas Bandi, serius. Ia tak berbohong kali ini walaupun dia sudah di hak patenkan sebagai pria paling suka ngeprank seisi kelas.

"Ha?! lo serius Ndi? Al, lo punya masalah apa sih?" tanya Shafa penasaran hingga menggoyang-goyangkan lengan Aliya

"Makanya jadi perempuan yang bener dong, jangan jadi pelakor" Ziya menyambung obrolan mereka, ia tidak mau ketinggalan dengan permasalahan yang sedang dibicarakan oleh Bandi.

Aliya kesal, siapa yang sudah berani menyebut dirinya sebagai pelakor? Pagi-pagi sudah berani merusak mood nya. Siapa pula yang sudah berani menjadikannya sebagai bahan gosip murahan seperti ini? Bahkan tidak lulus seleksi penyuntingan untuk bisa masuk ke berita fenomenal.

The Second Time [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang