KG 12

132 10 0
                                    

"Mereka enggak akan mau nunggu, Win."ucap Fahriza.

"Ret, telepon Andre. Bilang suruh dat-- apa yang lo lakukan hah!"marah Windy saat melihat sahabatnya di cekik.

"To...long...lepas.."pinta Reta meronta-ronta.

Buk

Fahriza menendang perut orang yang mencekik Reta. Wajah Reta pucat, dia hampir kehabisan nafas.

"Lu semua cukup bawa gue! Jangan sakiti kedua teman gue, paham!"tegas Fahriza.

"Tapi teman lo ingin melapor. Untuk berjaga-jaga kita bawa juga kedua teman lo."ucap salah satu pemimpin.

Windy dan Reta diberi obat tidur. Fahriza marah besar.

"Kurang ajar!"Fahriza melawan beberapa dari mereka sebelum terkena obat tidur yang disuntikkan secara diam-diam.

****

"Eukh...sakiiit...periiih..."ringis Fahriza saat sadar dan membuka matanya perlahan.

Fahriza melotot saat matanya melihat sepenuhnya.

"Ouh sudah bangun rupanya, bidadari petarung."ucap seseorang dari kegelapan.

"Ck. Nyalain lampunya dong biar keliatan."pinta Fahriza.

Mereka menyalakan lampunya, dilihatnya banyak preman.

Tubuh Fahriza telah dipukuli hingga berdarah selama pingsan, lalu Windy dan Reta diikat di sebuah tiang.

"Cih. Dasar pecundang, beraninya memukul lawannya di saat lawannya lemah."ketus Fahriza.

Karena kesal, Leo sebagai pimpinan memerintah seluruh anak buahnya untuk menghajar Fahriza yang terikat di kursi.

Windy dan Reta terbangun lalu terkejut melihat apa yang mereka lakukan terhadap Fahriza.

"Cukup ya! Lo semua gak punya otak! Pria kok keroyokan dan lawannya cewek yang lagi diikat lagi!"teriak Reta kesal.

"Memang cara ini memalukan tapi jika demi kemenangan, tak apa kan? Lanjut!"ucap Leo memerintah.

"Sakiiiit..."batin Fahriza meringis.

Windy tak tahan melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu.

Brak

Seseorang mendobrak pintu ruangan.

"Beraninya culik cewek gue!"murka Agung dan memukuli anak buah Leo.

"Win, butuh pertolongan?"tanya Andre.

"Andre bantuin Fahriza. Buruan kesian dia."pinta Windy sembari menangis.

"Kok Fahriza? Gue nanya sama lo, lo butuh bantuan gue enggak?"tanya Andre mengulang.

"Andre ini bukan saatnya! Bantuin Fahriza buruan!"titah Windy.

"Ck."dengan kesal Andre menghampiri Windy dan melepaskan ikatan Windy lalu membopong Windy keluar.

"Woy mau bawa dia kemana? Balikin!"titah salah satu anak buah Leo.

"Hah? Balikin? Lo siapa?!"Andre menatap tajam orang yang memerintahnya.

"Gue bukan orang yang mau di perintah! Paham!"jelas Andre sembari menendang perut orang tersebut hingga tersungkur.

"Eukh...sialan! Mati lo!"teriak orang tersebut yang kembali bangkit tapi mengacungkan cutter.

"Mau bunuh gue pake cutter? Enggak mempan!"tukas Andre.

"Kalau belum di coba mana tau!"balasnya dan menyerang Andre.

Di lain tempat, Agung yang sudah membereskan setengah dari anak buah Leo langsung membopong Reta keluar dari ruangan tersebut.

Tapi Leo memanggil bala bantuan.

Bantuannya lebih kuat. Agung dan Andre dihajar sampai tak bisa bangun, lalu Windy dan Reta terlempar dari bopongan Andre dan Agung.

"Leo, dimana anak yang melukai Serhan?"tanya salah satu pimpinan-Jec.

"Tuh lagi pingsan di kursi sehabis di keroyok."jawab Leo menunjuk Fahriza.

"Perempuan? Heh? Enggak salah nih? Serhan kalah sama anak SMA perempuan lagi. Mau taruh dimana muka kita sebagai preman pria terkuat di wilayah ini!"murka Jec dan menendang perut Fahriza hingga kursinya terlempar mundur dan Fahriza ikut terlempar.

"Sakiiit..."ringis Fahriza.

"Apa? Sakit? Kalau enggak mau sakit, jangan coba-coba lawan kami!"tukas Jec yang menjambak kerudung dan rambut Fahriza.

Kerudung Fahriza sudah berantakan, luka dimana-mana.

Buk

Jec merasakan wajahnya di tendang seseorang hingga terdorong jauh.

"Kak, kakak enggak apa?"tanya orang yang telah menendang Jec dan dia adalah Athalla.

"Athalla? Lo berantem?"tanya Fahriza tak percaya.

"Jika ada orang yang membutuhkan kita, mau enggak mau harus bantu kan dan mau enggak mau ikut berantem."jawab Athalla.

Fahriza tersenyum senang. Athalla mengulurkan tangannya membantu Fahriza berdiri.

"Kak, maaf ya."ucap Athalla lalu membenarkan kerudung Fahriza.

"Ah..eh...udah biar gue aja Thal. Eh maaf salah manggil lagi."ucap Fahriza kikuk.

Athalla tersenyum.

"Enggak apa. Panggil namaku sesuai keinginan kakak aja."balas Athalla.

"Serius nih?"tanya Fahriza.

"Serius lah."jawab Athalla.

"Heh? Udah pacarannya? Brengs*k kalau mau pacaran jangan disini beg*!"maki Jec dan melancarkan serangan bertubi-tubi.

Fahriza menghindari serangannya begitu juga Athalla.

Dengan gesit Athalla mematikan pergerakan Jec. Jec tidak berkutik. Di saat Athalla sibuk menghentikan Jec, anak buah Jec menyerbu Athalla.

Tapi Fahriza melawan semuanya. Setelah selesai mengurus anak buahnya Jec, Fahriza membantu Athalla melumpuhkan Jec.

Fahriza menibani tubuh Jec dan memiting lengan nya.

"Akkkh..stop! Stop! Stop! Stop! Gue ngaku kalah. Cepat lepas!"

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang