KG 13

132 9 0
                                    

Athalla mulai melonggarkan cengkramannya setelah mendapat kode dari Fahriza.

Fahriza merasa bahwa Jec juga sudah menyerah.

"I--ini? Jec kenapa lo nyerah gitu aja sih?"tanya Leo bingung.

"Udahlah Leo. Ini urusannya Serhan. Lagian kekuatan kita enggak sebanding. Sebenernya gue malu mengatakan ini tapi gue mengakui bahwa kekuatan anak SMA apalagi dia, perempuan lebih kuat dari gue."jawab Jec.

Fahriza tersenyum.

"Sorry yak kalau gue dan teman-teman gue udah nyakitin lo lewat fisik."ucap Jec.

"It's okay. Hanya fisik."balas Fahriza tak masalah.

"Bener enggak masalah? Awas loh lu diputusin pacar lo gegara fisik lo enggak bagus."ucap Jec.

"Hah? Pacar? Siapa? Dia maksud lo?"tanya Fahriza menunjuk Athalla.

Jec mengangguk.

"Siapa lagi kalau bukan yang berantem bareng lo."jawab Jec.

"Dia adik kelas gue. Teman gue juga, bukan pacar."jelas Fahriza.

"Oh gitu. Eh artinya gue dikalahin dua bocah!"terkejut Jec.

Fahriza mengangguk.

"Gue kira umurnya sama kayak gue."ucap Jec.

"Sama? Ngaca lo. Wajahnya masih imut dan babyface gini lu samain sama wajah lo, aneh deh."balas Fahriza mencubit pipi Athalla.

Jec melihat wajah Athalla memerah layaknya udang rebus.

"Udah jangan dicubitin pipi orang, merah tuh wajahnya."celetuk Jec.

"Eh? Maaf Thal."ucap Fahriza melepas cubitannya dan meminta maaf.

"Eh...ah...enggak apa kak."balas Athalla kikuk.

"Za, Athalla."panggil Windy.

"Ah iya. Yaudah semuanya bye~"pamit Fahriza lalu menarik tangan Athalla agar ikut keluar dari ruangan.

"Lucu banget liat orang jatuh cinta."ucap Jec sembari tertawa kecil.

Lalu di luar ruangan, hari sudah mulai gelap. Windy menatap arloji nya.

"Jam 11 malam! Berarti kita di culik lama banget dong."seru Windy.

"Maaf ya Win, Ret. Gegara masalah gue, lo berdua kena getahnya."ucap Fahriza menunduk.

Windy dan Reta saling menatap lalu memeluk Fahriza.

"Yaelah lu anggap kita apasih? Santai aja Za."ucap Reta.

"Kita enggak apa kalau ke tarik dalam masalah lo."tambah Windy.

"Tapi gue merasa bersalah. Sekali lagi maaf ya. Dimaafin enggak?"tanya Fahriza.

"Dimaafin lah sayangku."jawab keduanya sembari melepas pelukan.

"Hm...Athalla, Agung, dan lo Ndre. Gue juga minta maaf ya, lu bertiga udah repot-repot bantu kita, dan padahal ini masalah gue. Maaaf bangeeet..."ucap Fahriza.

"Lu anggap kita apaa?"tanya Agung.

"Santai sih."lanjut Agung.

"Aku enggak apa kak, yang penting kakak selamat dan masalah kakak selesai. Aku senang bantu kakak."ucap Athalla tersenyum.

"Yaaah paling gue cuma maafin lo karena lo udah nyusahin gue dan buang waktu gue. Tapi gue belum maafin lo karena lo udah membawa Windy dalam bahaya. Gue aduin ke kakaknya."ucap Andre.

"Gapapa dah aduin. Gue juga minta maaf sama lo karena udah bawa Windy dalam bahaya."balas Fahriza.

"Ndre lu apaan sih. Gue aja enggak apa. Kenapa lu enggak maafin Fahriza dengan alasan keselamatan gue?"tanya Windy.

"Ih dasar cewek enggak peka!"ketus Andre.

"Gue peka ya!"protes Windy.

"Trus apa buktinya kalau lu cewek peka?"tanya Andre.

"Nah lu juga apa buktinya kalau gue bukan cewek yang peka?"tanya Windy.

"Dua-duanya sama-sama ngotot."gumam Fahriza dan Reta.

"Udah deh kalian saling jawab aja pertanyaannya jangan nambah pertanyaan lagi."ujar Agung.

"Iya benar. Selesaikan biar semua jelas."lanjut Fahriza.

"Oke. Gue akan kasih bukti kalau gue cewek peka ke lo cowok resek!"ucap Windy penuh kekesalan.

"Baru kali ini liat Windy kayak gini, emang cuma sama Andre yang bisa buat Windy marah dan kesal kayak gini."gumam Fahriza dan Reta.

"Kalau gitu apa buktinya?"tanya Andre.

"Gue tau lo suka sama gue! Makanya segala cara lo lakukan agar gue respon lo, kan."jawab Windy.

Wajah Andre sedikit terkejut.

"Hem. Trus kenapa enggak direspon? Karena peraturan? Atau karena--"

"Gue benci sama lo! Itu alasan gue enggak ngerespon lo."jawaban tegas Windy.

Andre terdiam.

"Benci!"terkejut mereka.

"Wow wow rileks Win. Bisa lo jelasin kenapa lo benci Andre?"tanya Fahriza.

"Karena dia cowok egois! Brengsek! Tukang perintah! Sok berkuasa! Sok jadi raja! Sok tampan! Semua dia tuh sok! Belagu, tukang pamer! Enggan nolong orang! Enggak pengertian! Jahilnya kebangetan banget!Berkebalikan sama sifat yang gue suka. Jadi namanya kebalikan dari suka adalah benci, Za."jelas Windy.

Mereka mengangguk paham.

Andre segera menaiki motornya dan melaju pergi meninggalkan kelima temannya yang terbengong.

"Dasar BAPER!"teriak Windy saat Andre melaju.

"Win, Win, sudah. Tenang. Ini udah malam."ucap Fahriza.

"Kita pulang yuk."ajak Reta.

"Eh trus aku gimana, Ret?"tanya Agung.

"Kan kamu bawa motor sama Athalla, lebih baik pulang duluan. Kita naik taksi aja."jawab Reta.

"Enggak! Aku enggak mau. Kalian perempuan, pulang malam. Mencari perkara buat di godain preman ya!"marah Agung.

"Agung tenang. Aku enggak mau gitu. Abisnya jika aku naik sama kamu, trus Fahriza naik sama Athalla, lalu Windy pulang sendiri gitu? Lebih bahaya lagi kan."jelas Reta sembari memberi pelukan ke Agung.

ketos gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang