KG 22

134 11 0
                                    

Ijab kabul akan segera dilangsungkan Andre menunggu Windy keluar dari ruangannya.

Saat Windy sudah keluar dan duduk di samping Andre, Andre segera menjabat tangan calon mertuanya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan Alexandre Ganendra Sanjaya bin Akbar Sanjaya dengan anak saya Windrya Pitaloka Mahendra binti Irwan Mahendra, dengan mas kawin seperangkat alat solat dan perhiasan seberat 18 gram dibayar tunai."

"Bismillahirrahmnirrahim. Saya terima nikahnya Windrya Pitaloka Mahendra binti Irwan Mahendra, dengan mas kawin seperangkat alat solat dan perhiasan seberat 18 gram dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah..."

Mereka membaca doa lalu Windy mencium tangan Andre dan Andre mencium kening Windy.

Saat resepsi berlangsung.

"Jadi sekolah enggak tau sama sekali?"tanya Agung.

"Iya. Awas lu berempat ember."ancam Andre.

"Lu juga jangan banyak tingkah, mentang-mentang udah sah, inget loh kalau di sekolah. Cctv mengintai."peringat Reta.

"Iyaiya Ret."ucap keduanya.

Malamnya...

"Jadi mereka mau tinggal dimana?"tanya Irwan.

"Kalau menyesuaikan adat, Windy tinggal di tempat Andre, tapi Andre sedang tinggal di rumah ini."jawab Akbar.

"Yaudah gimana Andre dan Windy tinggal disini tapi kita pasangi cctv, masalahnya Windy tidak boleh hamil lebih dulu sebelum lulus sekolah."ujar Celli.

"Kak, aku juga tau, karena jika Windy hamil pasti aku kena masalah juga."ucap Andre.

"Kak! Masa dipasangi cctv, aku malu lah."protes Windy.

"Yaudah gausah kita apa-apain. Kalian tinggal dirumah ini mulai sekarang, kalau ada apa-apa sebelah rumahnya keluarga Windy. Lalu jangan go publik atau jangan beritahu orang lain kalau kalian tinggal bersama. Andre tahan nafsu mu."ucap Akbar.

"Kami pulang. Kalian hati-hati disini."lanjut Irwan.

Kedua keluarga sudah pergi dari rumah ini.

"Heuh capeekkk."ucap Windy yang mendudukan sofa.

"Win, udah solat isya'?"tanya Andre.

"Udah, kenapa emangnya?"tanya balik Windy.

"Tidur yuk."ujar Andre.

"Kan baru dibilangin sama ayah, tahan nafsu."peringat Windy.

"Win, tidur bareng emang buat kamu hamil? Enggak kan."

"Tapi...aku masih canggung Ndre."

"Yah makanya dibiasakan."

"Au ah. Aku mau tidur di sofa ini aja."

"Serah deh."

Andre pergi ke kamarnya.

"Semenjak kejadian setelah penculikan, Andre tidak begitu kasar dan sudah tidak begitu memaksa kehendaknya apalagi setelah menikah."batin Windy sedih.

"Eh? Tapi bukannya harusnya gue senang? Kan enggak ada yang maksa gue."lanjut Windy berpikir.

"Apa gue lebih suka Andre yang memaksa? Tapi masa iya. Cewek kan suka sama cowok yang baik dan lembut sama cewek, ini kok gue malah terbalik?"bingung Windy.

"Ck. Au ah tidur aja."ucap Windy lalu mulai memejamkan mata.

Lalu Andre turun dari lantai dua dengan membawakan selimut dan bantal.

"Hengm..."Windy membuka matanya.

"Kenapa disini?"tanya Windy dengan wajah kantuknya.

"Kamu beneran enggak pindah ke kamar? Dingin kan Win."tanya Andre perhatian.

"Enggak apa. Udah kamu tidur aja pasti capek kan."jawab Windy pelan.

"Win, ini bantal dan selimut buat kamu kalau kamu enggak mau pindah."ucap Andre memberikan selimut dan bantal.

"Ah, makasih."balas Windy dengan asal dia menyelimuti dirinya.

Andre membenarkan selimutnya lalu mencium kening Windy.

"Andre!"terkejut Windy.

"Ada apa Win?"tanya Andre yang ikut terkejut.

"Ngapain kamu cium kening aku?"tanya Windy polos.

"Bukannya wajar suami cium istri? Ah apa kamu maunya di bibir? Iya?"ledek Andre.

"Enggaklah. Aku cuma risih!"jelas Windy kikuk.

"Udah sono Ndre balik ke kamar."usir Windy.

"Okay."Andre pergi.

Wajah Windy memerah, lalu dia membuka ponselnya, dia mendapat banyak pesan dari teman sekelompoknya.

"Tugas kimia? Yang mana?"Windy mencoba mengingat.

"Ah yang diberitahu Fahriza. Gue kerjain dulu dah."ucap Windy yang mengambil tas sekolahnya.

Pukul 12 malam...

Andre turun ke lantai 1 berniat menonton bola dan memindahkan Windy ke kamar, tapi dia terkejut melihat Windy masih terjaga.

"Win, kamu kenapa begadang?"tanya Andre.

"Aku lupa Ndre kalau besok ada pr. Aku lagi ngerjain. Kamu ngapain turun? Belum tidur juga?"balas tanya Windy.

"Aku mau nonton bola. Udah kerjain dikamar aja Win. Lagian kamu besok mau sekolah? Besok kita cuti aja lah."ujar Andre.

"Ndre kita udah kelas 12 yakali bolos."ucap Windy.

"Ck. Kalau gitu, kita buat kesepakatan."ujar Andre.

"Kesepakatan apa?"tanya Windy.

"Kalau besok kamu mau sekolah, berarti kamu harus tidur sama aku di kamar, tapi kalau kamu enggak mau tidur bersamaku maka besok ambil cuti."ucap Andre.

"Ish apa-apaan sih."bantah Windy.

"Pilih Win!"paksa Andre.

"Apa-apaan sih, kok lu maksa, lu siapa hah?"tanya Windy kesal.

"Gue suami lo!"jawaban tegas Andre.

Windy tersadar.

"Ah iya mulai sekarang gue beneran jadi istrinya Andre."batin Windy.

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang