KG 5

214 13 1
                                    

"Ada apa?"tanya Andre setelah keluar kelas.

"Lu apain Windy? Jujur!"paksa Fahriza.

"Gue cuma kasih makan dia."jawab Andre jujur.

"Makanannya pedas banget?"tanya Fahriza intens.

"Menurut gue biasa aja pedasnya."jawab Andre.

"Andre! Ish...eukh gue kesal sama lo! Windy tuh enggak bisa makan makanan pedas. Windy kesakitan tau saat makan makanan pedas. Sekarang dia lagi di uks, lagi tidur. Dan kata dokter Ira, Windy kena diare dan serangan panik. Ini semua karena lo!"tukas Fahriza memarahi Andre.

"Salah gue gitu? Salah Windy lah kenapa enggak suka pedas."ucap Andre.

"Salah lo lah!"balas Fahriza.

"Gue? Salah mak gue lah, siapa suruh masak makanan pedas."ucap Andre.

"Kenapa jadi emak lo? Udah pokoknya gue maunya lo yang salah, titik! Cepat minta maaf ke Windy atau gue bilangin kak Lisa."ancam Fahriza.

"Dasar licik! Iyaiya gue minta maaf ke Windy. Nanti gue yang anter dia pulang. Puas lo! Awas lapor ke kak Lisa, gue laporin balik ke bang Hamdi."balas Andre.

"Laporin apaan?"tanya Fahriza.

"Lu udah 1 semester enggak hadirin rapat OSIS dan enggak bantuin acara OSIS."jawab Andre.

Reflek Fahriza menendang tulang kering Andre.

"Dasar mulut ember. Kayak cewek lo!"ketus Fahriza lalu pergi.

Andre mengikuti Fahriza pergi.

Pojok informan : Hamdi adalah abang kandungnya Fahriza, dan Lisa adalah kakak kandungnya Andre. Hamdi dan Lisa sudah menikah setahun yang lalu, yang artinya Andre dengan Fahriza adalah saudara ipar.

Di UKS...

"Windy! Lu udah sadar? Gimana rasanya?"tanya Fahriza khawatir.

"Agak mendingan. Tadi dokter Ira udah nyuruh gue minum oralit buat redain diare gue. Lu kenapa enggak ke kelas? Kan pelajaran Bu Vivi."tanya balik Windy.

"Lu sakit Win, gimana gue bisa ninggalin lo, yang ada gue malah khawatir saat belajar. Udah sekarang gue anter lo pulang nanti gue WhatsApp Reta agar nyusul."jawab Fahriza.

"Gue aja yang anter dia pulang."ujar Andre.

Windy terkejut melihat sosok Andre.

"Enggak mau. Gue mau pulang sama Riza."tolak Windy.

"Lu harus pulang sama gue!"titah Andre.

"Ndre jangan maksa dong!"tukas Fahriza.

"Suka-suka gue lah."balas Andre tak peduli.

Andre menarik tangan Windy.

"Lo ambil tas Windy, gue tunggu di parkiran. Cepat, Za!"titah Andre.

"Kenapa lo perintah gue seenak jidat lo?"tanya Fahriza muak.

"Karena gue ketos. Cepat! Atau mau gue laporin ke bang Hamdi? Oke."jawab Andre sembari mengancam.

Fahriza memukul Andre lalu pergi menuju kelasnya dengan perasaan kesal.

"Andre sialan! Eukh!"selama perjalanan menuju kelas, Fahriza ngedumel.

Bruk

Fahriza terjatuh akibat menabrak seseorang.

"Eh maaf."ucap Fahriza.

"Tapi kamu yang jatuh. Aku minta maaf ya."balasnya lalu membantu Fahriza berdiri.

"Enggak apa. Santai aja. Kalau gitu gue duluan."ucap Fahriza.

"Ah iya."balasnya.

Sesampainya di kelas, Fahriza izin lalu merapikan barang-barang Windy.

"Eh kok gue udah enggak ngedumel tentang tuh ketos edan ya? Masa iya gara-gara gue nabrak tuh anak?"batin Fahriza heran.

"Fahriza? Sudah selesai mengemasi barangnya Windy?"tegur bu Vivi.

"Ah sudah bu. Maaf mengganggu dan maaf saya tidak masuk pelajaran ibu."ucap Fahriza.

"Enggak apa jika demi teman yang sakit."balas bu Vivi.

"Terima kasih bu, kalau begitu saya izin ke parkiran dulu bu."ucap Fahriza.

Setelah dari kelas, Fahriza terpikir sesuatu.

"Andre bukan tipe yang mau kembali lagi ke sekolah jika sudah keluar dari gerbang sekolah. Walau ketos, Andre adalah anak nakal. Mending sekalian aja."gumam Fahriza.

Fahriza izin ke guru yang mengajar di kelas Andre bahwa Andre izin pulang dan mengambil tas Andre.

Sesampainya di parkiran...

"Nih Win, tas lu. Telepon gue kalau Andre berbuat macem-macem lagi. Gue akan langsung pulang."pesan Fahriza.

"Iya. Cepat datang ya Za. Gue gak mau berduaan aja sama ini orang."ucap Windy.

"Siap Win."balas Fahriza.

"Za, tas gue."pinta Andre.

"Ambil sendiri di kelas lo."balas Fahriza.

"Yaelah bukannya sekalian."geram Andre.

"Iyeiye nih gue juga paham sama sikap lo. Jaga Windy dengan benar, jangan sakitin dia lagi. Awas aja!"ancam Fahriza.

"Gue bisa ngurus Windy, lu enggak perlu ngatur gue. Paham."ucap Andre.

"Hati-hati Win."ucap Fahriza setelah Andre pergi keluar dari gerbang sekolah.

Pulang sekolah tiba...

"Za, ayo buruan."panggil Reta.

"Eits, biarkan Fahriza menyelesaikan piketnya."ucap Kesya menahan.

"Ah elah Sya, ini Windy sakit loh. Biasanya lu bolehin anak yang lain enggak piket kalau punya urusan mendesak, masa gue enggak."kesal Fahriza.

"Gue udah ketahuan sama pak Hadi,"

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang